Satu Lagu Mewakili Isi Kepala Jutaan Jiwa

0
64 views

Pada usia remaja banyak dari kita yang sering merasakan, takut dan cemas akan sebuah kegagalan. Apalagi untuk remaja usia 18-25 tahun. Pada masa ini dikenal dengan Quarter Life Crisis . Dimana perasaan bingung, takut dan cemas akan masa depan menjadi satu. Banyaknya pertanyaan seperti, “nanti bakal jadi apa ya?” atau sebuah perasaan takut dan bimbang ketika melakukan atau baru ingin melakukan sesuatu.

Dibawah ini ada sebuah lagu yang sangat mengekspresikan perasaan-perasaan yang kerap kali kita rasakan. Yakni lagu ‘Takut’ dari Idgitaf.

Lagu ini bercerita tentang manusia yang berada di fase remaja yang beranjak dewasa. Semua pemikiran remaja yang terkadang masih kekanak-kanakan, lalu tanpa terasa telah masuk dalam fase dewasa awal. Tentunya masih bingung dengan arti dari “dewasa” sendiri itu apa? Bimbang memilih langkah apa yang selanjutnya akan diambil untuk menentukan arah dalam mencapi cita-citanya.

Ketika terkadang merasa hanya diri sendirilah yang dapat di andalkan saat berada di fase terendah. Menyadari bahwa kitalah yang bertanggung jawab atas diri kita sepenuhnya, tidak bisa terus menerus bergantung kepada orang lain seperti halnya orang tua.
Biasanya masalah umum yang sering terjadi adalah ketika dihadapkan dengan dua pilihan yaitu memilih karir atau keluarga.

semakin dihadapkan dengan perasaan bahwa dewasa itu sangat rumit, semua orang pasti ingin kembali menjadi seorang anak kecil yang tidak pernah memikirkan “bagaimana nanti kedepannya? ingin melakukan apa?”. Walaupun terkadang banyak tekanan, sehingga muncul rasa ketidak bebasan. Tetapi kembali lagi bahwa, itulah kehidupan yang terkadang banyak sekali tanda tanya.

Terkadang kita harus menampung berbagai ekspetasi orang terdekat kita yang mengharapkan kita menjadi sesuatu yang ada di kepala mereka. Menyadari bahwa ternyata kita tidak sekuat itu menjalani kehidupan dengan berlebel “orang dewasa.”

Lagu ‘Takut’ sendiri, selain menceritakan perasaan takut ketika menjadi dewasa, juga berusaha membuat para pendengarnya percaya. Bahwa, tak semua perasaan kecewa karena gagal, perasaan tidak melulu kuat menanggungg ekspetasi bukan berarti tidak dewasa.

Karena dewasa adalah ketika kita mampu menerima apa yang memang bisa diri ini lakukan, dan tak perlu memaksa sesuatu yang tidak sesuai dengan porsinya.

Penulis: Mg_Razita
Editor: Rubbi