BerandaNEWSAksi Krisis Iklim dan Refleksi Hari Udara Bersih Internasional

Aksi Krisis Iklim dan Refleksi Hari Udara Bersih Internasional

Serang, lpmsigma.com – Mahasiswa Pencinta Kelestarian Alam (Mahapeka) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten mengadakan aksi protes krisis iklim, usai masuknya Serang sebagai Kota atau Kabupaten dengan tingkat polusi tertinggi di Indonesia. Aksi ini diadakan di depan Kawasan Pusat Pemerintah Banten (KP3B) pada Kamis (7/9).

Aksi ini diikuti oleh, Mahasiswa Pencinta Alam Bina Bangsa (Mapelba), Komunitas Soedirman 30 (KMS30), Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam, Pena Masyarakat dan Grahatamala. Dengan tuntutan:

1. Benahi lingkungan yang ada di Provinsi Banten
2. Jaga dan rawat ruang hijau yang ada di Provinsi Banten
3.Indonesia deklarasikan darurat iklim segera
4. Keadilan iklim harus jadi agenda prioritas pada Pemilu 2024
5. Generasi muda menolak solusi iklim palsu.

Selain itu maksud dari diadakannya aksi demonstrasi kali ini untuk menyambut “Perayaan Hari Bersih Internasional” serta adanya kampanye akan kesadaran terkait kondisi udara yang kian memburuk.

Koordinator Lapangan, Bagas Yulianto. Menuturkan dengan adanya aksi serta penampilan kesenian adalah sebuah bentukbuntuk mengingatkan kembali bahwa alam sedang tidak sedang baik-baik saja. Ia juga mengingatkan kembali untuk menanam dan menjaga pohoh, karena pohon meliki salah satu fungsi sebagai penyerap emisi.

“Selain orasi-orasi untuk kami juga melakukan performing art, itu semua merupakan upaya dari mengingat kembali kondisi polusi yang kian memburuk,” jelasnya.

Bagas Yulianto juga menyampaikan, Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada permasalahan kerusakan lingkungan yang semakin parah dan sebagian besar disebabkan karena ulah manusia.

Dikatakannya, kecerobohan manusia menimbulkan musibah bencana alam, diantaranya, banjir di musim penghujan, hawa panas dan bencana kekeringan di musim kemarau karena semakin berkurangnya pepohonan penyuplai oksigen, semakin sedikitnya ruang resapan/tangkapan air dan matinya sumber mata air di pegunungan.

Menurutnya, penggunaan bahan bakar kendaraan serta asap cerobong pabrik juga berkontribusi pada polusi dan pencemaran udara sehingga menurunkan kualitas udara yang dihirup sehari-hari, ia menegaskan jika hal ini tidak diatasi dengan tegas maka akan ada bencana yang lebih besar lagi.

“Jika hal ini tidak disikapi dengan bijak sedini mungkin, bukan tidak mungkin alam akan memberikan bencana yang lebih parah lagi kepada kita,”

Ditempat lain. Nasrullah selaku ketua umum Mahapeka, menjelaskan selain sebagai bentuk protes dari tidak adanya solusi dari kualitas udara yang kian memburuk juga sebagai bentuk pengingat bahwa saat ini Banyen sedang mengalami kondisi yang harus sama-sama untuk dibenahi.

“Selain untuk memperotes, kami juga ingin mengingatkan kepada seluruh masyarakat Banten untuk bersama-sama membenahi perihal permasalahan polusi udara,” ujarnya kepad Kru Magang Sigma.

Reporter: Mg_Malik
Editor: Ima

 

- Advertisment -

BACA JUGA