BerandaSuara MahasiswaopiniMemberantas Budaya Patriarki dengan Menjadi Perempuan Mandiri

Memberantas Budaya Patriarki dengan Menjadi Perempuan Mandiri

Budaya Patriarki di Indonesia kini sudah menjelma sebagai budaya yang turun-temurun antargenerasi, dimana laki-laki selalu mendominasi entah dalam pekerjaan, rumah tangga hingga hubungan (relationship).

Pusat gender dan anak pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menyatakan, budaya patriarki ini sebaiknya dikurangi karena menjadi dasar munculnya berbagai kasus kekerasan yang menimpa pada perempuan di Indonesia.

Berbagai kasus yang marak menimpa kaum perempuan mulai dari kekerasan seksual, naiknya angka kematian ibu hamil serta berbagai kasus kekerasan lain, baik secara fisik maupun psikis.

Seorang perempuan yang selalu dirugikan dengan adanya budaya patriarki, sering menghadapi banyak tantangan dan diskriminasi, mengalami pembatasan dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan pribadi. Budaya patriarki seringkali menempatkan kekuasaan dan kontrol pada laki-laki, sehingga perempuan rentan mengalami ketidaksetaraan dan penindasan.

Maka dari itu, penting sekali bagi kaum perempuan untuk mengambil peran dalam menghadapi budaya patriarki yang masih melekat di masyarakat, yaitu dengan mengembangkan kemandirian dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat meraih kesetaraan gender dan mengurangi ketimpangan yang ada.

Menjadi perempuan mandiri yang dapat mengambil kendali atas kehidupannya sendiri, membebaskan diri dari ketergantungan pada struktur patriarki yang dapat membatasi potensi dan pilihan perempuan, dengan memiliki keberanian untuk menantang norma-norma sosial yang mendukung ketidaksetaraan gender.

Selain itu, penting untuk memahami dan menghargai identitas diri sebagai seorang perempuan, serta bebas dari stereotip gender yang membatasi perempuan untuk berekspresi.

Memberanikan diri untuk menjadi perempuan yang bisa mengubah struktur sosial yang mendukung ketidaksetaraan gender, baik melalui advokasi, aktivisme, atau partisipasi dalam politik dan kepemimpinan.

Dengan demikian, perempuan dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam memerangi budaya patriarki, dengan menjadi masyarakat yang lebih inklusif dan adil bagi semua individu, khususnya perempuan.

Penulis: Nabila
Editor: Nazna

- Advertisment -

BACA JUGA