Sebagai perwujudan cita-cita bangsa, anak muda dideskripsikan demikian karena memiliki daya kreatifitas dan imajinasi yang tinggi untuk membangun peradaban ke arah yang lebih baik.
Dalam hal ini, pemerintah mendorong generasi muda untuk wajib mengenyam pendidikan selama 12 tahun. Dengan jenjang pendidikan yanh sangat panjang tentu harapannya ialah untuk membangun moral dan akal pada generasi bangsa.
Namun, hal ini tidak sepenuhnya berjalan sesuai apa yang diharapkan. Banyak dari kelompok generasi muda menjadi sangat berbahaya di kalangan masyarakat.
Anak muda saat ini, lebih cenderung labil dan lebih suka bersikap dengan kekerasan sebagai wujud untuk mengekspresikan diri.
Dalam Buku Sarlito Wirawan Sarwono mengenai Psikologi Remaja, hal tersebut didefiniskan sebagai kenakalan remaja.
Kenakalan remaja adalah suatu pergaulan yang tidak sesuai dengan aturan yang ada seperti aturan keluarga, orang tua, adat istiadat. Penyimpangan yang di lakukan seperti pulang terlalu malam, merokok, minum minuman keras, hamil di luar nikah (Sarlito, 1989).
Kenakalan remaja sangat beragam bentuknya dan sangat meresahkan lingkungan tempat tinggalnya hingga kadang memakan korban jiwa.
Seperti aksi konyol yang dilakukan beberapa anak muda di jalanan memberhentikan mobil truk yang sedang melintas.
Banyak lagi kenakalan remaja yang akhirnya sampai berujung pelanggaran pidana. Contohnya saja pembacokan yang dilakukan beberapa gerombolan anak muda di Daerah Petir, Kabupaten Serang, Banten.
Belum lama ini, tersiar kabar gangster (kelompok anarkis remaja) akan melakukan aksi pada perayaan ulang tahunnya di jalanan Kota Serang.
Kenakalan ini.membuat masyarakat resah, yang akhirnya mengganggu kondusifitas lingkungan masyarakat yang dilakukan anak muda. Mulai dari balap liar, aksi pamer senjata tajam di jalanan, hingga pengeroyokan tanpa alasan.
Mengapa demikian aksi remaja identik dengan kekerasan yang akhirnya berujung pidana. Karena kemunduran akal generasi bangsa.
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal (Zahratu, 2012)
Hal ini karena karakter anak muda yang masih labil sehingga tidak bisa untuk berpikir panjang mengenai dampak dan akibat yang dilakukannya itu.
Perlu adanya kontroling dalam internal seperti di lingkungan keluarga yang dilakukan oleh orang tua sehingga mencegah tindakan remaja yang serampangan.
Penulis: Fajri Munawir