Jakarta, lpmsigma.com – Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) gelar aksi di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Sabtu, (21/5) dalam memperingati runtuhnya rezim orde baru.
Aksi kali ini diawali dengan long march dari depan gedung Kementerian Agama Republik Indonesia, melewati Bank Indonesia lalu berhenti di depan Patung Kuda dan dilanjutkan orasi-orasi oleh para perwakilan aliansi yang hadir pada aksi hari ini.
Salah satu masa aksi mengatakan dalam orasinya bahwa masih banyaknya kaum buruh yang belum mendapatkan hak yang sepantasnya. Serta banyaknya lahan para petani yang digusur, juga para kaum miskin yang hidup dalam kesengsaraan.
“Rezim orde baru gagal mensejahterakan Rakyat, banyak kaum buruh yang hak-haknya tidak diberikan, kaum tani banyak tanah yang digusur, dan kaum miskin perkotaan bertahun-tahun hidup dalam kesengsaraan,” Ujarnya.
Ia juga mengatakan Undang-undang Cipta Kerja hanya namanya saja, namun kenyataannya Undang-undang Cipta kerja menimbulkan kerugian bagi para kaum buruh, serta banyak perusahaan-perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak.
Nining Elitos selaku Ketua Konferensi Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) juga menyampaikan hal serupa bahwasanya Undang-undang Cipta Kerja merupakan hal yang menimbulkan penderitaan bagi kaum buruh.
“Undang-undang Omnibus Law Cipta kerja itu adalah bentuk penderitaan yang nyata bagi kaum buruh,” Ujar Nining di depan para awak media.
Selain itu Nining juga menyampaikan bahwa aksi kali ini murni untuk mengkritisi sistem pemerintahan yang semakin tidak berpihak kepada rakyat.
Aksi ini tidak hanya melibatkan unsur buruh dan petani, melainkan Juga melibatkan unsur mahasiswa, salah satunya KeluargaBesar Mahasiswa (KBM) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Syahrizal mengatakan keikut sertaan Mahasiswa dalam aksi ini merupakan bentuk pengawalan berbagai macam isu yang akhir-akhir ini mencuat selain itu juga alasan mahasiswa ikut serta dalam aksi ini karena banyaknya penindasan yang dilakukan oleh rezim Jokowi-Amin
“Mahasiswa ikut pada aksi kali ini merupakan bentuk pengawalan dari aksi-aksi sebelumnya,” katanya.
Reporter: Een
Editor: Alfin