Semasa kecil ketika bangun tidur, saya selalu mendengar lagu yang dilantunkan oleh Band Kasidah Nasida Ria yang diputar setiap pagi hari oleh mamake. Dengan irama musik dan lirik yang saling beradu, saya pun bersenang-senang dan gembira walau tidak tahu apa yang sebenarnya dinyayikan oleh vokalis Hj. Mujiha ini. Hanya lirik “perdamaian-perdamaian” yang menempel di kepala saya.
Tumbuh dan berkembang dengan cepat, Band Kasidah yang berasal dari Kota Semarang ini mengalami masa puncaknya pada tahun 2000-an. Nasida Ria pun bukan sembarangan nama biasa, dibalik itu ia mempunyai makna. Nasid yang artinya adalah lagu, dan Ria adalah gembira, sehingga bisa diungkapkan sebagai arti “Lagu Gembira”.
Diprakarsai dengan musik yang asoy, kita ingat betul musik ini selalu diputar di acara hajatan para tetangga. Tentu saja pamornya terus-menerus terkenal di segala arah penjuru, beberapa personil dengan anggun menggunakan baju warna kompak, sadar akan keistimewaan band ini.
Saya pun memutar kembali salah satu lagunya yang berjudul “Bom Nuklir”. Sungguh saya terhenyak dalam hati, membayangkan jika bom nuklir berjatuhan di segala tempat manusia, manusia akan musnah dengan penuh penderitaan. Cukup beralasan saya membayangkan moment bom nuklir jatuh, buktinya adalah peristiwa Nagasaki dan Hiroshima yang luluh lantah mayat-mayat mati tak tertolong sampai membuat negara Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat.
Perjumpaan saya dengan Nasida Ria hanya ingin mengulang kembali pertemuan yang asik dan menyenangkan semasa kecil. Akhirnya, kini saya mengerti bahwa Nasida Ria adalah sebenar-benarnya nafas kebeneran dalam segala hal. Tidak memberikan harapan palsu pada identitas apapun, juga di setiap lagunya jelas memiliki nilai-nilai moral untuk kehidupan manusia yang lebih baik.
Tidak habis-habisnya saya menghayati lautan suara vokalis yang terdengar renyah dan gurih layaknya makanan untuk hidup manusia. Nasida Ria tidak akan tergantikan, tetap akan selalu menjadi legenda Indonesia untuk semua umat manusia. Perlahan tapi pasti, semua orang mempunyai ingatan yang menyenangkan dan kegembiraannya masing-masing. Maka dengan cara sederhana, saya memutar lagu Nasida Ria sebagai pilihan.
Beberapa penghargaan berhasil didapatkan dari Band Kasidah Islami modern ini, membawa nilai sosial yang agung. Grup kasidah mana yang bisa melampaui batas maksimal lagu mereka yang berjumlah 400 lagu lebih dan bisa menelurkan 30 album.
Generasi Nasida Ria yang saat ini masih bertahan di Indonesia, terhitung sebagai generasi Nasida Ria yang ketiga. Kepopulerannya tidak pernah terganti oleh grup kasidah masa kini. Nasida Ria tidak akan pernah mati, sekarang, nanti, dan masa yang akan datang, dan akan selalu tersimpan di hati para manusia Indonesia.
Penulis : Ahmad Khudori