Serang, lpmsigma.com – Sebuah fakta yang terungkap dalam Diskusi Publik Festival Jurnalis Warga Banten 2024, jurnalis perempuan kerap mengalami kekerasan seksual selama menjalankan tugas jurnalistik. Acara ini berlangsung di Rumah Dunia dan melibatkan masyarakat umum dari berbagai organisasi pers mahasiswa serta kelompok jurnalis warga di Banten pada Sabtu (03/08).
Francisca Christy Rosana, Jurnalis Tempo, membuka diskusi dengan pandangan tentang tantangan perempuan setelah menikah dalam berkarir di ruang redaksi.
“Perempuan dalam jurnalistik menghadapi berbagai masalah setelah menikah dan mempunyai anak, seperti dianggap kurang fleksibel dan emosional. Hal ini membatasi peluang karir di ruang redaksi, terutama untuk mencapai posisi pemimpin redaksi yang masih didominasi laki-laki,” ujarnya.
Sebagai jurnalis perempuan berpengalaman dalam isu politik, Francisca, menambahkan bahwa sekitar 30% jurnalis perempuan mengalami kekerasan seksual saat wawancara, serta rentan mendapat tekanan digital dari buzzer politik yang mengganggu privasi dan keselamatan keluarga.
“Jurnalis perempuan sering menjadi objek pelecehan verbal oleh narasumber politik, dan tekanan digital dari buzzer meningkat karena transformasi digital yang mengharuskan mereka tampil di depan layar, sehingga privasi mereka terganggu,” jelasnya.
Felix Lamury, Direktur Eksekutif Asosiasi Media Siber Indonesia, menekankan pentingnya peran jurnalis perempuan untuk mengurangi judul berita seksis.
“Keberadaan jurnalis perempuan penting untuk menghilangkan judul berita seksis, seperti ‘pedagang cantik’ yang seringkali dibuat demi SEO tinggi,” ucapnya.
Felix, juga menjelaskan bahwa jurnalis warga memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi di era digital, menghadapi informasi hoaks di media sosial, dan perkembangan AI (Artificial Intelligence) yang mengambil alih pekerjaan manusia.
“Jurnalis warga memiliki kesempatan untuk menyuarakan informasi di era di mana semua orang bisa menjadi produsen berita. Mereka dapat bernaung di media jurnalistik untuk menghasilkan produk yang valid,” tuturnya.
Reporter: Naila
Editor: Nazna