Kisah Sukimo, Si Pedagang Cimol Legendaris

0
389 views

Serang, lpmsigma.com | Sukimo atau akrab disapa Bapak Cimol tampak sedang asik menggoreng cimol pada wajan yang cukup besar, selain cimol ia juga kerap menjual otak-otak dan kentang goreng, tempatnya di kantin kampus I Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten.

Dengan ditemani beberapa pedagang yang lain, ia terlihat masih bersemangat meski umurnya sudah terbilang tidak lagi muda, selama 15 tahun ia menekuni profesinya dan datang setiap pagi ke kampus lalu mempersiapkan dagangannya.

“Setiap pagi saya kesini, sudah sekitar 15 tahun, dari mahasiswa UIN masih bisa di hitung jari sampai rame seperti ini,” tutur Sukimo kepada calon kru LPM SiGMA, Kamis (05/11).

Sukimo yang berumur 50 tahun ini mengaku mengalami penurunan omset, sebelum pandemi ia bisa memperoleh sekitar Rp. 1.000.000 dalam sehari, namun setelah pandemi ini penghasilannya turun drastis, hanya sekitar Rp. 300.000 dan itupun kadang-kadang.

“Kalo lagi gak covid penghasilan kotor itu sekitar satu juta, kalo lagi covid paling tiga ratus, kan mahasiswanya sedikit,” imbuhnya.

Sebelum UIN SMH Banten ini ramai, dengan mudah para pedagang bisa keluar masuk area kampus, akan tetapi ketika perkembangannya semakin membaik dan ramai semuanya menjadi sedikit di persulit, pedagang juga harus membayar tempat dan mendapatkan izin dari pihak kampus.

“Dulu gratis karena sepi pedagang, kalo udah rame gini ya bayar, izin juga,” ujar Bapak Cimol.

Saat ditanya mengenai kelakuan mahasiswa, Sukimo mengatakan, ia tidak pernah di tipu oleh mahasiswa, meskipun mahasiswa lupa untuk membayar, keesokan harinya mahasiswa itu akan datang kembali dan membayarnya sesuai dengan makanan yang ia ambil.

“Gak pernah, ini kan anak Mahasiswa, UIN lagi. Jadi kalo mereka lupa bayar besoknya datang lagi dan bayar sesuai dengan yang dia ambil,” tegasnya.

Sebagai seorang pedagang, Sukimo juga kerap mendapatkan suka duka, ia kerap bahagia saat jualannya habis terjual dan ia juga kerap bersedih saat perkuliahan libur karena ia tidak dapat penghasilan, namun itu bisa menjadi waktu untuk ia istirahat.

“Sukanya kalo lagi laku, dukanya kalo lagi libur, harus tutup, kan bukan pegawai negeri yang kalo libur berpenghasilan,” ujarnya sambil melayani beberapa pembeli.

Selain itu, Sukimo juga memberi saran untuk mahasiswa UIN, ia kerap mendoakan para mahasiswa semoga sukses dimasa yang akan datang.

“Mudah-mudahan semua mahasiswa sukses di pendidikannya,” saran Sukimo.

Ade Hikmah, Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-qur’an dan Hadits (IAT) Semester Sembilan mengatakan bahwa hadirnya pedagang kentang di area kampus membantu mahasiswa yang sedang kelaparan. “Kehadirannya membantu yang kelaparan, kadang kan kita bukan hanya ingin makan nasi aja, tapi juga ngemil,” ujarnya. [Mg. Zara/DM/SiGMA].