BerandaNEWSSeminar Filsafat: Rohani dan Pemikiran Salah Melahirkan Terorisme

Seminar Filsafat: Rohani dan Pemikiran Salah Melahirkan Terorisme

Serang, lpmsigma.com – K.H Raden yusuf mengatakan saat pemaparan materinya dalam Seminar Kebangsaan yang bertema “Apakah Terorisme Itu Salah?” bahwa rohani yang tidak dibimbing dan pemikiran yang salah akan melahirkan cikal bakal seorang individu atau kelompok terorisme, Minggu (25/12).

Seminar yang dilaksanakan di Aula Sjadzli Hasan lantai 1 oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Aqidah Filsafat Islam (AFI) ini, dalam rangka memperingati peristiwa Bali yang menjadi perbincangan khalayak ramai pada masa tersebut.

K.H Raden Yusuf menyampaikan materi perihal “Terorisme dalam Perspektif Agama dan Budaya.” Ia menuturkan bahwa terorisme tumbuh dan lahir dari pemikiran orang Yahudi, sehingga terorisme ini menimbulkan ketakutan akibat perbuatan dan juga kurangnya pemahaman yang berakibat pemahaman yang salah.

“Orang yang terorisme sangatlah dzolim, kebodohan dan kurangnya pemahaman akan muncul dari ketidaktahuannya. Terorisme juga ada dua hal, pertama di dalam yang artinya pemikiran diri sendiri dan kedua diluar paling berbahaya yakni menjadi sebuah fundamentalis atau gerakan mengatasnamakan Islam untuk merubah Pancasila,” jelasnya.

Pembicaraan mengenai terorisme menjadi persoalan yang digandrungi mahasiswa khususnya mahasiswa Filsafat sendiri. Dalam tempat yang sama, Dr. Amas Tadjuddin menyampaikan mengenai penanganan pelaku terorisme, ia mengatakan radikal sebagai perbuatan keras yang bertentangan dengan norma dan nilai sosial.

“Radikal terorisme khususnya provinsi Banten, sebagai perbuatan yang keras dan bertentangan dengan norma dan nilai sosial. Terorisme Itu salah apabila melihat fakta-fakta bahwa terorisme adalah salah besar, melanggar undang-undang, melanggar kitab-kitab maupun Al-Qur’an dan tidak ada satu agamapun yang mengajarkan terorisme,” katanya.

Selain itu, Hafizh selaku Ketua HMJ AFI menyampaikan dalam sambutannya mahasiswa sangat menggandrungi pemikiran pemikir timur yang menjadi paradigma ekstrim akan menyebabkan radikal yang dapat memicu perilaku terorisme.

“Menurut saya, mahasiswa masih menggandrungi pemikiran pemikir timur seperti komunisme, kapitalisme sehingga bisa dikatakan paradiks Pancasila itu sendiri, dan hal ini menjadi paradigma esktrim bisa memicu radikal yang akan muncul perilaku terorisme,” kata Hafidz.

Reporter: Salma

Editor: Baidoi

- Advertisment -

BACA JUGA