Setiap Ramadan, perdebatan antara Tim Takjil dan Tim Makan Berat selalu mencuri perhatian. Dua kelompok ini punya cara berbeda dalam menikmati waktu berbuka. Tim Takjil lebih memilih makanan ringan seperti kolak, es buah, atau gorengan sebelum beranjak ke hidangan utama setelah shalat magrib. Sebaliknya, Tim Makan Berat langsung menyantap nasi dan lauk pauk tanpa basa-basi.
Diantara keduanya, mana yang kamu banget?
Momen buka bersama (bukber) sering menjadi ajang bagi kedua tim ini untuk mempertahankan pilihan mereka.
Bagi Tim Takjil, pilihan mereka bukan tanpa alasan. Mengawali berbuka dengan kurma, kolak, atau minuman manis dipercaya dapat mengembalikan energi dengan cepat setelah seharian menahan lapar dan haus. Selain itu, kebiasaan ini juga mengikuti sunah Rasulullah SAW. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Abu Daud:
“Biasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat Maghrib. Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma matang), dan jika tidak ada tamr, beliau meneguk beberapa teguk air.”
Sementara itu, Tim Makan Berat lebih memilih langsung menyantap hidangan utama seperti nasi dengan lauk pauk. Menurut mereka, setelah lebih dari 12 jam berpuasa, tubuh membutuhkan asupan makanan yang lebih mengenyangkan agar kembali bertenaga.
Namun, apakah langsung makan berat saat perut kosong ketika setelah berpuasa itu baik untuk kesehatan?
Menurut Jurnal Pengaruh Puasa Ramadhan pada Beberapa Kondisi Kesehatan yang di tulis M. Adi Firmansyah, mengonsumsi makanan berat secara langsung dapat membebani sistem pencernaan. Setelah berpuasa, kadar gula darah cenderung rendah, dan mengonsumsi makanan berat secara tiba-tiba bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.
Simpanan glikogen akan berkurang dan rendahnya kadar insulin plasma memicu pelepasan asam lemak dari sel adiposit. Oksidasi asam lemak ini menghasilkan keton sebagai bahan bakar metabolisme oleh otot rangka, otot ini bisa membuat tubuh terasa lemas dan mengantuk setelah makan.
Selain itu, perut yang kosong dalam waktu lama juga perlu beradaptasi sebelum menerima makanan berat, agar tidak mengalami gangguan pencernaan seperti kembung atau nyeri perut.
Sebaliknya, berbuka dengan makanan ringan yang mengandung gula alami dapat membantu tubuh beradaptasi lebih baik sebelum menerima hidangan utama. Itulah sebabnya banyak yang menyarankan berbuka dengan kurma atau minuman manis, lalu memberikan jeda dengan shalat magrib sebelum makan besar.
Jadi, bagaimana SiGMAnia? Apakah kamu lebih suka berbuka dengan yang ringan, atau langsung menyantap hidangan utama? Apapun pilihannya, yang terpenting adalah menjaga pola makan yang sehat agar tubuh tetap fit selama bulan Ramadan!
Penulis: Davina
Editor : Lydia