Julius Caesar adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Romawi kuno. Sebagai seorang jenderal, politikus, dan diktator, ia memainkan peran penting dalam transformasi Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi yang besar. Meskipun terkenal karena kepemimpinannya yang otoriter, ada aspek yang menarik dari hidupnya yang tidak diketahui banyak orang, yaitu perannya dalam perkembangan dunia pers.
Melansir dari Britannica, sejarah mencatat Julius Caesar lahir pada 13 Juli 100 SM di Roma, dalam keluarga patrician yang tidak terlalu berpengaruh. Namun, melalui kecerdasan, ambisi, dan ketekunannya, ia berhasil mengukir namanya di dunia politik dan militer. Setelah memenangkan beberapa pertempuran besar, terutama dalam Perang Galia, ia menjadi figur yang sangat dihormati dan dihitung dalam kekuatan politik Romawi.
Pada tahun 49 SM, Caesar melintasi Sungai Rubicon dengan pasukannya, suatu langkah yang dianggap sebagai deklarasi perang terhadap Senat Romawi dan rival politiknya. Keputusannya ini mengarah pada perang saudara yang akhirnya mengakhiri Republik Romawi dan memulai era Kekaisaran. Pada 46 SM, Caesar diangkat sebagai diktator seumur hidup, sebuah jabatan yang memusatkan hampir seluruh kekuasaan politik pada dirinya.
Selain warisan militernya, Julius Caesar dikenal juga karena inovasinya dalam dunia komunikasi dan pers. Salah satu kontribusi penting Caesar adalah penerbitan Acta Diurna, yang sering dianggap sebagai bentuk awal dari surat kabar modern.
Menurut jurnal “Sejarah Jurnalistik” karya ASM Romli menjelaskan, Acta Diurna adalah catatan harian yang diterbitkan di Roma yang berisi informasi tentang kegiatan pemerintah, keputusan hukum, dan perkembangan penting lainnya. Walaupun terbit secara manual, catatan ini menyediakan saluran komunikasi yang memungkinkan rakyat Romawi memperoleh informasi yang ditempelkan pada dinding majalah yang disebut “Forum Romanum” atau Stadion Romawi.
Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan pembuatan Acta Diurna untuk memastikan kontrol atas informasi yang beredar di masyarakat. Meskipun lebih bersifat resmi dan kontrolatif, Acta Diurna memberi pengaruh besar pada perkembangan media massa di kemudian hari. Ini menjadikannya salah satu pionir dalam dunia pers, sebuah peran yang membawa Caesar dengan julukan “Bapak Pers Dunia”.
Salah satu contoh tulisan yang menyoroti kontribusi Caesar terhadap pers modern dapat ditemukan dalam buku “A Manual of Roman Private Law,” Karya W.W Buckland. Buckland menjelaskan bahwa penerbitan Acta Diurna di bawah otoritas Caesar memberikan bukti bahwa penguasa pada masa itu menyadari pentingnya kontrol atas informasi untuk memelihara stabilitas politik dan sosial.
Meskipun masa kepemimpinan Caesar hanya berlangsung singkat, ia dibunuh pada 15 Maret 44 SM oleh sekelompok senator yang khawatir dengan ambisi warisannya bertahan lama, baik dalam bentuk Kekaisaran Romawi yang berkembang pesat, maupun dalam sumbangsihnya terhadap perkembangan media informasi. Acta Diurna menjadi cikal bakal dari surat kabar dan media massa modern yang kini sangat integral dengan kehidupan kita sehari-hari.
Meskipun kepemimpinannya yang otoriter dan kontroversial, Julius Caesar berhasil membuka jalan bagi pemahaman baru, tentang bagaimana kekuasaan dapat mempengaruhi arus informasi, dan bagaimana media dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat kontrol pemerintah. Sumbangannya ini menunjukkan bahwa dalam kekuasaan yang absolut, ada kebutuhan untuk berbagi informasi dengan masyarakat, sebuah prinsip yang tetap relevan dalam dunia pers modern.
Julius Caesar bukan hanya dikenang sebagai jenderal militer dan diktator, tetapi juga sebagai tokoh yang berperan dalam revolusi dunia pers. Lewat Acta Diurna, ia menciptakan landasan awal bagi perkembangan media yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Meskipun tujuannya yang berkaitan dengan kekuasaan dan kontrol, peranannya dalam sejarah pers tidak bisa dipandang sebelah mata.
Penulis : Frida
Editor : Lydia