BerandaUncategorizedKata Mahasiswa Usai Penetapan Ketua DEMA-U dan SEMA-U 2021

Kata Mahasiswa Usai Penetapan Ketua DEMA-U dan SEMA-U 2021

Ilustrasi : Olis Mukhlis

dibaca normal 2 menit

Serang, lpmsigma.com – Penetapan pemenang dalam Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) tahun 2021 merupakan tanda berakhirnya kisruh percaturan politik di kampus UIN Banten. Terlepas dari perebutan kekuasaan, penetapan pemenang dalam PUM bisa juga diartikan sebagai gerbang awal dalam menyongsong perubahan atas seribu satu macam permasalahan yang ada di kampus.

Tentu, setelah ditetapkannya Faiz Naufal dan Siti Mawadah sebagai Ketua DEMA-U dan SEMA-U ini menjadi harapan baru seluruh mahasiswa. Dengan adanya kepemimpinan baru setidaknya akan menjadi jembatan perubahan kampus UIN Banten ke arah yang lebih baik.

Ira Mira, Salah satu mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan mengatakan, selama hampir tiga tahun kuliah di UIN Banten belum merasakan keberadaan peran serta fungsi Dewan Eksekutif Mahasiswa dan Senat Mahasiswa. “Bagi ‘gue’ sebagai mahasiswa kampus dua di UIN Banten, DEMA dan SEMA hanya merupakan organisasi tahunan tanpa kinerja yang ga tau fungsinya sebagai apa,”

Ia ingin di tahun ini pemimpin yang sudah terpilih bisa membawa perubahan serta mampu menggerakan kehidupan kampus, sehingga bisa meningkatkan produktifitas mahasiswa dalam berkarya.

“Semoga sih pemimpin di tahun ini bisa membawa perubahan, sehingga mahasiswa bisa meningkatkan produktifitas,” ucapnya.

Senada dengan Ira, salah satu mahasiswa Fakultas Dakwah, Fikri Mawandi juga menilai ada dan tidak adanya sosok pemimpin dalam tubuh DEMA dan SEMA tidak akan menyelesaikan persoalan konkret yang ada di kampus UIN Banten.

“Ada dan tidak adanya DEMA-U dan SEMA-U, kampus UIN Banten tetap menjadi kampus ‘auto pilot’, tetap dengan persoalanya, tetap dengan persoalan yang lebih akut,” katanya.

Selain itu, Fikri juga mengaku sudah kehilangan kepercayaan terhadap siapapun yang memimpin DEMA maupun di SEMA. “Saya sih sudah kehilangan kepercayaan, tapi kalau untuk membuktikan kami membuka mata lebar-lebar. Yang pastinya masyarakat UIN akan tetap mengontrol keberlangsungan kiprah mereka soal permasalahan di internal,”

“Kalau bisa, kalau mau memperbaiki citra buktikan dari sekarang dengan langkah yang nyata, pasti dan terbuka,” pungkasnya.

Tak bisa dipungkiri, sepertinya banyak mahasiswa yang sudah trauma dengan siklus kepemimpinan di tubuh SEMA dan DEMA yang kerap gagal membawa perbaikan serta perubahan. Hal tersebut semakin akut setelah DEMA-U di bawah kepemimpinan Ade Riyad gagal membangkitkan gairah kepercayan mahasiswa terhadap kinerja DEMA-U itu sendiri.

Seperti apa yang dikatakan oleh Fikri “DEMA-U yang dengan berbagai persoalan akutnya, jelas banyak persoalan yang kemarin belum dituntaskan oleh DEMA-U 2020. Soalnya saya liat Ketua DEMA-U kemaren yang pergi itu ‘suul adab’ banget,”

Fikri mengatakan kekecewaan mahasiswa bisa diobati jika pemimpin di tubuh DEMA dan SEMA bisa lebih terbuka kepada mahasiswa terkait program dan persoalan yang ada di kampus. Menurutnya kolaborasi ide dan gagasan dengan masyarakat kampus juga perlu, agar bisa membangkitkan dinamika kehidupan kampus.

“Kalau dari saya pribadi, coba DEMA harus bisa terbuka kepada masyarakat UIN Banten terkait hal apapun. Salah satunya terkait program kerja, kalau misalkan mereka punya program dan punya pemetaan soal kondisi kampus coba terbuka kepada masyarakat kampus dan melibatkan masyarakat kampus. Ide dan gagasan apa yang perlu kita tampung. Jangan ekslusif, coba lebih akuntabel, transfaran,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DEMA-U terpilih, Faiz Naufal Al-Farisi mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan amanahnya. ”Ya Harapan saya kedepannya jelas mampu memaksimalkan amanah ini dan mampu membantu mengharumkan nama almamater,” ujarnya

Faiz optimis di masa kepemimpinannya tahun ini bisa membawa perubahan dan belajar dari kesalahan pemimpin tahun lalu. “Segala kurang dan lebihnya kepemimpinan tahun lalu saya jadikan pembelajaran dan pengembangan. Yang baik saya kembangkan lebih baik, jangan kurang saya jadikan pelajaran”.

“Tapi yang jelas, insya Allah segala harapan akan bisa tercapai dengan baik kalau kita mau saling bahu membahu,” pungkasnya.

[Dani/SiGMA]

- Advertisment -

BACA JUGA