Tradisi Unik Ngaji Pasaran Ketika Ramadhan

0
83 views

Selama bulan suci Ramadhan berlangsung, di Indonesia ada salah satu tradisi unik yang mungkin hanya ditemukan di Indonesia, yaitu “ngaji pasaran” atau disebut juga “ngaji pasanan” dengan makna yang tidak berbeda (sama-sama mempelajari kitab kuning).

Ngaji pasaran biasanya terbuka untuk umum, apabila seorang tersebut tidak pernah belajar di pesantren, namun ingin mencoba belajar kitab kuning di saat bulan Ramadhan bisa bergabung di pondok pesantren yang ingin dituju, biasanya mereka disebut “santri kalong” atau juga “santri kelana”.

Pondok pesantren yang mengkaji kitab kuning biasanya mengadakan kegiatan rutinitas ngaji pasaran setiap bulan Ramadhan. Uniknya ngaji pasaran akan khatam (selesai) berbeda, ada yang menargetkan di 17 malam Ramadhan sudah khatam (selesai), dan ada juga yang sampai di malam terakhir Ramadhan baru khatam (selesai).

Istilah menyambung “sanad keilmuan” juga sudah tidak asing di telinga kita, apalagi bagi yang pernah belajar di pondok pesantren atau mempelajari kitab kuning, hal ini menjadikan ngaji pasaran adalah salah satu momentum untuk mempelajari ulang apa yang pernah ia pelajari dahulu.

“Ngalap barokah” atau mencari berkah menjadi salah satu tujuan “santri kalong” di saat bulan Ramadhan, baik mencari berkah dari guru spiritual, ilmu, bahkan mencari berkah di bulan Ramadhan supaya tidak menyia-nyiakan momentum di bulan ini.

Dilansir dari situs Nahdatul Ulama (NU) Online, ada beragam cara yang dapat kita lakukan untuk memuliakan bulan Ramadhan. Beberapa di antaranya adalah dengan cara memperbanyak ibadah, bersedekah, dan beragam ibadah-ibadah lainnya yang dianjurkan oleh agama seperti menambah ilmu pengetahuan.

Bisa disimpulkan bahwa ngaji pasaran bisa menjadi momentum untuk belajar lebih bersemangat lagi. Melalui ngaji pasaran ini, menjadi kegiatan yang sangat bermanfaat dan bisa menjadi salah satu opsi beribadah sekaligus cara mencari ilmu.

Penulis: Najib
Editor: Nazna