BerandaNEWSDemonstrasi Ampera di KP3B, Soroti Persoalan APBD Provinsi dan Ketidakadilan Sosial 

Demonstrasi Ampera di KP3B, Soroti Persoalan APBD Provinsi dan Ketidakadilan Sosial 

Serang, lpmsigma.com – Aliansi Mahasiswa dan Pemuda untuk Rakyat (Ampera) menggelar aksi demonstrasi di depan Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), dengan tuntutan keadilan dan perubahan signifikan terkait pengelolaan anggaran dan kondisi sosial masyarakat, pada Jum’at (4/10).

Syahrizal, Humas aksi ini, menjelaskan bahwa demonstrasi ini lahir dari rasa frustrasi terhadap situasi politik dan sosial yang dialami oleh Provinsi Banten selama 24 tahun sejak terbentuknya provinsi tersebut.

“Kawan-kawan ingat perjuangan di tahun 2000, provinsi ini jauh dari cita-citanya. APBD tahun ini sebesar 604 miliar, tetapi itu bukan dari hasil peningkatan sumber daya alam yang dikelola untuk masyarakat,” ujar Syahrizal.

Syahrizal juga menyebut bahwa partisipasi pendidikan di Banten masih rendah, dengan angka 59% yang menunjukkan adanya jurang yang signifikan dalam sistem pendidikan provinsi tersebut.

“Sebagian besar anggaran berasal dari penjualan tanah oleh elit korporasi, sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan hak-haknya seperti pendidikan dan kesejahteraan, ironis mengingat Banten dikenal sebagai daerah agraris, tetapi mengalami kemerosotan yang parah,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Guntur, Ketua demonstrasi Ampera, menyoroti adanya kegagalan pemerintah provinsi dalam menangani isu-isu mendasar seperti kemiskinan, pengangguran, dan infrastruktur yang memadai.

“Reformasi birokrasi yang dijanjikan Wahidin Halim hingga kini belum terlaksana. Ada indikasi program-program fiktif yang dilakukan, sementara pembangunan yang dijanjikan hanya menghasilkan lebih banyak kerusakan lingkungan,” tegas Guntur.

Guntur juga menekankan, bahwa kerusakan lingkungan di pesisir pantai Banten terus berlangsung akibat praktik-praktik oligarki dan investasi swasta yang tidak terkendali. Selain itu, sektor pendidikan yang menjadi salah satu fokus Ampera dianggap belum mampu menciptakan kesadaran kritis dan ruang-ruang pekerjaan yang inovatif bagi masyarakat Banten.

“Ampera menuntut agar pemerintah lebih bertanggung jawab dalam mengelola anggaran dan memperbaiki berbagai persoalan mendasar yang dihadapi Provinsi Banten. Masyarakat Banten marah, 24 tahun bukan waktu yang sebentar, tetapi kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan masih merajalela,” tutupnya.

Reporter: Lydia
Editor: Nazna

- Advertisment -

BACA JUGA