BerandaSiGMAPEDIAJulukan Unik 'Bakwan' di Berbagai Daerah

Julukan Unik ‘Bakwan’ di Berbagai Daerah

Di Indonesia, Ramadhan tidak hanya identik dengan suasana keagamaan dan kebersamaan, tetapi juga dengan beragam hidangan serta kuliner khas yang berbeda di setiap daerah. Salah satu makanan yang sering muncul saat berbuka puasa adalah bakwan.

Bakwan, salah satu gorengan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahan-bahan sederhana, bakwan memiliki cita rasa gurih dan renyah, menjadikannya pilihan favorit saat berkumpul bersama keluarga atau teman.

Bakwan berasal dari Tiongkok, dan kata “bakwan” sendiri berasal dari bahasa Cina. “Bak” berarti daging, sementara “wan” berarti bola. Jadi, bakwan dapat diartikan sebagai bola daging. Awalnya, bakwan terbuat dari daging dan tepung, namun seiring waktu, bahan-bahannya diganti dengan bahan yang lebih mudah didapat, seperti sayuran.

Namun, nama “bakwan” tidak digunakan secara seragam di seluruh daerah Indonesia. Menariknya, makanan ini memiliki berbagai sebutan di setiap daerah. Fenomena ini menunjukkan betapa kekayaan bahasa daerah di Indonesia berpengaruh pada identitas makanan lokal. Tidak hanya sekadar nama, tetapi juga sebagai simbol keberagaman budaya masyarakat.

Selain itu, penelitian yang ditulis oleh Rahmawati dalam jurnal “Eksplorasi Ragam Kuliner Tradisional Indonesia: Studi Kasus Penamaan Makanan Daerah” menyebutkan bahwa variasi penamaan makanan tradisional menjadi representasi identitas lokal yang diwariskan turun-temurun melalui bahasa dan tradisi lisan.

Berikut adalah ragam penyebutan bakwan di berbagai daerah:

1. Bala-bala

Bala-bala adalah nama lain untuk bakwan yang biasa digunakan oleh masyarakat Sunda, khususnya di Bandung dan wilayah Jawa Barat. Kata “bala-bala” berasal dari bahasa Sunda yang berarti “berantakan” atau “tidak rapi”, merujuk pada bentuk dan isian bala-bala yang tidak beratur.

2. Ote-ote

Ote-ote adalah sebutan bakwan sayur yang berasal dari bahasa Tionghoa, khususnya dari kota Fuzhou, Provinsi Fujian, China. Nama ini digunakan di daerah Jawa Timur, seperti Surabaya dan Sidoarjo. Mengutip dari buku “Kuliner Khas Tionghoa di Indonesia” oleh Nicholas Melodysky, ote-ote dibawa ke Indonesia oleh keluarga Tionghoa yang berprofesi sebagai pedagang.

3. Weci atau Heci

Weci adalah nama lokal untuk makanan gorengan khas Jawa Timur, khususnya di daerah Malang dan Madiun, yang berasal dari kata “bakwan”.

4. Pia-pia

Pia-pia adalah sebutan untuk bakwan sayur yang dikenal di daerah Jawa Timur, khususnya Ponorogo dan sekitarnya. Selain itu, pia-pia juga digunakan untuk menyebut bakwan di daerah Blora dan Pati, Jawa Tengah. Berbeda dengan bakwan atau bala-bala, pia-pia memiliki tekstur khas yang lembut, sedikit tebal, dan tidak terlalu berminyak.

5. Badak

Badak adalah sebutan unik untuk bakwan sayur yang terdapat di daerah Semarang dan Pekalongan. Nama ini merujuk pada bentuk bakwan yang besar, mirip dengan bentuk binatang badak yang tampak besar dan kuat.

Bagi banyak orang, kuliner Indonesia saat Ramadhan sangat kaya akan perbedaan. Meskipun bakwan memiliki nama yang berbeda di setiap daerah, rasa nikmatnya tetap tidak berubah.

Sebaliknya, hal ini justru semakin memperkaya pengalaman kuliner yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia yang sangat beragam, membuat hidangan tersebut menjadi lebih istimewa dan selalu ditunggu-tunggu saat bulan puasa.

Penulis: Ayunda
Editor: Lydia

- Advertisment -

BACA JUGA