Oleh: Marwan Prasetya, Mahasiswa Fakultas Syariah
Bersuka ria dengan senyuman bermisi, bersenda gurau dengan pembodohan revisi.
Rakyat ialah tuan penggaji serasa haram digubris aspirasi, tumpul ke atas tajam ke bawah serempak wafatkan demokrasi.
Timur hormati pertiwi, kemiskinan yang justru dialami. kritik sebagai sarana kontrol, justru pembungkaman yang diprakarsai.
Arit palu berani bernampakan taji, kenapa pembasmi dibunuh jeruji. Hukum ialah selogan buta tanpa keadilan, kenapa pejuang harus dihakimi?
Rakyat berdemonstrasi menuntut hak yang lumpuh diamputasi. Petinggi sibuk drama berpura kaget dalam fiksi fantasi, hingga mati dalam diksi sendiri.
Rakyat dibunuh tak perlukan bukti hanya berdasarkan asumsi, pelihara tindakan korupsi.
Kepentingan rakyat dicederai, rakyat diprovokasi atas nama formalitas, hukum berakhir dibantai luka, anak negeri tidak diobati hingga marwah bangsa dengan tragis dikencingi ludahi pendiri negeri.