SiGMAnia, pernah tidak sih kepikiran bagaimana tubuh kita bisa tahu ada virus flu yang masuk saat musim hujan atau pancaroba? Kok bisa ya sistem imun langsung menyiapkan “pasukan” untuk melawannya? Rahasianya ada pada sel kecil yang jumlahnya tidak banyak, tapi perannya luar biasa penting, yaitu sel dendritik.
Sel dendritik bisa dibilang sebagai detektif tubuh. Mereka tidak ikut bertempur langsung, tetapi tanpa laporan dari mereka, tentara imun kita (sel T) tidak tahu siapa musuh yang harus diserang.
Menurut Albert Salim dkk. dalam jurnal literature review, sel dendritik atau dendritic cell (DC) merupakan salah satu antigen presenting cells (APCs). Sel ini berasal dari sel induk CD34+ di sumsum tulang dan terbentuk melalui proses hematopoiesis limfomyeloid, sehingga menjadi penghubung antara imunitas bawaan dan imunitas adaptif. Sel dendritik dapat ditemukan di darah, jaringan, hingga organ limfoid.
Pada imunitas bawaan, sel dendritik berfungsi mengenali serta merespons patogen dan sinyal bahaya, yang kemudian memicu respons inflamasi akut. Sedangkan pada imunitas adaptif, mereka berperan dalam memproses protein intraseluler maupun ekstraseluler dan menyajikan antigen dalam bentuk molekul major histocompatibility complex (MHC) kepada sel T.
Dikutip dari buku Sel Dendritik: Kajian Struktur Molekul, Varian, dan Peran Imunitas karya Dr. dr. Zen Hafy, M.Biomed, sel dendritik memiliki karakteristik unik dibandingkan sel T maupun sel B. Jika limfosit T dan B dapat dikenali dengan mudah melalui penanda permukaannya, sel dendritik justru tidak memiliki satu penanda khusus. Sebaliknya, mereka mengekspresikan berbagai molekul berbeda sehingga klasifikasinya lebih kompleks. Heterogenitas ini membuat sel dendritik mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan menjalankan fungsi khusus sesuai kebutuhan sistem imun.
Uniknya lagi, peran sel dendritik semakin penting saat musim hujan atau pancaroba, ketika risiko penyakit seperti ISPA dan flu meningkat. Pada masa ini, tubuh sering terpapar patogen baru sehingga membutuhkan respons imun yang cepat dan tepat. Nah, di sinilah sel dendritik bekerja sebagai mata-mata tubuh yang tanpa lelah memastikan sistem imun siap menghadapi serangan kapan saja.
Sayangnya, kinerja sel dendritik bisa terganggu. Pola hidup tidak sehat, paparan polusi, hingga kebersihan lingkungan yang buruk, terutama saat musim hujan dapat melemahkan sistem imun. Dampaknya, kemampuan sel dendritik dalam mempresentasikan antigen jadi tidak optimal. Akibatnya, komunikasi dengan sel T terhambat, dan respons imun terhadap patogen menjadi lambat. Kondisi ini membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit, apalagi di musim pancaroba ketika paparan patogen lebih tinggi.
Karena itu, menjaga kesehatan sistem imun sangat penting. Langkah sederhana seperti tidur cukup, mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, serta menjaga kebersihan diri dapat membantu sel dendritik tetap bekerja maksimal dalam melindungi tubuh.
Penulis: Hida
Editor: Lydia