Serang, lpmsigma.com – Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) tahun 2024, dalam memilih Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (DEMA-U) akan dilakukan secara aklamasi atau tidak adanya pemungutan suara.
Hal ini mahasiswa menilai pemilihan secara aklamasi merupakan kemunduran telak demokrasi di kampus UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Iqbal Hambali, salah satu mahasiswa menuturkan bahwasanya PUM tahun ini telah kehilangan marwahnya sebagai kontestasi politik mahasiswa UIN SMH Banten.
“Harapannya, teman-teman mahasiswa bisa merawat demokrasi di kampus tanpa mencederainya dengan adanya aklamasi ini. Bukan lagi kuantitas yang selalu di kedepankan melainkan kualitas yang harus diadu,” tuturnya saat diwawancarai Kru LPM SiGMA, Senin (15/01).
Ia juga mengatakan, bukan hanya soal menang atau kalah tetapi proses belajar mahasiswa UIN Banten dalam berdialektika dan berdemokrasi.
“Maka iklim demokrasi dan kualitas yang harus di kedepankan untuk kemajuan dan perubahan kampus sekarang,” ujarnya.
Selain itu, Arief salah satu mahasiswa Fakultas Syariah, menyayangkan pesta demokrasi tahunan mahasiswa UIN Banten yang dilakukan secara aklamasi, padahal masih ada kandidat yang akan berkontestasi.
“Seharusnya KPU dan Bawaslu di isi orang yang netral dan tidak berpartai. Sehingga tidak ada namanya nepotisme di dalamnya, tapi hari ini yang kita liat hanya dari orang-orang satu partai saja. Kenapa yang lain tidak ikut atau lolos, jika demikian patut dipertanyakan keberpihakan penyeleksi KPU dan Bawaslu,” katanya.
Reporter: Deva Kurnia Zuhri