Ujian untuk Belajar, Bukan Belajar untuk Ujian! Versi Mahasiswa

0
55 views

Oleh: Ikhlas Wahyu Robby, Mahasiswa Hukum Tata Negara

Belajar adalah kewajiban sedangkan ujian adalah suatu keniscayaan.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Muslim)

Setelah beranjak dari siswa ke mahasiswa, tentu menjadi kebanggaan bagi setiap orang yang menginginkannya. Akan tetapi metode pembelajaran di perguruan tinggi terasa lebih berbeda dibandingkan dengan pembelajaran semasa di sekolah.

Kenapa demikian? Karna mahasiswa memiliki peranannya terhadap perkembangan potensi diri dan juga kontrol sosial, sehingga dapat kita bedakan macam-macam mahasiswa yang utuh pada umumnya terbagi menjadi dua:

1. Mahasiswa akademis
Mahasiswa akademis adalah mahasiswa yang cenderung lebih serius mengikuti mata kuliah. mereka menganggap bahwa meninggalkan mata kuliah, tidak mengerjakan tugas adalah suatu ancaman besar yang memporak-porandakan nilai dan akreditas diri nantinya.

Apakah itu baik atau buruk? Tergantung perspektif siapa yang menilai, secara teoristis mungkin itu akan terpakai di kemudian hari dan menurut para dosen tipe mahasiswa itulah yang dibanggakan.

2. Mahasiswa aktivis
Mahasiswa aktivis adalah mahasiswa yang cenderung fleksibel, mereka lebih cenderung proporsional dalam segala sektor terlebih menganggap dirinya sebagai agent of change, agent of sosial control, agent of iron stock dan lain sebagainya. Mereka bergelut dengan dunia empiris dan berkegiatan bahkan lebih banyak di luar jam mata kuliah.

Inti dari pembahasan ini adalah mahasiswa dituntut untuk terus belajar, belajar dan belajar. Apa yang kita lihat apa yang kita dengar semua adalah pendidikan, edukasi, bagaimana kita memfilter hal-hal yang positif dan negatif.

Sedangkan menurut kiyai saya alustadz Nurul Fitri zaim, LC “ujian berbanding lurus dengan kualitas” tak heran mengapa ujian itu selalu ada meskipun kita tidak mencarinya karna sejatinya kehidupan adalah perjalanan menuju keabadian.

اُطْلُبُوا العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلى اللَّحْدِ

“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat”