Serang, lpmsigma.com – Hasil riset Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) yang tergabung dari Senat Mahasiswa Universitas (SEMA U), SEMA FADA, SEMA FUDA, DEMA FADA, DEMA FTK, DEMA Syariah, serta Forum Silaturahmi Organisasi Eksternal (FSOE) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasannudin Banten, menunjukan bahwa terdapat 163 mahasiswa baru jalur PCMB merasa terbebani dengan besaran biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mereka terima. Senin (18/8).
Alam, selaku Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (SEMA U) menyatakan bahwa dirinya menerima banyak laporan mengenai biaya UKT pada mahasiswa baru jalur Mandiri PCMB yang merasa terbebani dengan nominal besaran UKTnya.
“Iya, jadi saya dan teman-teman Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dari fakultas menampung banyak keluhan dan aspirasi dari para mahasiswa baru yang menyatakan terbebani dengan besaran ukt yang diterimanya. Karena besaran nominal UKT yang diterima dan gaji para orang tua mereka tidak seimbang nominalnya. Contohnya gaji orang tua Rp.2.000.000 tetapi UKT yang diterimanya itu Rp. 3.800.000,” ungkapnya ketika diwawancarai oleh kru LPM SiGMA.
Ia turut menyatakan bahwa permasalahan UKT ini sangat disayangkan karena dapat mengancam mahasiswa baru untuk putus kuliah.
“Permasalahan biaya UKT ini memang sangat disayangkan, apalagi yang terkena dampaknya adalah para mahasiswa baru yang bercita-cita untuk melanjutkan studinya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi kejadian buruk seperti putus kuliah, saya dan teman-teman ormawa lainnya mengharapkan agar pihak kampus mampu mengadakan banding ukt di awal semester bukan hanya di semester 2 menuju semester 3 (masa transisi),” ungkapnya.
Selain itu, ia juga turut menyayangkan sistem banding UKT di Kampus UIN SMH Banten yang dinilai kurang memadai.
“Seperti yang kita ketahuikan di Kampus kita ini hanya bisa banding UKT itu sekali ketika di semester 2 ke semester 3, lalu jika kita gagal dalam banding maka kita tidak bisa ikut banding UKT lagi. Sedangkan permasalahan ekonomi setiap orang itukan berbeda ya, nah ini yang disayangkan karena bisa membuat mahasiswa memilih untuk berhenti kuliah, karena jika berharap pada beasiswa pun itukan kuotanya sangat kecil,” ungkapnya.
Di sisi lain, Mahdori, selaku Ketua Umum Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (DEMA FTK) menyayangkan isu tersebut, karena sebanyak 42,3% mahasiswa FTK dari hasil responden terkena dampak dari kenaikan biaya UKT tersebut.
“Sebagai fakultas dengan jumlah mahasiswa paling banyak di Kampus UIN Banten ini, saya dan rekan yang lain turut menyayangkan kejadian ini, karena dari ratusan mahasiswa yang menjadi responden dan 42,3% nya adalah mahasiswa FTK mereka terkena dampak dari kenaikan UKT untuk jalur mandiri PCMB. Hal ini ditakutkan dapat menjadi penyebab mereka untuk tidak melanjutkan studi kedepannya karena masalah finansial,” ujarnya ketika diwawancarai.
Ia juga menyebutkan harapannya agar para mahasiswa baru tersebut dapat diberikan kebijakan lebih lanjut agar dapat melanjutkan studi kedepannya nanti.
“Harapan saya untuk pihak kampus kepada ratusan mahasiswa tersebut, semoga pihak kampus dapat memberikan kebijakan lebih lanjut yang cukup bijak agar UIN Banten tidak kehilangan calon mahasiswanya. Oleh karena itu, saya berharap semoga para pimpinan dan pihak rektorat mampu membantu mereka untuk menggapai mimpinya, melalui memberikan bantuan beasiswa, banding ukt, atau kebijakan lainnya,” tutupnya.
Reporter: Nabel
Editor: Lydia