BerandaSuara MahasiswaKendala Dalam Pembelajaran Online

Kendala Dalam Pembelajaran Online

Awal tahun 2020 silam, sistem pembelajaran di Indonesia mengalami perubahan akibat dampak dari Pandemi yang ditimbulkan oleh Virus Corona Disease 19 (Covid-19) yang kian menghawtirkan penularanya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menutup sementara sekolah dan Perguruan Tinggi. Selain itu, pemerintah juga melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah sistem pembelajaran, yang semula dari sistem tatap muka menjadi sistem pembelajaran online.

Namun, dalam sistem pembelajaran baru ini dibutuhkan adaptasi bagi pengajar dan juga peserta didik untuk terbiasa menggunakan metode tersebut.

Ada sebagian peserta didik mengeluhkan beberapa kendala dalam pembelajaran online. Seperti, kendala dalam jaringan dan kuota internet serta dirasa kurang efektif dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang seharusnya bisa di maksimalkan prosesnya.


Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Tim Litbang SiGMA kepada Mahasiswa UIN Banten, mengenai keefektifan pembelajaran kuliah daring, sebanyak 96% atau sejumlah 98 orang dari 100 mahasiswa yang di survei mengaku merasa tidak efektif saat mengikuti pembelajaran secara daring.


Berikut, beberapa kendala yang acap kali dikeluhkan oleh pelajar selama proses pembelajaran online:


Pertama, masalah akses jaringan dan sinyal yang tidak merata di setiap wilayah Indonesia menyebabkan pelajar kesulitan mendapatkan akses jaringan yang lancar. Sehingga, proses dalam kegiatan belajar mengajar online pun terhambat. Akibatnya, banyak mahasiswa yang mengeluh saat belajar di era pandemi ini. Misalnya, saat sedang kuliah via zoom meeting atau google Meet terkadang mahasiswa sulit mengakses.

Kedua, terlalu sering menatap layar laptop dan gadged juga bisa berdampak pada kesehatan mata. Di era digital seperti sekarang ini kita terpaksa untuk betah berlama-lama menatap layar hand phone atau laptop, karena memang hal tersebut implikasi dari pandemi yang menyebabkan segala aktivitas dialihkan ke sistem digital. Apalagi bagi mahasiswa yang sedang aktif kuliah, mereka terpaksa melihat hand phone atau laptop untuk mengikuti pelajaran setiap harinya. Akibat terlalu lama melihat layar gadged atau laptop, akan menyebabbkan penyakit mata yang disebut Penyakit Mata Digital (compter vision syndrome). Dampak dari penyakit ini menyebabkan mata lelah, sakit kepala, mual dan mata kering.

Ketiga, pelajar merasa kesulitan dalam memahami materi yang dijelasankan oleh pengajar. Banyak pelajar terkendala dalam mencerna materi yang disampaikan pengajar, akibat dari tidak adanya penjelasan yang lebih detail. Memang tidak semua pengajar seperti itu, tapi ada pengajar yang terkadang hanya memberikan materi saja tanpa memberi penjelasan yang lebih komprehensif, hal tersebut berhasil membuat sebagian pelajar kebingungan untuk memahami materi.

Dan yang terakhir, kurangnya kedisiplinan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut menjadi lumrah ketika ada pelajar atau bahkan pengajar terlambat mengikuti saat pembelajaran online. Bagi pelajar hal tersebut menjadi masalah tersendiri, karena akan mempengaruhi kepada pemahaman atas materi yang sedang disampaikan.

Dari kasus yang ditemukan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem daring ini memilki dampak yang cukup berpengaruh bagi pelajar. Kita sebagai pelajar yang tetap menginginkan belajar secara nyaman dan kondusif harus bisa menggunakan gadged ataupun laptop, serta mengatur waktu dimana harusnya bisa belajar secara efektif. [ Mg.Alfian/Dani/SiGMA]

- Advertisment -

BACA JUGA