Serang, lpmsigma.com -Perpustakaan Daerah Provinsi Banten (Perpusda Banten) menggelar acara bedah film, pada Jumat (15/09). Acara ini menyoroti film berjudul “Tirtayasa” sebuah film bergenre drama dokumenter yang mengandung nilai-nilai pembelajaran sejarah dan budaya daerah.
Film “Tirtayasa” merupakan karya sinematik yang disutradarai oleh Darwin Mahesa yang berasal dari Cilegon, Banten. Film ini mengisahkan sejarah politik adu domba “Devide et Impera” yang dilakukan penjajah Belanda kepada Sultan Ageng Tirtayasa dan anaknya Sultan Haji.
Darwin Mahesa menjelaskan mengapa ia memilih cerita Sultan Ageng Tirtayasa sebagai film drama dokumenter, karena Sultan Ageng Tirtayasa merupakan salah satu tokoh yang memiliki peran besar dalam dalam perkembangan serta pembangunan Banten.
“Dia berperan besar di provinsi Banten. Jadi, kenapa saya memilih cerita Sultan Ageng Tirtayasa, karena ia berperan penting dalam pembangunan Banten,” Jelas Darwin, Sutradara dari film Tirtayasa.
Disisi lain, Ali Khasan sebagai ketua pelaksana acara menuturkan alasan diadakannya acara bedah film yaitu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, bahwa Sultan Ageng Tirtayasa merupakan Sultan yang berperan gigih untuk Banten.
“Film Tirtayasa ini kita bedah untuk memberikan pemahan kepada masyarakat Banten, bahwa Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Sultan yang dulu berjuang gigih untuk memperjuangkan Banten,” tuturnya.
Terakhir, ia menambahkan harapan kepada penonton agar bisa terinspirasi dari Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak mudah di pengaruhi oleh pihak Belanda. Artinya, penonton dapat bijak dan tidak boleh terpengaruh oleh pihak asing.
“Harapan saya kepada teman-teman yang menyaksikan atau mengikuti diskusi ini, mereka bisa tergugah dengan apa yang mereka lihat. Salah satunya, Sultan Ageng Tirtayasa dengan gigihnya tidak mau dipengaruhi oleh Belanda. Sebab itu, generasi sekarang harus mengikuti jejak Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak boleh dipengaruhi oleh pihak asing,” tutupnya.
Reporter: Mg_Lydia
Editor: Een