Hari lahir perfilman Indonesia diperingati setiap 30 Maret, tapi tahukah kalian film pertama apa yang di putar oleh Indonesia untuk pertama kalinya?
Di lansir dari laman Kompas.com, tanggal 30 Maret ini sebenarnya merujuk pada pemutaran perdana film “Loetoeng Kasaroeng” yang di anggap sebagai tonggak awal perfilman di Indonesia. Film ini diangkat dari cerita rakyat sunda dengan judul yang sama.
Uniknya, meskipun film ini berasal dari cerita rakyat, ternyata di sutradarai oleh orang Belanda, yaitu L. Heuveldorp dan G. Kruger. Film ini juga di produksi oleh perusahaan film Java Film Company. Tetapi, para aktor yang memerankan berasal dari masyarakat sunda pribumi dari golongan priyayi.
Saat itu, penayangan film ini masih berupa gambar bergerak tanpa ada suara sama sekali. Meskipun begitu, film ini ternyata pernah dibuat ulang selama dua kali pada tahun 1952 dan 1983.
Film ini diputar pertama kali di Bioskop Majestic, Bandung pada 30 Maret 1926. Kisah Loetoeng Kasaroeng sebenarnya berisikan nasihat untuk tidak memandang sesuatu dari kulitnya saja.
Di dalam ceritanya, tokoh Purbasari diejek oleh kakaknya karena memiliki kekasih seekor lutung (monyet dalam bahasa sunda). Sedangkan kakaknya, yaitu Purbararang selalu membanggakan kekasihnya, indrajaya seorang manusia. Tetapi ternyata, Lutung merupakan seorang pangeran tampan, titisan dewi Sunan Ambu.
Tetapi, meskipun Loetoeng Kasaroeng dinobatkan sebagai film pertama Indonesia. Ternyata, Hari Film Nasional yang biasa di peringati pada 30 Maret tersebut, merujuk pada hari pertama syuting film “Darah dan Doa” pada 30 Maret 1950. Film ini merupakan karya dari Usmar Ismail, yang saat ini di kenal sebagai tokoh besar dalam sejarah perfilman Indonesia, yang di juluki sebagai Bapak Perfilman Indonesia.
Penulis: Nabel
Editor: Lydia