Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain td-cloud-library dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/u642071575/domains/lpmsigma.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Dalam Upaya Melahirkan Kehidupan yang Berkebudayaan dan Berkeadaban - LPM SiGMA
BerandaSuara MahasiswaDalam Upaya Melahirkan Kehidupan yang Berkebudayaan dan Berkeadaban

Dalam Upaya Melahirkan Kehidupan yang Berkebudayaan dan Berkeadaban

Oleh: Adam Nuryana – Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Adab

Kebudayaan adalah ide yang bernilai dan lahir dari kerangka berfikir, lalu di terjemahkan lewat sikap di kehidupan nyata. Berbicara tentang rumah jagal raksasa, dengan sistem di tanah yang mental kekerasan maupun penindasan lebih mendarah daging, daripada berfikir dan bertindak soal kemanusiaan dan kebenaran yang lahir dari akal sehat. Memang menarik dan harus terus di lakukan, sebab suara-suara kebenaran harus di perlihatkan lewat tarian-tarian dari kealamian dan kesucian cinta.

Ada salah satu cabang filsafat bahasa yaitu hermeneutika kritik, teori ini merupakan salah satu cabang dari filsafat linguistik, yang memfokuskan teorinya untuk mengkaji dan menafsirkan kebijakan-kebijakan yang di keluarkan dan di putuskan oleh pemegang kekuasaan, untuk bagaimana kita bisa mengkritisi kebijakan yang datang dan hadir. Sebab, jika kita membuka mata dan mengaktifkan pisau analisa kita terhadap sistem, tak akan pernah ada negara yang mau berbuat baik, sebab kita semua adalah daging segar dimata penguasa, begitupun alam nya.

Eksploitasi terus berjalan, demi perut mereka entah sampai kapan, sedangkan di sisi lain, pada pendidikan khususnya universitas-universitas sudah tidak sesuai dengan tujuan awal, terlihat jelas di zaman yang serba canggih, kampus hanya mengajarkan salam, baca Power Point (PPT) dan tata cara memakai toga, jauh dari orientasi tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian terhadap sekitar.

Dimana jalan untuk menempuh itu, jika sistem pendidikan di kita, tidak membentuk mahasiswa-mahasiswanya menjadi mahasiswa yang kritis, peka terhadap apa yang sedang terjadi dan berlangsung di sekitarnya. Tanpa kita sadari, pendidikan statis hanya melahirkan orang-orang yang bermental cuek di tengah lingkungan yang menderita.

Lalu apa artinya berfikir?

Bila kita semua sedang dalam upaya di pisahkan dari derita lingkungan oleh negara, dengan hadirnya berbagai macam peraturan yang tidak masuk akal, contoh kecil nya, di Univeraitas Islam Negri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, terdapat gedung PUSGIWA (pusat kegiatan mahasiswa ), tapi tidak ada kegiatan apa-apa di sana, yang ada hanya kios-kios yang di sewakan dan klinik kesehatan yang tidak esensial, gedung yang di sewakan untuk kamar penginapan.

Disisi lain, ada dua fakultas yang di jadikan satu gedung, dimana letak masjid, kita sedang tidak berbicara tentang agama, tapi kita berbicara tentang simbol bahwa Universitas yang kita pijak adalah Universitas Islam, apakah mahasiswa yang ada di sana sudah terlena dengan kegiatan yang absurd? Yang setiap harinya di isi dengan ketidakjelasan, berangkat kuliah, kekantin, pulang ke kosan dan itu selalu terulang terus-menerus, tanpa merasa bosan, lalu ketika selesai kuliah hanya akan menambah angka pengangguran, sebab bingung harus apa?

Saya yakin, bahwak eksistensi kita hari ini akan melahirkan esensi kita di kemudian hari, sebab nilai angka dan ijazah yang kampus berikan sudah tak lagi berguna.

- Advertisment -

BACA JUGA