Mengenal Teater Tradisional Ubrug

0
782 views

Tidak hanya terkenal dengan kesenian debusnya, Banten juga memiliki kesenian teater tradisional yang bernama Ubrug.

Ubrug merupakan teater tradisional yang berkembang di daerah Banten. Kesenian ubrug ini merupakan perpaduan antara tarian, musik, gerak, dan lakon (humor).

Dalam Kamus Bahasa Sunda, kata Ubrug berarti sebagai bangunan darurat, tempat bekerja sementara untuk beberapa hari saja, misalnya untuk kepentingan hajatan atau pesta. Kemudian kata tersebut digunakan sebagai nama kesenian, mungkin dikarenakan pada masa lalu pemain kesenian Ubrug sering berpindah tempat dan membuat bangunan sementara saat akan mengadakan suatu pertunjukan.

Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, persebaran seni ubrug dimulai dari Leuwi Damar-Cikeusal-Pagelaran Pandeglang-Panimbang.

Alat musik yang dipakai pada teater ini cenderung menggunakan alat musik tradisional, seperti gendang, gamelan, kecrek, saron, kempul dan masih banyak lagi. Cerita yang dibawakan saat pentas pun cenderung bebas, tergantung daripada tim Ubrug tersebut, akan tetapi di setiap cerita biasanya diselipkan pesan-pesan moral. Bahasa yang biasa dibawakan tergantung di mana Ubrug ini di pentaskan, biasanya bahasa Indonesia saja bahkan bahasa Sunda bercampur bahasa Indonesia.

Pementasan Ubrug di mulai dengan musik tradisional kemudian diiringi oleh tarian. Pemain Ubrug terdiri atas pembawa lakon, nayaga (penabuh gamelan), penari, dan sinden. Busana yang dikenakan pembawa lakon bergantung dari peran yang dibawakan. Pada saat teater Ubrug berlangsung, biasanya tidak terdapat jarak yang jauh antara penonton dengan lakonnya, sehingga menciptakan suatu komunikasi pertunjukan yang sangat akrab dan memberikan pesan moral
bagi masyarakat, dan ini merupakan salah satu keunikan dari teater Ubrug tersebut.

Tetapi pada saat ini teater Ubrug sudah jarang ditampilkan dalam acara hajat atau pesta, hanya tersisa beberapa grup pementasan Ubrug yang masih tersedia untuk dianggap saat pementasan. Salah satunya, Grup Cantel dari Kampung Prisen, Dusun Kiara, Kec Walantaka, Kota Serang.

Penulis: Ima
Editor: Alfin