Beberapa waktu lalu, publik dikejutkan oleh kabar pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati kepada Purbaya Yudhi Sadewa. Nama Sri Mulyani tentu sudah tidak asing lagi. Ia tercatat sebagai salah satu menteri keuangan di Indonesia, yang mempunyai rekam jejak panjang dengan menjabat tiga periode pemerintahan, pertama di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2005–2010), lalu pada masa Presiden Joko Widodo (2016–2024), dan terakhir di awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto (2024–2025).
Namun, SiGMAnia, pergantian kursi menteri ini ternyata langsung memberi kejutan pada perekonomian. CNBC Indonesia mencatat, menjelang transisi tersebut, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semula menguat di sesi pertama justru berbalik ke zona merah pada perdagangan intraday sesi kedua.
Gejolak pasar modal ini terjadi di tengah kondisi ekonomi yang memang masih berfluktuasi akibat transisi pemerintahan. Meski begitu, Badan Pusat Statistik (BPS) tetap optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025. Pertumbuhan diperkirakan berada di kisaran 4,6%–5,1%. Bahkan pada triwulan II-2025, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12% (year-on-year), terutama ditopang oleh sektor industri pengolahan dan transportasi.
Sementara itu, Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa, langsung membuat langkah dengan kebijakan strategis. Ia mengalokasikan dana Rp200 triliun ke Bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara). Seperti Bank Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing menerima Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, dan BSI Rp10 triliun.
Lalu, apa manfaat kebijakan ini? Menurut Kementerian Keuangan, langkah tersebut ditujukan untuk memperkuat likuiditas perbankan sekaligus menjaga kelancaran arus finansial di masyarakat. Dengan begitu, aktivitas ekonomi diharapkan tetap bergerak dan mendukung pertumbuhan nasional.
Nah, SiGMAnia, kebijakan Rp200 triliun ini menjadi sinyal awal bahwa perubahan di kursi Menteri Keuangan benar-benar membawa dampak nyata. Meski baru menjabat, langkah Purbaya sudah menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong roda perekonomian Indonesia.
Penulis: Nabel
Editor: Naila