Setiap bulan Ramadan, ada satu fenomena unik yang selalu dinantikan banyak orang, yaitu “Berburu Takjil Gratis” kini yang biasa di sebut dengan istilah “War Takjil Gratis”. Fenomena ini terjadi menjelang berbuka puasa, saat orang-orang berburu takjil gratis yang dibagikan oleh berbagai komunitas, masjid, atau orang dermawan.
Ternyata, berburu takjil gratis bukan hal baru, lho! Tradisi ini sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad. Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk berbagi makanan berbuka kepada sesama. Dalam hadis riwayat Tirmidzi, beliau bersabda:
“Barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun.”
Menurut jurnal International Conference on Muslim Society and Thought yang ditulis oleh Vela Qotrun Nada, tradisi berbagi makanan berbuka sudah menjadi bagian dari budaya Islam sejak masa Nabi Muhammad. Pada waktu itu, makanan seperti kurma, roti, dan air sering dibagikan di masjid atau rumah-rumah para sahabat. Khalifah Utsman bin Affan bahkan membangun sumur dan menyediakan makanan bagi mereka yang kurang mampu.
Saat ini, fenomena “War Takjil Gratis” semakin berkembang dan menjadi bagian dari kebersamaan di bulan Ramadan. Orang-orang rela datang lebih awal dan memilih lokasi strategis agar tidak kehabisan takjil yang dibagikan secara gratis. Makanan yang tersedia pun beragam, mulai dari kurma, kolak, es buah, hingga nasi kotak.
Seiring berkembangnya media sosial, fenomena ini makin viral, terutama di TikTok. Banyak video yang mengabadikan momen-momen unik dan seru dari para pemburu takjil. Dalam jurnal Bisnis dan Komunikasi Digital oleh Siti Aminah, konten “War Takjil Ramadan” di TikTok membantu memperkuat rasa toleransi antarumat beragama.
Selain itu, jurnal Sosial Budaya Islam Kontemporer yang ditulis oleh Ridho Egi Adi Saputra, menyebutkan bahwa fenomena berburu takjil gratis juga mencerminkan solidaritas sosial dalam kehidupan masyarakat urban. Kegiatan ini mempererat hubungan antarwarga dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya berbagi di tengah perbedaan sosial ekonomi.
Di balik keseruannya, “War Takjil Gratis” mencerminkan nilai berbagi dan solidaritas. Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang kebersamaan serta membantu sesama. Fenomena ini menjadi bukti bahwa kebaikan bisa datang dari mana saja dan untuk siapa saja.
Jadi, kalau Sigmania berkesempatan ikut “War Takjil Gratis”, jangan lupa menikmati keseruannya dengan tetap menjaga sikap dan berbagi dengan mereka yang lebih membutuhkan.
Penulis: Davina
Editor: Lydia