Selama bulan Ramadan, kata “takjil” sering kita dengar dan identik dengan makanan ringan yang diburu saat sore hari menuju waktu berbuka puasa, “berburu takjil” kebanyakan orang begitu menyebutnya.
Namun, ternyata arti kata “takjil” sebenarnya jauh dari konteks penggunaan makna kata tersebut yang kerap kali kita gunakan. Ternyata, “takjil” tidak berkaitan langsung dengan makanan loh, melainkan pada waktu dan momentum saat berbuka puasa!
Mari kita cek faktanya!
Kata takjil berasal dari bahasa Arab yakni ‘ajjala-yu’ajjilu-ta’jiilun yang berarti menyegerakan. Oleh karena itu, takjil sebenarnya merujuk pada momen atau waktu untuk menyegerakan berbuka puasa, setelah seharian menjalankan ibadah puasa dengan menahan lapar dan dahaga. Selain itu, dalam jurnal “Cultural and Social Dynamics in Ramadan” yang diteliti oleh Laila membahas tentang transformasi konsep takjil dalam tradisi ramadhan, ia menjelaskan takjil lebih dari sekedar makanan melainkan simbol dari waktu yang dimanfaatkan untuk refleksi dan pertemuan sosial selama bulan puasa.
Gak heran ni SiGMAnia, pada bulan Ramadan takjil menjadi sebuah tradisi yang menyatukan berbagai kalangan. Di banyak tempat, momen takjil diisi dengan berbagi makanan kepada mereka yang membutuhkan. Tak jarang, masyarakat menyelenggarakan acara buka bersama di masjid, panti asuhan, hingga tempat-tempat umum untuk menciptakan ikatan sosial yang erat di antara umat Muslim dalam momentum bulan suci ini.
Lebih dari itu, takjil mengingatkan umat Islam akan pentingnya menghargai waktu berbuka yang tepat setelah seharian berpuasa menjadi momen penuh syukur dan kedamaian. Sebuah momentum untuk bersyukur atas kesehatan, rezeki, dan kehidupan yang diberikan. Bahkan dibanyak komunitas, momentum takjil digunakan untuk saling berbagi bersama, ini membuktikan bahwa takjil bagian dari momentum sosial yang menumbuhkan rasa empati dan solidaritas.
Ketika adzan maghrib berkumandang, itu adalah titik peralihan yang menyatukan umat dalam satu waktu, memperkuat rasa kebersamaan dalam keluarga dan komunitas. Penelitian yang diterbitkan dalam studi Budaya Islam menyebutkan bahwa takjil bukan hanya tentang makanan melainkan tentang momen penting dan waktu berbuka yang menjadi simbol awal bagi umat untuk memperbaharui energi.
Jadi, takjil bukan hanya makanan manis atau segar yang disiapkan untuk berbuka ya SiGMAnia tetapi sebuah simbol waktu dan momentum untuk menyegerakan berbuka puasa yang penuh makna bagi umat Islam di seluruh dunia.
Penulis: Ayunda
Editor: Tiara