Momentum Awal Mula Lagu “Indonesia Raya” Dinyanyikan

0
6 views

Sumpah Pemuda merupakan sebuah peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan. Peristiwa ini berlangsung pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Jakarta, yang dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda dari berbagai daerah dengan latar belakang yang beragam, seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon dan Jong Celebes.

Pada Kongres Pemuda II juga menjadi momentum bersejarah, karena pada saat itu lagu “Indonesia Raya” karya Wage Rudolf Soepratman diputar dan diperkenalkan kepada para pemuda untuk pertama kalinya.

Menurut Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dalam bukunya yang berjudul “Lagu Kebangsaan Indonesia Raya” karya Bambang Soelarto dan kawan-kawan menyebutkan, Soegondo Djojopoespito, selaku ketua Kongres Pemuda II, awalnya mengizinkan Soepratman untuk memainkan lagu “Indonesia Raya.” Namun, setelah membaca liriknya, ia merasa ragu dan khawatir karena Kongres saat itu berada di bawah pengawasan pemerintah kolonial Belanda.

Dengan akhirnya, setelah mempertimbangkan, Soegondo menyetujui pemutaran lagu “Indonesia Raya” dengan satu syarat bahwasanya lagu tersebut hanya boleh dibawakan secara instrumental tanpa lirik. Kemudian, Soepratman memainkan lagu tersebut menggunakan biola dengan mengganti lirik “Merdeka-Merdeka” menjadi “Mulia-Mulia” untuk menghindari konflik dengan pihak Belanda.

Lagu “Indonesia Raya” yang dimainkan secara instrumental, memiliki arti yang mendalam bagi para pemuda dan peserta Kongres. Meskipun tanpa lirik, melodi yang dinyanyikan oleh Wage Rudolf Soepratman pada akhirnya untuk berhasil membangkitkan semangat kebangsaan dan aspirasi kemerdekaan. Lagu ini menjadi simbol persatuan bagi pemuda dari berbagai suku, agama dan latar belakang yang hadir dalam kongres tersebut.

Kongres Pemuda II pun ditutup dengan ikrar Sumpah Pemuda yang merupakan deklarasi penting dimana mereka berjanji untuk satu tanah air, satu bangsa dan menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia. Ikrar ini menegaskan bahwa perjuangan untuk kemerdekaan harus berlandaskan rasa persatuan dan kesatuan di tengah beragam perbedaan yang ada.

Penulis: Frida
Editor: Dhuyuf