Menilik Dampak Perpindahan Kampus UIN Banten terhadap Para Pelaku Usaha

0
412 views

Serang, lpmsigma.com – Sejak 6 Februari lalu, kampus UIN Banten yang terletak di Ciceri tampak terlihat sunyi dan sepi dari gerombolan Mahasiswa dikarenakan adanya perpindahan kegiatan belajar mengajar ke Gedung baru yang berlokasi di Jalan Palima Serang Banten.

Hal tersebut ternyata menjadi kabar buruk bagi para pedagang yang berada di lingkungan Kampus, pasalnya mereka kehilangan sosok pelanggan setia.

Pada 14 Februari kemarin, saya menghampiri salah satu pedagang yang berada di kantin yang bernama Roni Suharno atau biasa dipanggil oleh mahasiswa Masno, terlihat Masno sedang merapikan buah dagangannya seorang diri.

Pada saat itu, kantin terlihat sangat sepi seperti hari libur yang saya rasakan. Kemudian, saya menanyakan bagaimana penjualan hari ini setelah mahasiswa pindah, Masno menuturkan sangat turun drastis bahkan ia tidak bisa menyebutkan presentase penurunannya.

“Uh, pokoknya turun drastis ini mah, ga bisa di presentasekan, biasanya melon satu hari habis 4 buah, inima cuma 1 buah bahkan kadang engga,” ucapnya dengan nada menurun.

Lanjutnya, Masno berharap agar bisa cepat pindah ke Kampus baru tersebut akan tetapi ia mengaku pihak Pusat Pengembangan Bisnis (P2B) UIN Banten belum memberikan konfirmasi.

“Mudah-mudahan bisa cepat pindah ke sana, soalnya kita ga bisa sewenang-wenang pindah, jadi harus nunggu perintah dulu kan dari P2Bnya,” katanya sambil mengelap etalase dagangannya.

kedai Stadion Maulana Yusuf Kota Serang (15/23)

Selain berdampak pada kantin Kampus Satu, ternyata hal yang sama juga dirasakan para pedagang dan Kedai Area Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Tempat tersebut juga tampak sepi, dari yang biasanya dipadati oleh sebagian besar mahasiswa UIN dari pagi hingga malam, kini pemandangan tersebut hanya menjadi kenangan.

Irul, salah satu pemilik kedai di area Stadion mendapati nasib yang sama dengan para pedagang kantin, ia mengaku dampak penurunan omset sangat luar biasa terjadi hingga 70%, Ia sangat kehilangan pelanggan yang sebagian besar adalah mahasiswa UIN, “luar biasa dampaknya, ” ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Bukan 50% turunnya tapi 70% malah, biasanya di sini padet nih 20 orang mahasiswa UIN bahkan lebih dari pagi sampe malem itu pasti, sekarang ga ada sama sekali,” lanjutnya.

Setelah banyak berbincang soal dagangannya, Irul juga ternyata mempunyai kos-kosan yang bernasib sama sepinya

“Saya juga punya kos-kosan itu di jalan belakang kampus, semuanya pindah pada keluar jadinya kosong sekarang sepi,” tuturnya dengan nada rendah.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sabar Pemilik Kedai Kopi, ia mengatakan bahkan satu hari pernah hanya mendapatkan uang 5000 untuk secangkir kopi dari pembeli.

“Kemaren tuh, saya sehari hanya dapet 5000 itu secangkir kopi doang dari pembeli, tapi tidak masalah saya tetap bersyukur,” tuturnya.

Reporter: Olis