Beranda blog Halaman 22

Jejak Peradaban Tionghoa di Tangerang

0

Kawasan Cina Benteng di Tangerang menyimpan nilai sejarah yang tinggi. Dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Eko Jumantoro, Abdul Hamid, dan Hasuri Wadeh dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sejumlah bangunan di kawasan ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah. Terletak di Pasar Lama, kawasan ini tidak hanya dikenal sebagai destinasi kuliner tetapi juga sebagai tempat wisata religi, budaya dan sejarah.

Pecinan Cina Benteng berperan penting dalam perkembangan masyarakat Tionghoa di Tangerang. Banyak bangunan di sana yang menyimpan cerita dan memiliki keunikan arsitektur. Namun, sebagian dari peninggalan bersejarah ini terabaikan di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat. Diharapkan pengembangan kawasan ini sebagai objek wisata dapat membantu melestarikan sejarah Cina Benteng.

Salah satu bangunan ikonik dari sejarah Cina Benteng adalah benteng yang menjadi pusat peradaban Kota Tangerang. Didirikan pada pertengahan abad ke-17 dengan arsitektur khas Tionghoa, benteng ini merupakan saksi bisu sejarah awal kedatangan nenek moyang masyarakat Tionghoa di Tangerang. Peristiwa ini diyakini bermula dari pendaratan rombongan yang dipimpin oleh Cheng Ci Lung pada tahun 1407, bagian dari ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Laut Selatan.

Kini benteng yang berada di Jalan Cilame No. 20, Pasar Lama, Tangerang, dijadikan museum. Museum Benteng Heritage ini menyimpan berbagai artefak bersejarah yang mencerminkan kekayaan budaya Tionghoa. Museum ini berfungsi menjaga jejak peradaban Tionghoa di Tangerang.

Penulis : Mg_Ikhda
Editor : Rubbi

UIN Banten Hadirkan UEA guna Meningkatkan AI dan Teknologi di Kampus

0

Serang, lpmsigma.com – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, mengadakan Studium bertemakan “The UAE’S Experience In Advancing Artificial Intelligence And Technology” yang bertempat di Auditorium Rektorat kampus dua, pada Senin (09/09).

Abdulla Salem Aldhaheri, selaku Ambassador of Uni Emirat Arab (UEA), mengungkapkan bahwa UEA sangat serius dalam pengembangan dan penerapan kecerdasan buatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya sektor luar angkasa aktif terbesar di Teluk dan Timur Tengah.

“Keinginan UEA dalam meningkatkan AI dan teknologi juga dibuktikan melalui pendirian Universitas kecerdasan buatan Mohammed Bin Zayed University Artificial Intelligence (MBZUAI) pada Oktober 2019” ujarnya.

Ia juga menambahkan, UEA memperkirakan bahwa pada tahun 2030, kecerdasan buatan akan berkontribusi sebesar USD 15,7 triliun terhadap ekonomi global, yang meningkatkan PDB UEA sebesar 35 persen dan mengurangi biaya pemerintah sebesar 50 persen.

“Dengan adanya kolaborasi ini, berpotensi menciptakan manfaat bersama di berbagai bidang. Dengan adanya hubungan bilateral ini, menjadi solusi baru dan berkontribusi pada masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi Indonesia dan Uni Emirat Arab,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Wawan Wahyudin selaku Rektor UIN SMH Banten, menuturkan bahwa pentingnya penerapan kecerdasan buatan untuk proteksi terhadap kurikulum negara.

“Kita ingin menggali penerapan kecerdasan buatan yang telah digagas oleh negara Uni Emirat Arab, agar ada perlindungan dan proteksi terhadap kurikulum negara kita,” tuturnya.

Reporter: Mg_Fadly
Editor: Rubbi

Mahendra dan Lukanya

0

Oleh: Adinda Syaharani Syam mahasiswa fakultas Sains dan Teknologi

Sebulan yang lalu, liburan di pantai favorit Mahendra yang seharusnya menjadi kenangan indah justru berubah menjadi bencana. Ombak dahsyat mengubah malam penuh harapan menjadi malam penuh kepedihan. Mahendra, yang biasanya merasakan kebahagiaan dari pantai yang tenang, kini harus menghadapi kenyataan pahit. Karena pantai itulah ia kehilangan segalanya, keluarga yang dicintai dan kebahagiaan yang diharapkannya.

Malam itu, Mahendra yang buta, adiknya Dirga, dan ibu mereka berlari meninggalkan pantai. Suasana tegang dan panik menyelimuti mereka saat ombak semakin mendekat, mengancam segala sesuatu di sekelilingnya. Mahendra yang tidak bisa melihat dan hanya bergantung pada adiknya, Mahendra merasa tidak berdaya. Dirga, yang mengerti bahwa sang Kakak kesulitan segera menggendong Mahendra di punggungnya dan berlari secepat mungkin. Dengan tangan kanannya, Dirga menggenggam tangan ibu mereka, berusaha menjaga mereka semua tetap bersama. Namun, dalam kekacauan dan kerumunan orang-orang yang melarikan diri, genggaman itu terlepas.

“Pergi, tinggalkan saja Ibu, selamatkan diri kalian,” kata ibu mereka, suaranya terdengar samar di antara teriakan dan kekacauan. Kata-katanya menjadi perintah terakhir, sebelum menghilang ditengah kericuhan.

Di tengah air yang semakin cepat naik, Dirga berlari dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir. Mahendra, yang hanya bisa merasakan ketegangan dan kesakitan melalui suara dan sentuhan, menangis tanpa suara di balik punggung adiknya. Mereka akhirnya menemukan tim penyelamat yang sedang mengevakuasi orang-orang. Dengan sisa tenaganya, Dirga membawa Mahendra menuju mobil penyelamat, membawa sang Kakak masuk ke dalam kendaraan dengan segala upaya.

Namun, air terus mengejar mereka. Dirga, dengan panik bergegas naik dan menutup pintu mobil, lalu memberi isyarat kepada sopir untuk pergi sebelum air menyentuh kendaraan. Dirga memeluk sang kakak, mencoba untuk menenangkannya.

“Kak, ada Dirga di sini, semua akan baik-baik saja,” ucap Dirga dengan suara setenang mungkin, ia terus memeluk sang kakak.

“Dirga janji ya, jangan tinggalin Mahen seperti Ayah dan Ibu,” ucap Mahendra dengan isak tangis yang begitu pilu.

Dirga hanya tersenyum, meskipun hatinya terasa hancur. Nyatanya, semenjak ia berlari sambil menggendong sang kakak dan berdesakan dengan kerumunan, dadanya terasa sesak dan napasnya tidak seperti biasanya. Kini Dirga hanya berharap apa pun yang terjadi padanya kelak, sang kakak harus tetap aman.

Hari demi hari berlalu, air secara perlahan kembali tenang. Selama itu pula, Dirga merawat sang kakak dengan sangat baik. Di posko penyelamatan, Ia selalu berada di sisi Mahendra, tidak membiarkannya kesusahan. Mahendra merasa sangat bersyukur memiliki adik seperti Dirga, meskipun kedua orang tua mereka sudah tiada.

Sebulan kemudian, dokter yang bertugas di posko mendekati Mahendra.

“Mahendra, apa kabar?” tanya dokter.

“Baik, Dok. Kondisiku semakin baik,” jawab Mahendra.

“Syukurlah. Dirga bagaimana?” tanya dokter sambil menatap Dirga

“Baik, Dok,” jawab Dirga.

“Mahendra, aku ada kabar baik. Kami beberapa hari yang lalu, atas permintaan Dirga, mencarikan pendonor mata untukmu, dan kami menemukannya. Bagaimana jika kita lakukan operasi minggu depan di rumah sakit?”

“Sungguh? Aku bisa melihat lagi? Iya, aku mau!” Mahendra sangat senang mendengar kabar itu.

Setelah mengobrol cukup lama, dokter pun pamit pergi.

“Dirga, kakak akan bisa melihat. Kakak bisa melihat wajah Dirga yang sekarang. Terakhir kali aku melihat wajahmu saat kita masih SD,” ucap Mahendra, meraba keberadaan wajah sang adik.

Dirga pun mengarahkan tangan kakaknya ke arah wajahnya.

“Dirga ikut senang, kak. Senang sekali.”

“Terima kasih sudah meminta mereka mencarikan pendonor mata untukku”

“Iya sama-sama Kak, janji sama Dirga yah setelah bisa melihat nanti Kakak harus hidup dengan bahagia” kata Dirga sambil mengelus wajah sang Kakak

Mahendra hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Kak, kuharap senyuman mu tidak akan pernah pudar. Aku harap binar bahagia di mata mu akan selalu bersinar ” kata Dirga dalam hati.

Akhirnya hari yang di nantikan Mahendra tiba. Hari operasi matanya.

“Dirga boleh ikut masuk Dok? ” tanya Mahendra

“Tidak, Dirga akan tunggu di luar” jawab dokter

“Tapi… ” ucap mahendra sedikit ragu

“Kakak, tenang yah. Dirga akan selalu ada di sisi Kakak. Sekarang masuk yah”

Akhirnya Mahendra masuk ke ruang operasi. Operasinya berjalan dengan lancar. Butuh beberapa jam untuk mahendra kembali sadar.

Perlahan Mahendra membuka matanya, Ia mengerjapkan mata dan melihat sekeliling, namun ia tidak menemukan kehadiran seseorang yang sangat ingin dia lihat wajahnya.

“Mahendra, bagaimana apa semuanya baik? ” tanya Dokter

“Baik Dok” jawab Mahendra dengan senyuman

“Dirga dimana Dok?, apa dia masih di luar? ” tanya Mahendra

“Ini dia titip surat untuk kamu”, ucap sang dokter sebelum pergi meninggalkan ruangan

Mahendra tertawa kecil, Ia berpikir bahwa adiknya ini lucu. Untuk apa Ia mengirim surat kan bisa menemuinya secara langsung.

“Dia itu ada-ada saja” ucap Mahendra sambil membuka amplop surat itu.

Di amplop tertulis surat untuk kakak hebat dari adik kecilnya.

“(●’◡’●)ノ Hi, gimana penglihatannya baguskan?, tentu bagus karena aku menjaga mata itu dengan sangat baik. Kakak tenang saja aku sering makan sayur jadi matanya pasti sehat. Kakak kaget yah? Jangan menangis Kak, ini keputusan ku sendiri. Lagi pula memang sudah takdirnya aku harus pergi, Dokter bilang ada gangguan di sistem pernapasan ku, ada semacam penyumbatan, dan Kakak tau ternyata penyumbatan itu sudah lama berdiam di tubuhku karena itu kata dokter sudah terlambat untuk melakukan operasi, jadi aku memutuskan untuk merawat kakak dengan baik sebelum aku pergi menyusul Ayah dan Ibu. Lalu aku berpikir untuk mendonorkan mataku untuk mu, karena itu aku bertemu dokter dan mengatur jadwal operasi Maaf Kak aku tidak bisa merawat Kakak lagi. Tapi aku tidak ingkar janji, aku tetap mendampingi kakak lewat mata itu. Oh iya aku juga memasukan foto kita, aku dan kakak, kakak bisa melihat wajahku dari foto itu. Kak tepati janjinya yah, hidup dengan bahagia dan sehat. Aku sayang sekali pada mu. Dari adik kecilmu, Dirga”.

Mahendra menangis begitu pilu setelah membaca surat sang adik, lagi dan lagi Ia harus merasakan kehilangan, setelah kehilangan ayahnya saat kecil, kehilangan ibunya seminggu lalu dan kini ia harus kehilangan adiknya juga. Ia tatap foto yang ditinggalkan adiknya, hatinya terasa sesak sekali. Andai ia tidak buta, adiknya tidak perlu melakukan hal ini dan ia bisa membantu sang adik menjaga ibu, hingga ibu tidak akan tertinggal di kerumunan.

Setahun berlalu, Mahendra sudah kembali ke rumah kecil milik keluarganya, rumah yang penuh kenangan ia, Dirga, Ibu dan Ayah. Mahendra mencoba untuk menata kembali hidupnya. Dan hari ini ia memutuskan untuk pergi ke makam Ayah, Ibu dan Adiknya.

Sore hari Mahendra sampai di pemakaman umum tempat keluarganya dimakamkan kan, Ia menaburkan bunga dan menyiramkan air.

“Hi, kalian apa kabar? , maaf aku baru sanggup kesini setelah setahun lamanya. Ayah, apa sudah bertemu Ibu dan Dirga? Dirga terima kasih yah, berkat kamu aku bisa melihat dunia, sekali lagi terima kasih. Aku kesini juga ingin meminta izin untuk pamit pergi. Maafkan aku, sekali lagi maaf karena jadi anak yang tidak berguna dan kakak yang tidak bisa diandalkan. Aku pergi selamat tinggal”.

Mahendra pun pergi meninggalkan makam keluarganya.

Malam pun tiba
Kini, Mahendra berdiri di tepi pantai yang dulunya penuh kebahagiaan. Ia memutuskan untuk pergi ke pantai favoritnya, tempat dimana kejadian mengerikan itu terjadi. Kini ia bisa melihat pemandangan langit malam yang penuh bintang, suara air yang dulu membuatnya merasa tenang, kini hanya mengingatkan pada rasa sakit yang mendalam.

“Dulu aku suka sekali pantai, tapi sekarang aku membencinya. Suara air yang dulu selalu berhasil membuatku tenang kini hanya mengingatkan ku pada rasa takut” ucap Mahendra dengan suara pilu. Dalam malam yang sepi, ia merasakan betapa besar luka yang tersisa di hatinya. Pantai yang dulu penuh dengan kenangan bahagia kini hanya menyisakan duka yang mendalam.

Dengan penuh rasa sakit, Mahendra menggerakkan langkahnya menjauh dari pantai, meninggalkan tempat yang kini hanya menyimpan kenangan akan kehilangan yang tidak akan pernah bisa dilupakan.

Malam itu ia kembali ke rumahnya, menulis beberapa kata di selembar kertas, ia mengambil satu botol kecil dan meminumnya, lalu ia baringkan tubuhnya yang lelah di kasur kedua orang tuanya.

2 hari berlalu, warga menemukan tubuh Mahendra yang sudah tidak bernyawa terbaring di kasur dengan selembar kertas disampingnya.

“Ayah, Ibu dan Dirga, maaf, maaf, maaf. Aku sudah mencoba, namun aku tidak sanggup, luka di hatiku tak pernah membaik, justru luka itu semakin besar. Maafkan aku karena memilih jalan ini, tapi kesendirian dan rasa sepi yang kurasakan membuatku tak tahan. Dirga maaf karena Kakak lebih memilih kegelapan dibandingkan cahaya yang kau berikan. Aku pamit, aku berharap dikehidupan selanjutnya kita akan jadi keluarga dengan akhir yang bahagia”. Mahendra

Itulah yang tertulis di kertasnya, warga bergegas menelpon polisi dan ambulan untuk mengevakuasi jasad Mahendra. Dan di ketahui bahwa Mahendra meminum sianida untuk mengakhiri hidupnya.

JPO Kota Serang Memprihatinkan, Masyarakat Minta Segera Diperbaiki

0

Serang, lpmsigma.com – Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di alun-alun Kota Serang kini dalam kondisi memperihatinkan. Pasalnya, banyak masyarakat yang mengeluhkan jembatan penyeberang jalan ini berlubang yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang melintasinya.

Firman, sebagai seorang pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar JPO, mengungkapkan bahwa kerusakan jembatan sudah terjadi sejak sekitar empat bulan lalu.

“Sudah lama berlubang, mungkin sekitar empat atau lima bulan lebih,” ujarnya Jum’at (06/09).

Ia juga menambahkan bahwa kondisi jembatan berlubang ini sangat mengganggu, terutama karena banyak warga yang melintas dari arah alun-alun menuju Ramayana, termasuk anak-anak saat hari Minggu.

“Rasanya risih, apalagi kalau hari Minggu, banyak anak kecil yang lewat. Seharusnya jembatan ini segera diperbaiki, karena ini kan fasilitas umum untuk orang banyak,” tambahnya.

Irma, sebagai seorang pengunjung dari Bandung, juga mengaku lebih memilih menyeberang lewat zebra cross daripada menggunakan JPO.

“Saya lebih nyaman menyeberang lewat zebra cross daripada JPO, tapi jujur saya tetap merasa was-was saat menyeberang,” ungkapnya.

Ia juga berpendapat, bahwa fasilitas publik di Kota Bandung terasa lebih maju dibandingkan dengan di Kota Serang.

“Saya merasa Bandung jauh lebih nyaman. Mungkin karena Bandung sudah lebih maju, sedangkan Serang masih dalam tahap berkembang, jadi terlihat perbedaannya,” tutupnya.

Reporter: Najib
Editor: Nazna

3 Rekomendasi User Instagram untuk Melatih English Skills

0

Bahasa Inggris merupakan bahasa yang universal, karena digunakan oleh sebagian besar negara di dunia sebagai bahasa utama. Beberapa negara, terutama negara-negara bekas koloni Inggris, menempatkan bahasa Inggris sebagai second laguange setelah bahasa asli negara mereka.

Menurut Jurnal Warta dengan judul “Pentingnya Pembelajaran Bahasa inggris di Sekolah” karya Byslina Maduwu, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa Internasional yang penting untuk dikuasai atau dipelajari.

Tidak sedikit orang yang belum memahami bahasa Inggris dengan baik, bahkan terkadang masih kesulitan untuk belajar, terutama perihal Grammar. Banyak yang masih tidak paham dengan penggunaan Grammar, sehingga sulit untuk mengerti bahasa Inggris.

Oleh sebab itu, berikut ini 3 rekomendasi user Instagram untuk melatih English Skills yang mudah dipahami serta bisa diakses kapan saja.

1. Carokowanzenglish

Username ini menyajikan konten menarik berbentuk video. Content creator membuatnya sambil ber-akting dan isi video tersebut mempunyai cerita yang berbeda beda. Penjelasannya yang diberikan pun sangat detail dan simple.

2. Englishfuns

Content creator dari username ini adalah anak kecil dari China. Ia membuat konten belajar bahasa Inggris dengan penjelasan yang sangat mudah untuk dipahami setiap kalangan. Tidak hanya itu, ia juga menggunakan ilustrasi di setiap video kontennya dan memperagakan setiap contoh kalimat agar lebih mudah untuk diingat.

3. Learn_english52

Username yang satu ini untuk melatih listening skill bahasa Inggris. Konten yang disajikan pun diambil dari cuplikan scene film atau tv series luar negeri. Di dalam videonya akan diberikan beberapa opsi untuk kita memilih kalimat mana yang sesuai dengan isi scene percakapan tersebut.

Nah Itulah SiGMAnia, tiga rekomendasi user instagram bagi yang mau melatih English skills serta meningkatkan pengetahuan bahasa Inggris, semoga membantu!

Penulis: Mg_Aura
Editor : Lydia

Proses Pembangunan Ma’had 2 Sudah Dimulai, Diperkirakan 150 Hari Selesai

0

Serang, lpmsigma.com – Proses pembangunan Ma’had 2 di UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten sudah dimulai, dengan lokasi yang bersebelahan dengan Ma’had lama. Proyek ini diperkirakan akan selesai dalam waktu 150 hari dan didukung oleh Rektor serta beberapa donatur lainnya. Ma’had 2 ini diprioritaskan untuk menampung mahasiswa baru pada tahun ini, Rabu (03/09).

Masrukhin, selaku Kepala Ma’had, menjelaskan bahwa tujuan utama dari pembangunan Ma’had dua ini adalah untuk menampung lebih banyak mahasiswa baru UIN SMH Banten.

“Idealnya, semua mahasiswa baru yang berjumlah 2.508 harus tinggal di Ma’had. Tetapi, dengan kondisi Ma’had yang ada saat ini, hanya 175 mahasiswa, baik itu putra maupun putri yang dapat ditampung,” ujar Masrukhin.

Ia juga menyampaikan, bahwa pembangunan Ma’had 2 ini merupakan langkah bertahap dari pihak universitas untuk meningkatkan kapasitas asrama.

“Pembangunan Ma’had 2 ini diharapkan dapat menampung semua mahasiswa baru UIN SMH Banten, khususnya semester satu dan dua,” ucapnya.

Masrukhin menegaskan, Ma’had baru ini akan memiliki fasilitas yang sama dengan Ma’had sebelumnya.

“Terkait fasilitas masih sama dengan fasilitas di Ma’had sebelumnya,” jelasnya.

Jamilah, sebagai pengurus asrama putri dari jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, menyampaikan harapannya terkait pembangunan Ma’had 2 ini agar fasilitasnya dapat lebih diperhatikan dan ditingkatkan

“Saya berharap Ma’had yang baru ini dapat lebih memperhatikan fasilitas dan aspek-aspek penting lainnya dibandingkan Ma’had yang lama. Semoga kualitas pembangunan dan fasilitasnya lebih baik, sehingga dapat menampung lebih banyak mahasiswa, terutama mahasiswa semester 1 dan 2,” ungkap Jamilah.

Reporter: Mg_Ikhda
Editor: Nazna

Bukan Hanya Stres, Salah Jurusan Juga Picu Pengangguran

0

Menentukan jurusan kuliah bukanlah hal yang mudah karena butuh persiapan yang matang mulai dari mempertimbangkan kesesuaian minat dan bakat serta keputusan yang bijak. Namun, sayangnya masih banyak mahasiswa yang tidak memiliki persiapan dalam hal ini dengan baik. Akibatnya, banyak mahasiswa seringkali merasa salah memilih jurusan ketika mereka sudah menjalani perkuliahan.

Irene Guntut ahli _Educational Psychologist_ dari _Integrity Development Flexibility_(IDF) menyebutkan, bahwa sebanyak 87 % mahasiswa di Indonesia mengalami salah jurusan.

Permasalahan terkait salah jurusan menjadi sebuah isu yang krusial di kalangan mahasiswa. Masih banyak mahasiswa seringkali mengeluh terkait salah jurusan, bahkan mahasiswa yang sudah di semester atas sekalipun. Pemikiran hal ini muncul ketika telah menjalani beberapa semester di perkuliahan.

Beberapa penyebab mahasiswa salah memilih jurusan antara lain adanya ekspektasi yang tidak realitas dalam memilin jurusan, ketidaksesuaian antara minat dan bakat, selain itu juga dipengaruhi oleh tekanan dari orang tua atau harapan sosial yang tinggi.

Biasanya, banyak mahasiswa yang memilih jurusan karena berdasarkan rekomendasi teman bukan atas kemampuan dan minat yang mereka miliki, pada akhirnya ketidaksesuaian ini menimbulkan kebingungan selama masa kuliah sehingga mengarah pada merasa salah jurusan.

Tak hanya itu, tekanan orang tua dan harapan sosial yang tinggi juga berperan. Banyak mahasiswa tertekan karena harus memilih jurusan yang di inginkan orang tua atau mengikuti standar lingkungan sekitar, meskipun sebenarnya mereka tidak tertarik dengan bidang tersebut. Tekanan ini yang menyebabkan mahasiswa terhambat dalam membuat keputusan atas keinginan dan kebutuhan diri sendiri.

Terlepas dari faktor penyebab tersebut, mahasiswa yang merasa jurusannya tidak sesuai sering kali mengalami tekanan, stres, dan kekecewaan terhadap diri sendiri, bahkan dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental.

Di kasus lainnya mahasiswa yang salah memilih jurusan disebabkan jurusan yang di inginkan tidak di restui oleh kedua orang tuanya dan dipaksa kuliah oleh orang tuanya dengan jurusan yang tidak di inginkan. Sehingga, dampaknya adalah malas kuliah dan nilai kuliah yang semakin menurun.

Menurut Jurnal yang berjudul “Salah Jurusan, Dampak Psikologis dan Akademik pada Mahasiswa Salah Jurusan” oleh Sa’uda Salama berdasarkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurdin, Ahmad dan Zainudin mengungkapkan bahwa salah jurusan memiliki dampak pada akademik individu seperti IPK rendah, mengulang mata kuliah, perpanjangan masa kuliah, bolos kuliah, sulit memahami mata kuliah, malas belajar, dan tidak memiliki motivasi. Apabila dilihat dari hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa salah satu dampak dari mahasiswa salah jurusan adalah tidak memiliki motivasi

Disatu sisi, dampak salah jurusan ini juga menjadi pengaruh semakin meningkatnya pengangguran yang terjadi dikarenakan banyak mahasiswa yang mengambil jurusan tidak sesuai dengan potensi di milikinya. Sehingga, mereka sulit mencari pekerjaan yang sesuai dengan jurusan kuliah-nya.

Namun, bukan berarti mahasiswa terus terjebak dalam situasi ini yang dipenuhi kekecewaan dan keputusasaan terhadap diri sendiri. Mahasiswa bisa mencari solusi seperti berkonsultasi dengan bimbingan akademik, meminta saran ke mahasiswa senior. Jika ingin pindah jurusan pastikan terlebih dahulu bahwa keputusan tersebut adalah langkah yang tepat dan mendapatkan tuntutan pekerjaan.

Maka, penting bagi calon mahasiswa untuk mengeksplorasi jurusan yang diminati secara mendalam sebelum membuat keputusan akhir. Pastikan jurusan yang kamu pilih sesuai dengan kemampuan minat dan bakat yang kamu miliki, karena memilih jurusan yang tepat adalah pondasi untuk mengembangkan karir dan masa depan kamu.

Penulis: Mg_shabilla
Editor: Naila

Lahirnya Polwan: Transformasi Perempuan Indonesia dalam Tubuh Polri

0

Pada saat awal masa Kemerdekaan Indonesia, peranan wanita masih sangat kaku dan hal ini masih terus berlanjut sampai ke transisi masa modern. Patriarki yang kuat pada awal kemerdekaan itu, menjadikan wanita memiliki banyak keterbatasan dalam bertindak.

Namun pada saat itu, dengan keikutsertaan wanita dalam perjuangan menuju kemerdekaan dapat dilihat pada perlawanan rakyat di Sumatera Barat, kaum wanita yang tergabung dalam berbagai organisasi pergerakan rakyat, saat itu seperti Layskar Muslimin, Sabil Muslimat, serta Keputrian Republik Indonesia (KRI) dan beberapa organisasi lainnya. Perjuangan wanita ini dapat terlihat dan di rasakan dengan baik, oleh para masyarakat pada saat itu. Organisasi wanita yang di bentuk dari berbagai daerah itu pun, mendapatkan perhatian dan dukungan oleh Kepolisian Republik Indonesia, karena pihak Kepolisian melihat organisasi tersebut memiliki visi yang sesuai dengan kepolisian.

Kemudian berawal dari organisasi dan minat para wanita tersebut, maka munculah instruksi untuk mendirikan Pendidikan Polisi Wanita pada setiap Keresidenan Indonesia. Terciptanya Polisi Wanita ini, di latar belakangi oleh faktor polisi-polisi yang merasa kesulitan ketika harus melakukan pemeriksaan fisik pada korban, tersangka, dan saksi wanita.

Menurut Edi Saputra Hasibuan, dalam Jurnalnya yang berjudul “Polisi Wanita (Polwan): Reformasi Kesetaraan Gender Dalam Tubuh Polri” menyebutkan bahwa usulan tersebut di sambut baik, sehingga cabang djawatan Kepolisian Negara di Sumatera membuka pelatihan pendidikan Polisi Wanita dengan enam orang anggota pertamanya yaitu, Maria Saanin, Rosmalina Loekman, Nelly Pauna, Djasmainar, Rosnalia Taher dan Dahniar Sukotjo yang secara resmi diangkat pada tanggal 1 September 1948. Setelah pengangkatan tersebut, mereka melanjutkan pendidikan Kepolisian bersama 44 orang Pria yang juga mengikuti pendidikan tersebut.

Pada Desember 1948, Pendidikan Inspektur yang ada di Bukittinggi harus terhenti dan akhirnya di tutup karena dampak dari terjadinya Agresi Militer kedua oleh Belanda. Meskipun sempat tertunda, namun pada tahun 1950 keenam calon anggota Inspektur Kepolisian Wanita tersebut kembali dilatih, pelatihan ini diadakan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Sukabumi. Dari Agresi Militer Belanda tersebut, mulailah dirasakan peran dari keenam anggota Polwan ini. Lalu dibentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, membuat anggota Polwan saat itu juga mengambil posisi untuk menjaga pemerintahan di sana.

Setelah melewati proses yang panjang, keenam wanita tersebut akhirnya melanjutkan pendidikannya kembali di Sukabumi, dan lulus pada bulan Mei 1951 sebagai Inspektur Polisi. Di hari kelulusan tersebut, momen haru dan mengesankan pun mulai terasa, sehingga Presiden Soekarno turut menyampaikan pesan serta menunjukan rasa bangganya terhadap lahirnya Polisi Wanita dalam tubuh Polri. Mereka semua mendapakan julukan Srikandi, pelopor lahirnya kesatuan Polisi Wanita di Indonesia, dan tanggal 1 September dijadikan sebagai hari lahirnya Polwan di Indonesia, meskipun jumlah mereka masih tergolong lebih sedikit dari Polisi Pria, namun peran mereka tidak dapat dipungkiri dalam perjalanan institusi Kepolisian.

Penulis: Mg_Nabel
Editor: Enjat

Mahasiswa Baru Diminta Kumpulkan KRS oleh Oknum Tidak Kenal

0

Serang, lpmsigma.com – Beberapa mahasiswa baru Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mengaku diminta mengumpulkan Kartu Rencana Studi (KRS) oleh orang yang tidak dikenal saat mengikuti Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK), Selasa (03/09).

Rubal, seorang mahasiswa baru dari Fakultas Syariah, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut terjadi ketika ia sedang berada di kantin kampus.

“Saya lagi di kantin, tiba-tiba ada orang yang nanya soal KRS. Orangnya gak saya kenal, ngomongnya juga pelan,” katanya.

Rubal menjelaskan bahwa orang tersebut tidak memberitahukan tujuan dari permintaan KRS itu.

“Dia cuma nanya, KRS-nya sudah diprint atau belum, gak bilang buat apa,” tambahnya.

Hal serupa juga dialami oleh Saeful Rohman, mahasiswa baru dari fakultas yang sama. Ia menuturkan bahwa ada seseorang dengan ciri-ciri berjenggot yang meminta KRS darinya.

“Orangnya berjenggot. Saya gak tahu KRS-nya buat apa, makanya sampai sekarang KRS itu masih saya bawa di tas, belum saya kasih,” tuturnya.

Reporter: Najib
Editor: Nazna

DPRD Sepakati Nota Kesepahaman dengan AMPERA

0

Serang, lpmsigma.com – Aliansi Mahasiswa Pemuda untuk Rakyat (AMPERA) berhasil menyuarakan keresahannya di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan berhasil mendapatkan persetujuan atas nota kesepahaman yang dibuat, pada Senin (02/09).

Aksi ini dikerahkan dari beberapa himpunan mahasiswa Serang yaitu Untirta Movement Community (UMC), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas), dan Komunitas Mahasiswa Soedirman (KMS) yang bertujuan untuk mengawal kebijakan bagi para anggota DPRD yang baru saja dilantik agar dapat memberikan keberlangsungan yang baik bagi masyarakat.

Bonsu, selaku koordinator lapangan memberikan keterangan bahwa aksi ini juga pernah dilakukan sebelumnya karena persoalan dasar yang tidak diselesaikan dan justru menjaga para oknum yang bersalah.

“Sebelumnya sudah pernah kita lakukan demonstrasi, dan demo yang kami lakukan ini improve dari hasil pelantikan yang diberitahukan. Untuk masalah yang sebelumnya pernah terjadi, terutama permasalahan di Banten bukannya di selesaikan tapi malah dirawat dan dijaga keberlangsungan para penjahat di pemerintahan,” ungkapnya.

Selain itu, aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa ini, turut membela masyarakat Banten dari segala keresahan yang dialami, AMPERA berhasil mendapatkan persetujuan atas nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten yakni Yudi Budi Wibowo, tuntutan dari nota kesepahaman tersebut antara lain :

1. Selesaikan masalah lingkungan di Provinsi Banten
2. Minta DPRD mendorong pengesahan RUU Perampasan aset
3. Tangkap dalang utama mega korupsi kasus situ ranca gede
4. Tindak tegas pelaku pengusaha galian C yang ada di Provinsi Banten.
5. Tuntaskan permasalahan dasar di Provinsi Banten.
6. Maksimal kan kontroling legislasi dan pengawasan di provinsi Banten
7. Tolak PSN yang merugikan masyarakat banten.
8. Optimalkan dan efektivitaskan Banten Internasional Stadium

Ditempat yang sama, Azhari sebagai demonstran pada aksi ini, mengungkapkan bahwa DPRD tidak bekerja secara optimal dan berharap agar DPRD Provinsi Banten dapat membenahi dirinya.

“Harapan saya semoga DPRD Provinsi Banten dapat membenahi dirinya supaya dalam lima tahun kedepan dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan optimal, sebab fungsi kontroling dari DPRD yang seharusnya bisa optimal ternyata dalam periode kemarin tidak optimal,” tutupnya.

Reporter: Essa
Editor: Aldi