Di jalanan yang padat dan riuh,
Waktu melaju, adzan hampir tiba.
Langit senja berkilau jingga,
Menyaksikan manusia berlomba bukan untuk menang, bukan untuk berkuasa,
Tapi untuk memberi, dan berbagi.
Ramadan bukan sekadar lapar dan dahaga,
Tapi tentang menahan, tentang berbagi rasa.
Lihatlah di sudut jalanan kecil itu,
Seorang dermawan menyisihkan rezeki untuk yang butuh.
Di trotoar yang sempit, tangan-tangan menadah, senyum tulus di wajah-wajah lelah.
Bukan hanya perut yang butuh terisi,
Tapi hati yang haus kasih dan kepedulian.
Sebungkus kolak, sekotak nasi,
segelas teh hangat yang penuh arti.
Di antara mereka ada yang tak terlihat,
Seorang ibu dengan anak di pangkuan,
Seorang paru baya dengan tatapan kosong,
Seorang pejuang yang tak bersuara.
Mereka tak berebut, tak meminta,
hanya berharap dalam diam.
Lalu adzan berkumandang,
Semua berlalu dalam keheningan.
Seteguk air, sesuap manis,
dan hati yang tiba-tiba penuh.
Bukan karena kenyang,
Tapi karena menang.
Penulis: Ayunda
Editor: Lydia