Isra Mi’raj merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang berlangsung pada malam 27 Rajab. Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad ialah peristiwa perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam, yaitu dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, lantas berlanjut hingga ke langit ke-7 dan Sidratulmuntaha. Peristiwa Isra Mi’raj terjadi sebelum Nabi hijrah ke Madinah (Yatsrib).
Perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad terjadi dalam waktu kurang dari semalam. Namun, ada banyak pengalaman yang dialami oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra Mi’raj, terutama ketika Nabi Muhammad SAW menerima perintah sholat 5 waktu dari Allah Subahanahu Wa Ta’ala.
Sebenarnya hal yang memicu terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj yaitu sebagai bentuk tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada kekasihnya (Nabi Muhammad SAW) karena ditinggal oleh dua orang yang dicintainya yaitu Khadijah sang istri dan Abu Thalib sang paman. Peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian (Nabi Muhammad SAW saat itu berumur 51 tahun) atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (tahun kesedihan).
Menurut Yuyun Yunita dalam jurnalnya yang berjudul “Peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW” menjelaskan, Rasulullah diperjalankan pada waktu malam
dengan jasad beliau, dari masjidil haram ke baitul maqdis dengan mengendarai Buraq, yang ditemani malaikat Jibril. Beliau turun di baitul maqdis lalu sholat berjamaah sebagai imam bersama para nabi.
Sementara itu, Buraq ditambatkan dipintu Masjidil Aqsha. Selanjutnya Beliau melakukan mi’raj bersama malaikat Jibril pada malam itu juga, dari baitul maqdis kelangit dunia, dalam perjalanan dari Ka’bah ke Baitul Maqdis, Nabi Muhammad mengalami pemberhentian beberapa kali, yaitu di Madinah, dekat Sajarah Musa, tempat Nabi Musa berteduh saat diburu Raja Firaun, Bukit Sinai, hingga Betlehem tempat kelahiran Nabi Isa. Namun, sesampainya disana, malaikat Jibril meminta agar pintu langit dunia dibuka.
Dari langit pertama, jibril membawa Rasulullah naik ke langit kedua. Jibril meminta agar pintu langit kedua dibuka. Disana terlihat Yahya ibn Zakariya dan Isa ibn Maryam. Beliau menemui dan mengucapkan salam kemudian Yahya dan Isa menjawab salam beliau. Dari langit kedua Jibril membawa Rasulullah ke langit ketiga, dilangit ketiga Rasulullah bertemu dengan Yusuf, dilangit keempat Rasulullah bertemu dengan Nabi Idris, dilangit kelima Rasulullah bertemu degan Nabi Harun ibn Imran, kemudian dilangit keenam Rasulullah bertemu dengan Nabi Musa Ibn Imran. Kemudian pada langit ke tujuh Rasulullah bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Saat melakukan perjalanan dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis, hingga sampai ke Sidratulmuntaha di ujung langit ke-7, Nabi Muhammad ditemani oleh malaikat Jibril. Sidratulmuntaha merupakan tempat paling tinggi dan paling akhir di atas langit ketujuh yang dikunjungi Nabi Muhammad SAW ketika mikraj.
Allah SWT lalu mewahyukan kepada Rasulullah apa yang ia kehendaki dan menurunkan perintah Sholat fardu 50 waktu dalam sehari. Namun, ketika Rasulullah turun dari Sidratul Muntaha, Nabi Musa As mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu banyak.
Kemudian Nabi Musa menyarankan agar Nabi Muhammad meminta keringanan kepada Allah SWT, hingga tersisa 5 kali sholat fardhu dalam sehari semalam. Setelah Allah SWT meringankan perintahnya menjadi sholat 5 waktu saja dalam sehari semalam, Nabi Muhammad enggan memohon keringanan lagi sekalipun Nabi Musa menyarankannya. Hal itulah perintah sholat fardhu 5 waktu pun dilaksanakan oleh umat muslim hingga saat ini.
Reporter: Enjat
Editor: Nazna