247 Jurnalis Gugur di Gaza, Jumlah Korban Lampaui Perang Dunia II

0
26 views

Menjadi jurnalis bukan sekadar profesi, melainkan panggilan untuk menyuarakan kebenaran. Namun, di wilayah konflik, panggilan itu justru menjadi taruhan nyawa. Gaza menjadi bukti paling nyata, sejak Oktober 2023, lebih dari 247 jurnalis gugur akibat serangan militer Israel, menurut catatan Juru Bicara United Nations Human Right, Thameen Al-Kheetan. Angka ini bahkan melampaui jumlah jurnalis yang tewas dalam Perang Dunia dan konflik besar lainnya.

Data dari Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menegaskan, konflik Gaza adalah konflik paling mematikan bagi jurnalis sepanjang sejarah. Banyak dari mereka terbunuh saat meliput di rumah sakit, kamp pengungsian, hingga di rumah sendiri. Tuduhan afiliasi dengan kelompok militan kerap dilontarkan tanpa bukti jelas, seakan dijadikan pembenaran atas kekerasan yang terjadi.

Tiga Fakta Tragis tentang Jurnalis Gugur di Gaza

1. Jumlah Korban Melampaui Perang Dunia
Dalam Perang Dunia I dan II, total jurnalis yang gugur tercatat 68 orang. Di Perang Vietnam, 63 orang. Di Perang Afghanistan, 127 orang. Namun di Gaza, hanya dalam waktu kurang dari setahun, lebih dari 247 jurnalis telah gugur.

2. Target Serangan di Zona Sipil
Mayoritas jurnalis tewas bukan di medan perang, melainkan di zona sipil. Mereka meliput dari rumah sakit, sekolah, hingga tempat pengungsian. Amnesty International menyebut serangan terhadap jurnalis di area sipil bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang jika terbukti disengaja.

3. Ancaman Serius terhadap Kebebasan Pers
Ketika jurnalis dibungkam, yang hilang bukan hanya berita, tapi juga hak publik untuk mengetahui kebenaran. Pembunuhan jurnalis adalah bentuk pembungkaman sistematis terhadap kebebasan pers. Tanpa mereka, dunia kehilangan saksi sejarah, pengawas kekuasaan, sekaligus penghubung antara tragedi dan empati global.

Kita tak boleh hanya menjadi penonton. Dukung media independen, sebarkan informasi yang kredibel, dan bersuara ketika kebebasan pers terancam. Karena di balik setiap berita yang kita baca, ada nyawa yang dipertaruhkan demi nurani publik.

Ingat! Jurnalis bukan musuh, melainkan mata dan telinga dunia. Ketika mereka dibunuh, yang gugur bukan hanya tubuh, melainkan juga suara kebenaran.

Penulis: Frida 
Editor: Lydia