Serang, lpmsigma.com | KPUM disinyalir tidak siap dalam serangkaian penyelenggaraan PUM 2021, pada kesempatan debat Calon DEMA-U yang dilakukan secara daring melalui live instagram dan Zoom meeting menuai kritikan dari berbagai pihak. Pasalnya tidak banyak mahasiswa yang menyaksikan acara tersebut, Jumat (19/02).
.
Kordinator Umum (Kordum) Komunitas Soedirman 30 Fikri, menilai banyak persoalan yang harus dijawab oleh KPUM sebagai penyelanggara PUM daring ditengah mahasiswa UIN Banten sedang keteteran membayar UKT.
.
“Lalu, minimnya partisipasi mahasiwa UIN menyaksikan siaran langsung debat kandidat sudah membuktikan bahwa kualitas PUM hari ini rendah hingga terkesan Formalitas saja,” ujarnya.
.
Fikri mengatakan hal tersebut terlihat dari sosialisasi KPU yang kurang masif, ia juga menekankan kepada Bawaslu agar memiliki metode atau langkah yang pasti untuk mengawasi penyelenggaran PUM kali ini.
.
“Bawaslu juga harus punya metode atau langkah pasti, karena sekarang pengawasan PUM sangat terkesan ekslusif, dan juga KPUM harusnya bentuk tim sosialisasi PUM kepada mahasiswa,” Kata Fikri.
.
Senada dengan Fikri, Ketua FSU Fiktor juga menyayangkan debat kandidat calon ketua dan wakil ketua Dema-U yang seharusnya bisa dinikmati oleh mahasiswa secara keseluruhan akan tetapi sepi dan seperti tak menemukan ghiroh pesta demokrasi mahasiswa.
.
“Kami menilai ini tidak lepas dari persiapan yang sangat tidak maksimal oleh penyelanggara, salah satunya kurang sosialisasi terhadap setiap runtutan jadwal kegiatan yang dilakukan dan kurang jeli mempersiapkan strateginya,“ ucap Fiktor.
.
Fiktor berpendapat perkara KPUM dan BAWASLU seharusnya penyelenggara bisa membuat formula yang tepat untuk bagaimana PUM ini walaupun dilakukan secara daring tapi tidak lepas dari esensinya. Apalagi dalam hal ini debat kandidat adalah momentum di mana pemilih (mahasiswa) bisa menilai kualitas serta integritas dari calon yang akan mereka pilih.
.
“Pada kesempatan ini kami sangat begitu menyayangkan penyelenggara tak begitu cerdas dalam mengemas pesta demokrasi kampus tahun ini. Jangan sampai kami salah kembali dalam memilih, ibarat membeli kucing dalam karung. Besar harapan kami khususnya dari UKM, untuk Dema U siapa pun yang terpilih bisa bersinergi dengan baik pada semua kalangan khususnya UKM” Tutup Fiktor dengan nada serius.
Intisari dari pernyataan dari dua pihak ini sebenernya sama: KPUM dan Bawaslu tidak sama sekali mempunyai langkah strategis untuk penyelanggaraan PUM daring, hingga sepinya keterlibatan mahasiswa dalam pesta demokrasi, ini adalah segelintir persoalan serius yang sedang terjadi di kampus.
.
Menanggapi dari banyaknya permasalahan PUM yang sedang terjadi, terutama keterlibatan mahasiswa menyaksisan debat kandidat ketua dan wakil ketua Dema-U, Ketua KPUM menyadari kurangnya alat sosialisasi “Kita hanya memakai medsos: facebook, IG,” ujarnya.
Tanggapan dari KPUM yang dingin memang sangat mengindikasikan pesta demokrasi menjadi sepi, hingga minimnya keterlibatan Mahasiswa dalam mengontrol jalannya kerja KPUM dan Bawaslu untuk Penyenggaran Umum Mahasiswa. Padahal, mahasiswa menjadi syarat wajib terselenggaranya PUM tahun ini.
[Khud/SiGMA]