Di atas botol, warna bertanya,
Tentang asal, rasa, atau tanda semata?
Biru, putih, hijau, merah, dan lainnya
Masing-masing menyimpan sebuah rahasia.
Biru, sejuk seperti langit terbuka,
Seolah dari gunung yang tinggi,
Mengalir jernih dari mata air,
Membawa kesejukan yang abadi.
Putih, sederhana dan murni,
Menjanjikan kemurnian sejati,
Disaring rapi, disiapkan hati-hati,
Agar tiap tetesnya bersih di nadi.
Hijau, bagaikan nafas alam,
Seperti embun di pagi kelam,
Menjanjikan kesegaran alami,
Dari sumber yang dijaga rapi.
Merah berani menantang dahaga,
Mungkin berperisa, mungkin berbeda,
Membawa cita rasa yang unik,
Dalam tiap tegukan yang mengalir.
Namun, apakah warna itu yang utama?
Bukan warna yang menghapus dahaga,
bukan kemasan yang menjaga hidup,
melainkan air tak tampak, tapi begitu berharga.
Warna hanyalah selubung,
Sebuah tanda yang diciptakan tangan,
Bukan asal, bukan hakikat,
Hanya ilusi permainan mata dan hati.
Jadi, jangan tertipu warna semata,
Lihat lebih dalam, pahami makna,
Sebab air tetaplah kehidupan,
Tak peduli warna di ujung yang menutup.
Manusia hanya sibuk memilih rupa,
baru menyadari terlambat sudah,
bahwa kehidupan tak ditentukan oleh warna.
Penulis: Ayunda
Editor: Enjat