Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the astra-sites domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u642071575/domains/lpmsigma.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the rank-math domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u642071575/domains/lpmsigma.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the advanced-ads domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/u642071575/domains/lpmsigma.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121

Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain td-cloud-library dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/u642071575/domains/lpmsigma.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Fakta Menarik tentang Kolak, Takjil Manis Yang Dipengaruhi oleh Budaya Arab - LPM SiGMA
BerandaTriviaFakta Menarik tentang Kolak, Takjil Manis Yang Dipengaruhi oleh Budaya Arab

Fakta Menarik tentang Kolak, Takjil Manis Yang Dipengaruhi oleh Budaya Arab

Kolak merupakan salah satu hidangan khas Indonesia yang selalu hadir saat bulan Ramadan. Rasanya yang manis dengan kuah santan yang gurih membuatnya menjadi takjil favorit banyak orang. Namun, tahukah kamu bahwa kolak memiliki sejarah dan filosofi yang unik? Yuk, simak beberapa fakta menarik tentang kolak!

Faktanya, meskipun kolak sangat identik dengan kuliner Nusantara, ternyata keberadaan kolak dipengaruhi oleh budaya Arab. Menurut sejarawan dan penulis buku Jejak Rasa Nusantara ” Sejarah Makanan Indonesia,” Fadly Rahman, Hidangan ini dibawa oleh para pedagang dan penyebar agama Islam dari Timur Tengah.

Di negara Timur Tengah, makanan serupa kolak menggunakan bahan dasar kurma, susu, dan madu. Saat tiba di Indonesia, kolak diadaptasi dengan bahan-bahan lokal seperti pisang, ubi, dan singkong, serta menggunakan santan dan gula merah untuk menciptakan cita rasa khas.

Kolak bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki sejarah dalam penyebaran Islam di Indonesia. Pada masa lampau, para ulama menggunakan kolak sebagai simbol dakwah. Kolak sering disajikan di bulan Sya’ban, satu bulan sebelum Ramadan, sebagai bentuk ajakan untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Nama “kolak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu “Khalik”, yang berarti Sang Pencipta atau Tuhan. Hal ini dikaitkan dengan filosofi makanan ini yang mengajak orang untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Melansir dari artikel situs sejarah Historia, Arkeolog Dwi Cahyono, pisang kepok yang sering digunakan dalam kolak berhubungan dengan bahasa jawa “kapok,” yang artinya jera. Kata kapok disebut melambangkan ajakan untuk bertobat dan tidak mengulangi kesalahan.

Setiap bahan dalam kolak juga memiliki makna filosofis tersendiri. Seperti ubi atau telo pendem, menggambarkan ajakan untuk mengubur kesalahan dan memperbanyak amal baik. Sedangkan santan melambangkan keseimbangan hidup, mengingatkan manusia untuk selalu menjaga harmoni dalam menjalani kehidupan. Masyarakat Jawa percaya bahwa menyantap kolak saat Ramadan bukan sekadar menikmati hidangan manis, tetapi juga sebagai bentuk introspeksi dan peningkatan ibadah.

Kolak tidak hanya terdiri dari pisang dan ubi. Di berbagai daerah Indonesia, ada banyak variasi kolak yang unik, seperti kolak biji salak, kolak durian, dan kolak labu kuning yang sering ditemukan di daerah Sumatra.

Setiap daerah memiliki cara sendiri dalam mengolah kolak, tetapi semuanya tetap mempertahankan cita rasa manis dan gurih yang khas.

Itulah beberapa fakta menarik tentang kolak yang mungkin belum banyak diketahui. Sekarang, setiap kali menikmati kolak, kamu bisa mengingat sejarah dan filosofi unik di balik hidangan manis ini!

Penulis: Frida
Editor: Enjat

- Advertisment -

BACA JUGA