Persepsi salah mengenai toilet kering dan basah, terkadang mahasiswa tidak tahu apa perbedaan toilet kering dengan toilet basah. Kebiasaan menggunakan toilet basah menjadi salah satu faktor ketidaktahuan akan fungsi dari toilet kering.
Faktor alam juga berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat. Melihat faktor geografis yang memiliki banyak sumber air, sehingga masyarakat terutama Mahasiswa berpikir bahwa pengunaan toilet harus dengan air yang banyak.
Di lingkungan kampus dua Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, beberapa toilet yang di desain sebagai toilet kering. Namun banyak yang salah kaprah dalam menggunakannya, sehingga penggunaan toilet terkesan jorok dan terkadang ada genangan air.
Dilansir dari jurnal yang berjudul Perilaku Penggunaan Toilet Umum dan ditulis oleh Ramadisu Mafra dkk, banyak orang di Indonesia tidak mahir dalam menggunakan jetspray sehingga air tidak tepat sasaran dan mengenai dinding kloset atau hal yang lain. Ini salah satu sebab mengapa toilet yang seharusnya kering menjadi basah.
Sebenarnya untuk mengenali toilet kering dan basah sangat mudah sekali karena sebenarnya toilet basah sendiri hakikatnya adalah toilet alam yang di modifikasi menjadi lebih privasi, toilet basah biasanya menggunakan gayung dan wadah untuk menampung air seperti bak mandi atau kolam untuk menampung air.
Sedangkan untuk toilet kering kita bisa lihat dari desain toilet itu sendiri seperti, lantai yang tidak di desain untuk basah, tidak adanya tempat untuk mandi yang bersamaan untuk membuang air besar dan tempat buang air kecil yang berdiri seperti yang sering kita lihat di mal atau bandara.
Sebenarnya toilet kering lebih efektif untuk mencegah kuman dibandingkan toilet basah, hal ini karena toilet basah menyimpan pelembapan di air dan toilet kering bisa lebih menghemat air dibandingkan dengan toilet basah.
Penulis: Mg_Najib
Editor: Rubbi