Awal Mula Kurban: Perselisihan Qabil dan Habil Sampai Teladan Nabi Ibrahim

0
78 views

Idul Adha merupakan salah satu hari besar yang dirayakan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Saat mendekati hari besar ini, sebagian umat Islam biasanya membeli hewan kurban berupa kambing atau sapi.

Kurban adalah suatu ibadah yang dilakukan oleh umat islam dalam rangka berserah diri kepada Allah SWT. Kurban adalah penyembelihan hewan tertentu dengan niat ikhlas dan mengikuti tata cara dalam agama Islam.

Dikutip dari laman Nahdatul Ulama, banyak umat Islam yang hanya mengetahui awal mula kurban dari kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Namun ternyata Allah SWT telah memerintahkan kurban sejak Nabi Adam A.S.

Perintah kurban bermula dari perselisihan antara anak nabi Adam dengan Habil dan Qabil. Habil lahir sebagai saudara kembar dengan Labuda dan Qabil lahir sebagai saudara kembar dengan Iqlima. Sesuai perintah Allah, Habil harus menikah dengan Iqlima dan Labuda harus menikah dengan Qabil agar tidak bisa menikah dengan saudara kembarnya.

Namun, Qabil menolak hal itu karena ia beranggapan Iqlima lebih cantik dari Labuda. Perselisihan tersebut akhirnya ditengahi dengan perintah dari Allah, yaitu persembahan kurban dari Habil dan Qabil untuk syarat menikah. Kurban siapa yang nantinya akan diterima oleh Allah maka ia berkah menentukan pasangan menikahnya.

Saat itu Habil hidup sebagai penggembala, jadi dia menyiapkan seekor domba jantan dan membawanya ke gunung. Pada saat yang sama, Qabil membawa hasil pertanian terbaiknya untuk dikurbankan.

Akhirnya, mereka berdua menunggu untuk melihat kurban siapa yang akan diterima Allah SWT. Tak lama kemudian, muncul api dari puncak gunung dan memusnahkan kambing kurban Habil sedangkan milik Qabil masih utuh. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menerima kurban Habil dan kurban Qabil tidak diterima.

Sejarah kurban pula dalam agama Islam memiliki akar yang berhubungan dengan kisah Nabi Ibrahim (Abraham) dan putranya, Nabi Ismail (Ishmael), sebagaimana diceritakan dalam Al-Quran. Kisah ini menjadi landasan sejarah bagi ibadah kurban yang dilakukan oleh umat muslim.

Menurut riwayat Al-Quran, Allah SWT menguji kesetiaan Nabi Ibrahim dengan memerintahkannya untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail. Nabi Ibrahim yang taat kepada Allah siap menjalankan perintah tersebut. Namun, ketika Nabi Ibrahim bersiap untuk mengorbankan putranya, Allah menunjuknya sebagai satu-satunya kurban.

Peristiwa ini menjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam dan menandai ketundukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap kehendak Allah. Dalam Islam, pengorbanan diyakini sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian yang patut diteladani.

Setelah masuknya Islam dan penyebaran ajarannya, kurban menjadi bagian penting dalam ritual dan tradisi agama Islam. Ibadah Kurban resmi diselenggarakan pada masa Nabi Muhammad SAW dan beliau telah menetapkan waktu dan syarat pelaksanaannya.

Umat Islam di seluruh dunia menjalankan amalan kurban hingga saat ini. Setiap tahun selama Idul Adha, umat Islam yang mampu secara finansial menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ibadah, mengikuti teladan Nabi Ibrahim dalam ketundukan dan ketaatan. Selain sebagai bentuk ibadah, kurban juga memiliki dimensi sosial dan kemanusiaan yang penting.

Penulis: Enjat
Editor: Nazna