BerandaKilas BalikAsal-usul Shalat Tarawih dan Makna di Baliknya

Asal-usul Shalat Tarawih dan Makna di Baliknya

Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Umat Muslim berlomba-lomba memperbanyak ibadah di bulan ini, salah satunya dengan menunaikan shalat tarawih di malam hari. Namun, mengapa shalat malam Ramadhan disebut Tarawih? Ternyata, ada makna mendalam di balik nama ini yang lebih dari sekadar ibadah rutin.

Menurut jurnal Studi Ilmu Keagamaan Islam yang ditulis oleh Ahmad Sihabuddin Mubarok, shalat tarawih berasal dari kata tarawiha dalam bahasa Arab, yang berarti “beristirahat sejenak”. Shalat ini dinamakan Tarawih karena pada masa Nabi Muhammad SAW, para sahabat sering beristirahat sejenak di antara rakaat-rakaat shalat saat bulan Ramadhan. Makna dari shalat Tarawih adalah untuk menambah nilai ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta menjadi kesempatan besar bagi umat Islam untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Pada zaman Rasulullah SAW, shalat malam di bulan Ramadhan awalnya disebut Qiyam Ramadhan Rasulullah menunaikannya secara berjamaah beberapa kali, lalu menghentikannya karena khawatir umat menganggapnya wajib. Setelah Rasulullah wafat, di era Khalifah Umar bin Khattab, shalat ini kembali dihidupkan secara berjamaah dan mulai dikenal dengan nama Tarawih.

Dalam buku Sejarah Tarawih yang ditulis oleh Ahmad Zarkasih, Lc., munculnya istilah Tarawih sebagai sebutan untuk shalat sunah malam Ramadhan memiliki beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah peristiwa di masa Khalifah Umar bin Khattab, seperti yang diriwayatkan oleh Imam al-Marwadzi dalam Kitab Qiyam Ramadhan.

Pada masa itu, Umar bin Khattab memerintahkan Ubai bin Ka’ab untuk menjadi imam Qiyam Ramadhan dengan bacaan 5 sampai 6 ayat di setiap rakaat. Shalat ini kemudian disebut Tarawih karena dalam pelaksanaannya, imam memberikan banyak tarwiih (istirahat) bagi makmum setiap selesai dua rakaat.

Jika shalat dikerjakan dengan 18 rakaat, maka terdapat 9 kali istirahat. Jika dikerjakan dengan 20 rakaat, jumlah istirahat menjadi 10 kali. Apalagi jika ditambah dengan 3 rakaat witir (2 rakaat ditambah 1), jumlah tarwiih bisa mencapai 12 kali. Inilah yang membuat shalat ini dikenal dengan istilah Tarawih.

Shalat Tarawih bukan sekadar rutinitas, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah dan meraih pahala sebanyak-banyaknya di bulan Ramadhan. Semoga kita bisa menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan ridha Allah SWT. Aamiin.

Penulis : Davina
Editor : Lydia

- Advertisment -

BACA JUGA