Uniknya Candi Jiwa, Berada di Tengah Sawah

0
1,032 views

Keragaman budaya menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat yang ingin di kunjunginya, salah satunya kompleks percandian yang berada di Batujaya, Karawang.

“Candi Jiwa” begitulah warga menyebutnya, yang konon katanya memiliki sejarah yang cukup mistis. Dari keterangan warga yang menghuni dekat dengan candi ini, setiap kambing yang melewati ‘unur’ atau gundukan tanah yang menutupi candi tersebut akan mati tanpa sebab yang jelas. Sehingga masyarakat setempat percaya dan menganggap tempat itu memiliki “jiwa” atau roh yang menghuni candi tersebut.

Dari sumber lain mengatakan, kata “Jiwa” berasal dari “Syiwa” yaitu salah satu nama dewa dari agama Hindu. Hal ini didasarkan dari pengaruh aksen Sunda yang mempengaruhi penyebutan nama Syiwa dari waktu ke waktu sehingga menjadi nama jiwa. Namun, hal ini masih dipertanyakan kebenarannya, karena beberapa penemuan yang mengerucutkan bahwa candi Jiwa ini merupakan candi peninggalan Budha.

Uniknya, Candi Jiwa tidak memiliki anak tangga dan ukiran relief seperti candi pada umumnya yang bercorak Hindu dan Buddha. Hal ini lantaran prosesi upacara tak dilakukan di bagian atas candi, melainkan dilakukan disekelilingnya.

Candi Jiwa menjadi situs pertama yang ada di daerah Batujaya. Karena Menurut catatan sejarah, bangunan kuno ini mulai berdiri sejak abad ke-5 atau ke-7 Masehi, bertepatan dengan masa pemerintahan Kerajaan Tarumanegara.

Penelitian awal ditemukannya candi jiwa ini dilakukan pada tahun 1984 oleh tim Arkeologi dari Fakultas Sastra Indonesia yang saat ini bernama Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Selanjutnya, pada tahun 1994 ditemukan kompleks percandian di daerah pesawahan penduduk yang tersebar di beberapa titik di dua desa. Tepatnya di daerah Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Hingga tahun 1997, di dalam kompleks percandian Batujaya sudah tersebar 24 situs candi yang diperkirakan mencapai 5 km persegi.

Ada hal yang menarik dari candi ini, semua bangunan candi menghadap ke arah yang sama, yaitu 50 derajat dari arah utara. Area situ Batujaya memang seolah-olah tampak menyatu dengan pesawahan warga. Selain itu, lokasinya juga tidak jauh dari garis pantai utara Jawa Barat atau Pantai Ujung Kota Karawang.

Hingga saat ini, kompleks percandian dijadikan tempat wisata serta objek bagi orang beragama Hindu untuk melangsungkan ibadahnya di Candi tersebut.

[Baidoi-Ifaz/SiGMA]