Natal merupakan salah satu hari raya penting dalam tradisi agama Kristen, yang diperingati setiap tanggal 25 Desember. Perayaan Natal memiliki sejarah panjang dan kompleks, yang melibatkan pengaruh tradisi kuno serta adaptasi budaya yang berlangsung selama berabad-abad.
Asal mula Natal berakar pada kisah kelahiran Yesus Kristus di Betlehem, sebagaimana dicatat dalam Injil Matius dan Lukas. Meski demikian, Alkitab tidak menyebutkan tanggal pasti kelahiran Yesus. Penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari raya baru dilakukan oleh Gereja pada abad ke-4.
Dalam jurnal yang berjudul “Natal sebagai Peristiwa Historis: Menelusuri Sejarah Natal 25 Desember” karya William Wahyu Sembiring pada tahun 2024, dijelaskan bahwa tanggal tersebut dipilih untuk menggantikan perayaan pagan seperti Saturnalia dan Sol Invictus yang populer di kalangan masyarakat Romawi. Hal ini menunjukkan upaya Gereja untuk memadukan ajaran Kristen dengan budaya lokal.
Sebelum menjadi perayaan Kristen, tanggal 25 Desember berkaitan erat dengan tradisi Romawi seperti Saturnalia, sebuah festival yang dirayakan pada 17–23 Desember dengan pesta, pemberian hadiah, dan pembalikan norma sosial. Elemen-elemen perayaan ini, seperti bertukar hadiah dan berkumpul dengan keluarga, kemudian diintegrasikan ke dalam tradisi Natal.
Pada Abad Pertengahan, perayaan Natal berkembang menjadi lebih terorganisasi dengan penambahan elemen budaya seperti drama keagamaan dan nyanyian. Tradisi ini meluas ke berbagai wilayah Eropa, meskipun sempat ditentang oleh kelompok Puritan pada abad ke-17.
Kaum Puritan, seperti yang dicatat oleh Mangunwijaya, menolak perayaan Natal karena dianggap bercampur dengan tradisi pagan. Mereka berpendapat bahwa tidak ada dasar alkitabiah untuk merayakan kelahiran Yesus pada 25 Desember, yang mereka anggap sebagai festival animisme dan tradisi penyembah berhala.
Pada abad ke-17, mereka bahkan melarang perayaan Natal di Inggris dan Amerika, menggantinya dengan hari puasa. Meskipun demikian, tradisi Natal tetap bertahan dan berkembang di kalangan Kristen.
Bentuk modern Natal mulai terlihat pada abad ke-19, saat tokoh Santa Claus dipopulerkan melalui sastra dan ilustrasi, serta tradisi pohon Natal dari Jerman mulai menyebar ke Eropa dan Amerika Serikat.
Kemudian dalam jurnal “Studi Historis Tentang Tanggal Kelahiran Yesus Kristus,” oleh Tolop Oloan Marbun tahun 2023, menyebutkan bahwa, pada abad ke-19 ditandai sebagai masa ketika Natal bergeser dari fokus religius menjadi perayaan universal yang menekankan nilai-nilai kasih dan kebersamaan keluarga.
Sejarah Natal mencerminkan perpaduan antara tradisi Kristen dan budaya kuno yang terus berkembang hingga kini. Dari peringatan sederhana kelahiran Yesus hingga menjadi perayaan global, Natal telah melampaui sekat agama dan menjadi simbol universal akan harapan, perdamaian, dan kebersamaan.
Penulis: Frida
Editor: Nazna