Oleh: Nurul Nazmi, Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Situasi krisis akibat pandemi Covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan dan ekonomi, namun juga menyerang daya kritis pegiat organisasi di lingkungan kampus. Idealnya, Ormawa yang ada di lingkungan Jurusan, Fakultas dan Universitas bisa menjadi wadah edukasi dan aspirasi mahasiswa itu sendiri.
Di dalam Anggaran Dasar (AD) Undang-undang Keluarga Besar Mahasiswa (UU KBM) UIN SMH Banten, Ormawa atau KBM merupakan wadah untuk menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, wadah peningkatan kesadaran berfikir analisis, kritis transformatif, berorientasi kedepan serta menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas yang mampu bersaing baik level lokal, nasional maupun internasional.
Jauh dari apa yang telah diamanatkan oleh UU KBM, pegiat Ormawa hari ini telah kehilangan nalar kritis karena mungkin terlalu sibuk dengan urusan pribadinya atau mungkin terlalu banyak bermain game sehingga lupa dengan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa.
Terbukti, dengan postingan-postingannya di akun official Instagram Ormawa (tidak perlu disebutkan satu persatu), mereka lebih aktif dalam memberikan informasi kepada masyarakat kampus ihwal Peringatan Hari Nasional daripada melakukan gebrakan yang mendatangkan kemaslahatan untuk umat.
Sering membuat pamplet peringatan hari nasional memang bagus, tapi jika hanya itu yang bisa dilakukan oleh Ormawa, lama-kelamaan kita juga merasa muak dan jengah dengan kinerja mereka.
Seharusnya di tengah kondisi paceklik seperti saat ini pengembangan potensi mahasiswa harus diutamakan. Ormawa harus tetap eksis dengan berbagai kegiatan produktifnya.
Perlukah kita mengubah nama Ormawa menjadi ORMAKA; Organisasi Mahasiswa Kalender. Karena selama ini fungsi mereka hanya memberi informasi terkait hari-hari besar nasional yang ada di kalender, tidak lebih.
Mungkin kualitas Ormawa hari ini hanya mampu memberikan ucapan melalui desain poster/pamflet yang mereka buat. Tapi sadarkah, sudah berapa banyak isu daerah dan nasional yang kalian tidak hadir di dalamnya?
Berapa juta anggaran kampus yang telah kalian habiskan dan sia-siakan tanpa memberikan kontribusi yang nyata kepada mahasiswa dan masyarakat?
Editor: Alfina Syabania