BerandaSiGMAPEDIAMengenal Nellie Bly, Jurnalis Perempuan yang Berani Ungkap Kejahatan Kemanusiaan di Rumah...

Mengenal Nellie Bly, Jurnalis Perempuan yang Berani Ungkap Kejahatan Kemanusiaan di Rumah Sakit Jiwa

Di penghujung abad ke-19, sistem kesehatan mental di Amerika Serikat dipenuhi oleh tindakan sadis yang tidak manusiawi terhadap pasien. Menurut National Women’s History Museum, banyak orang yang dikirim ke rumah sakit jiwa bukan karena benar-benar mengalami gangguan mental, melainkan akibat faktor kemiskinan, keterbatasan berbahasa, atau sekadar dianggap merepotkan oleh keluarga maupun masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak institusi beroperasi tanpa pengawasan yang memadai, hingga seorang jurnalis muda bernama Nellie Bly mengambil langkah berani untuk mengungkap kenyataan tersebut kepada publik.

Siapakah Nellie Bly?

Nellie Bly lahir pada 5 Mei 1864 dengan nama asli Elizabeth Jane Cochran. Ia dikenal sebagai jurnalis investigatif Amerika yang berani, karena metode pelaporannya yang tidak biasa. Pada masa itu, dunia jurnalistik masih didominasi oleh laki-laki, tetapi Bly membuktikan bahwa perempuan juga mampu melakukan investigasi mendalam dengan risiko yang tak kalah besar.

Karir jurnalistiknya bermula ketika ia menulis surat kepada editor Pittsburgh Dispatch sebagai respons terhadap artikel yang merendahkan perempuan. Editor yang terkesan dengan tulisannya kemudian menawarkan pekerjaan sebagai jurnalis. Setelah mengasah keterampilannya, Bly akhirnya bergabung dengan New York World, surat kabar milik Joseph Pulitzer, yang kelak menjadi tempat ia menjalankan investigasi paling berani dalam sejarah jurnalistik .

Pada tahun 1887, New York World tertarik menyelidiki rumor mengenai perlakuan buruk terhadap pasien di Women’s Lunatic Asylum di Blackwell’s Island, New York. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana mendapatkan informasi langsung tanpa membangkitkan kecurigaan pihak rumah sakit. Oleh karena itu, Bly memutuskan untuk menyamar sebagai perempuan dengan gangguan jiwa. Ia berlatih bertingkah aneh, berbicara gelisah, dan menolak tidur hingga akhirnya pihak berwenang membawanya ke pengadilan. Tanpa investigasi lebih lanjut, seorang dokter menyimpulkan bahwa ia mengalami gangguan mental dan mengirimnya ke rumah sakit jiwa.

Kenyataan Mengerikan di Dalam Rumah Sakit Jiwa

Menurut laporan yang ditulis oleh Library of Congress, saat pertama kali masuk ke rumah sakit jiwa, Bly disambut oleh kondisi yang mengerikan. Ia mendengar jeritan pilu para pasien, mencium bau busuk dari dinding yang lembap, serta merasakan tatapan dingin para perawat yang tidak menunjukkan empati sedikit pun.

Pada hari pertama, ia dipaksa menjalani ritual mandi dengan air dingin yang dituangkan ke tubuhnya tanpa belas kasihan, membuatnya menggigil hebat. Dalam laporannya, Bly menuliskan, “Air yang begitu dingin membuat tubuhku menggigil tak terkendali” (Ten Days in a Mad-House, 1887). Setelah itu, ia dibiarkan dalam keadaan basah dengan mengenakan gaun tipis yang sama sekali tidak mampu melindunginya dari hawa dingin yang menusuk.

Selain kondisi kebersihan yang buruk, makanan yang diberikan juga jauh dari layak. Pasien diberikan semangkuk sup encer yang sudah dingin, roti keras yang sulit dikunyah, dan air minum yang kotor. Beberapa pasien bahkan menolak makan karena makanan tersebut begitu menjijikkan.

Namun, yang paling mengerikan bukan hanya kondisi fasilitasnya, melainkan perlakuan yang diterima para pasien. Para perawat memperlakukan mereka dengan kasar, tanpa peduli apakah mereka benar-benar sakit atau tidak. Bly menyaksikan langsung seorang pasien yang ditarik rambutnya hanya karena menangis terlalu lama, sementara yang lain dipaksa duduk diam berjam-jam tanpa alasan yang jelas. Kekerasan fisik menjadi bagian dari rutinitas, dan siapa pun yang mencoba melawan hanya akan menerima perlakuan yang lebih buruk.

Lebih mencengangkan lagi, tidak semua penghuni rumah sakit jiwa benar-benar mengalami gangguan mental. Ada perempuan-perempuan yang dikurung hanya karena mereka miskin, tidak bisa berbahasa Inggris, atau tidak memiliki keluarga yang bisa menjemput mereka. Sekalipun mereka mencoba meyakinkan bahwa mereka waras, suara mereka tetap tidak didengar.

Selama sepuluh hari berada di dalam rumah sakit jiwa, Bly menyadari bahwa tempat ini bukan sekadar institusi medis, melainkan penjara bagi mereka yang tak berdaya. Ia tahu bahwa dunia luar harus mengetahui apa yang terjadi di balik tembok ini. Jika kebenaran bisa terungkap, mungkin masih ada harapan untuk perubahan.

Keluar dan Mengungkap Kebenaran

Setelah sepuluh hari penuh penderitaan, Nellie Bly akhirnya bisa meninggalkan Women’s Lunatic Asylum. Kepulangannya bukan hanya sekadar kebebasan pribadi, tetapi awal dari misi yang lebih besar—mengungkap kebenaran kepada dunia.

Bly segera menuangkan pengalamannya ke dalam sebuah tulisan investigatif yang dipublikasikan dengan judul ‘Ten Days in a Mad-House’. Laporan ini mengungkap berbagai bentuk penyiksaan, pengabaian, dan kondisi mengenaskan yang ia alami serta saksikan di rumah sakit jiwa tersebut.

Reaksi publik sangat besar setelah laporan tersebut dipublikasikan. Masyarakat Amerika baru menyadari betapa buruknya perlakuan terhadap pasien rumah sakit jiwa. Tekanan publik yang semakin kuat akhirnya mendorong pemerintah untuk melakukan investigasi resmi terhadap Women’s Lunatic Asylum dan beberapa rumah sakit jiwa lainnya. Hasilnya, ditemukan banyak pelanggaran yang sesuai dengan laporan Bly.

Sebagai tanggapan, pemerintah mengalokasikan dana tambahan untuk meningkatkan fasilitas, memperbaiki kondisi sanitasi, serta memastikan pasien mendapatkan perawatan yang lebih layak. Pengawasan terhadap rumah sakit jiwa juga diperketat, dan beberapa kebijakan baru diterapkan untuk melindungi hak-hak pasien.

Lebih dari sekadar reformasi di bidang kesehatan mental, keberanian Bly juga membawa dampak besar dalam dunia jurnalistik. Laporannya menjadi tonggak penting bagi jurnalisme investigatif dan membuktikan bahwa media memiliki kekuatan untuk mengungkap ketidakadilan serta mendorong perubahan nyata dalam masyarakat.

Dengan keberaniannya menyusup ke Women’s Lunatic Asylum, Nellie Bly tidak hanya menyuarakan kebenaran, tetapi juga memberikan harapan bagi mereka yang selama ini terjebak dalam penderitaan yang tidak terlihat oleh khalayak ramai. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak jurnalis di masa depan, membuktikan bahwa dengan tekad dan keberanian, satu suara yang lantang dapat mengguncang sistem dan membawa perubahan nyata.

Penulis : Naila
Editor : Lydia

- Advertisment -

BACA JUGA