Serang, lpmsigma.com – Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) tahun 2024, dalam memilih Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), telah dilakukan aklamasi sebanyak empat kali atau tidak adanya pemungutan suara.
Hal ini dinilai adanya krisis demokrasi dalam kepemimpinan, sebab pemilihan secara aklamasi terulang kembali.
Fahda Alfiah, sebagai Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah (DEMA-FADA), menyayangkan hal tersebut karena dirasa demokrasinya tidak terbangun dan kurang sehat. Selain itu, kesempatan mahasiswa KPI untuk memilih pun tidak ada.
“Sangat disayangkan pemilihan Ketua HMPS KPI tahun ke-empat ini masih tetap aklamasi, karena dirasa demokrasinya itu tidak terbangun dan kurang sehat. Selain itu, mahasiswa KPI, tidak bisa mempertimbangkan dan memilih ketua HMPS KPI yang layak dan seharusnya”. ucapnya pada Kru LPM SiGMA, Sabtu (20/01).
Ia juga menambahkan, budaya aklamasi ini seharusnya tidak dibenarkan karena dapat merusak demokrasi dan Ia berharap pada PUM selanjutnya pemilihan Ketua HMPS KPI tidak dilakukan secara aklamasi lagi.
“Budaya aklamasi itu tidak boleh dibenarkan apalagi ditradisikan karena dapat merusak demokrasi, hal ini juga kurang terlihat baik dikarenakan terkesan tidak adanya persaingan gagasan dan argumentasi” tambahnya.
Sementara itu, Tabah Andriansyah selaku Ketua Komisi Pemilihan Umum Fakultas Dakwah (KPUM-FADA) 2024 menuturkan, sejak awal pendaftaran hingga akhir pendaftaran, calon Ketua HMPS dari KPI hanya satu orang yang mendaftar.
“Dari tahun ke tahun kebanyakan KPI aklamasi dibandingkan prodi lainnya di FADA, untuk faktor penyebabnya kurang bisa diketahui. Namun, untuk tahun ini memang dari awal pendaftaran hingga akhir pendaftaran hanya satu orang saja yang mendaftar” tuturnya.
Di tempat lain, Bahrul Ulum Sekretaris HMPS KPI 2023 menjelaskan bahwa pemilihan aklamasi ini bukan suatu hal yang disengaja dan direncanakan. Tetapi, adanya suatu faktor yang menyebabkan aklamasi terjadi seperti kejadian ditahun sebelumnya.
“Aklamasi ini dilakukan secara tidak sengaja karena sebetulnya ditahun kemarin itu ada dua calon yang maju, namun dikarenakan tidak lolos dalam pemberkasan maka secara tidak langsung aklamasi” jelasnya.
Reporter: Tiara & Pitaloka
Editor: Nazna