Merajut Sejarah Hari Ibu: Kongres Perempuan Tonggak Pergerakan

0
163 views

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan hebat!

Tanggal 22 Desember telah ditetapkan sebagai Hari Ibu Nasional melalui keputusan Ir.Soekarno dalam Dekrit Presiden No.316 tahun 1959. Dibalik keputusan tersebut bermula dari Kongres Perempuan Pertama yang digelar pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Pelaksanaan Kongres Perempuan dilaksanakan tidak lama setelah Sumpah Pemuda. Tujuannya untuk menyatukan seluruh himpunan perempuan Indonesia.

Kongres ini diperkarsai oleh para pemimpin organisasi perempuan saat itu antara lain Raden Ayu Soekanto (Wanita Oetomo) sebagai Ketua, Sutartinah/Nyi Hajar Dewantara (Taman Siswa) dan Soeyatin (Poetri Indonesia). Kongres Perempuan 1928 dihadiri oleh sejumlah organisasi dan tokoh pergerakan wanita. Adapun organisasi tersebut diantaranya yaitu Wanita Oetamo, Aisyah, Poetri Indonesia, Wanita Katolik, Wanita Moeljo, perwakilan perempuan dari Sarekat Islam, Jong Islamieten Bond, Wanita Taman Siswa. Saat itu, jumlah peserta tercatat lebih dari seribu orang.

Dalam Kongres Perempuan 1928 membahas berbagai hal yang berkaitan dengan perempuan. Hal itu termuat dalam buku Kongres Perempuan Pertama yang ditulis oleh Susan Balckburn yang berisi pembahasan mengenai kedudukan perempuan dalam masyarakat Indonesia.

Dikutip dari laman Kemendikbud RI, Kongres Perempuan Indonesia Pertama ini fokus membahas tentang berbagai permasalahan sosial, khususnya mengenai perkawinan dan pendidikan. Hasil keputusan yang didapat melalui Kongres Perempuan Pertama diantaranya :
1. Pembentukan Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI)
2. Perserikatan Perempuan Indonesia lebih fokus pada hak serta peran perempuan dan kehidupan keluarga secara utuh, tanpa melibatkan isu politik.
3. Perserikatan Perempuan Indonesia akan mengusahakan beasiswa bagi para perempuan berbakat yang kurang mampu, pelatihan di bidang kesehatan, pemberantasan pernikahan dini, dan memajukan kepandaian perempuan Indonesia.

Sejak digelarnya Kongres Perempuan pertama, inilah yang menjadi tonggak kebangkitan pergerakan perempuan Indonesia. Sehingga tepat pada Kongres Perempuan III tahun 1938, di Bandung ditetapkanlah tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu untuk menghargai kedudukan dan peran perempuan sebagai ibu dalam keluarga dan menciptakan generasi penerus yang cemerlang.

Penulis: Naila
Editor: Salma