Beranda blog Halaman 116

Mengenal Lebih Dekat Masjid Agung Banten

0

Banten adalah salah satu kota yang terkenal memiliki objek wisata yang menarik untuk di kunjungi. Salah satunya wisata religi yaitu Masjid Agung Banten yang penuh dengan nilai sejarah. Masjid ini merupakan salah satu yang tertua di Indonesia dan masjid yang pertama di bangun di Banten. Masjid ini pun sebagai kejayaan Islam pada saat itu. Konon katanya Masjid ini dibangun pada awal masuknya Islam ke pulau jawa sehingga harus memadukan budaya setempat dengan Islam.

Sejarahnya, Masjid agung banten ini berdiri dari intruksi Sultan Gunung Jati kepada anaknya Sultan Hasanuddin. Sultan Gunung Jati memerintahkan anaknya untuk mencari sebidang tanah sebagai tempat kerajaan banten. Akan tetapi Sultan Maulana Hasanudin kebingungan untuk mendapatkan tanah yang masih suci. Beliau pun meminta petunjuk kepada Allah SWT dan bermunajat agar mendapatkan petunjuk tanah yang tepat untuk didirikan kerajaan.

Menurut sejarah yang berkembang, setelah beliau meminta petunjuk kepada Allah SWT spontan air laut  yang berada di sekitarnya surut dan menjadi daratan. Kemudian Sultan Maulana Hasanudin ini pun mendirikan kerajaan serta pendukung lainnya seperti Alun alun, Pasar dan masjid di tanah tersebut . Perpaduan ini adalah tradisi kerajaan islam di masa lalu. Masjid Agung Banten ini memiliki menara yang khas mirip seperti mercusuar dengan tinggi kurang lebih 24 meter. Yang berfungsi untuk tempat bermusyawarah dan kajian keagamaan. Pengunjung juga bisa menaiki menara Masjid Agung Banten ini sampai puncak untuk melihat hiruk pikuk Kota Banten setelah melewati 83 anak tangga dengan lorong yang sedikit sempit. Menara ini terletak di sebelah timur masjid dan menjulang ke langit dengan sangat gagah.  Menara ini memiliki warna putih yang melambangkan kesucian.

Masjid Agung Banten ini memiliki keunikan yang terdapat di atap masjid yang bersusun lima mirip sekali dengan pagoda China. Arsitek yang berjasa merancang bangunan Masjid Agung Banten ini ialah Raden Sepat. Beliau juga pernah merancang salah satu masjid yang bersejarah di Cirebon yaitu Masjid Agung Demak. Sehingga antara bangunan Masjid Agung Demak Dan Masjid Agung Banten ini memliki mata rantai yang khas dari segi atapnya. Masjid Agung Demak memiliki atap bertumpuk tiga yang bermakna Iman, Islam dan Ikhsan, sedangkan Masjid Agung Banten memliki atap bertumpuk lima bermakna Rukun Islam. Sentuhan banguna ini juga terdapat dari salah satu tokoh Tiongkok yaitu jasa dari Tjek Ban Tjut. Ia membangun dan mendesain tangga masjid dan memperoleh gelar Pangeran Adiguna.

Masjid Agung Banten ini tidak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah di atasnya, akan tetapi masjid banten ini memiliki kubah berbentuk limas sehingga menjadi salah satu ciri khas dari Masjid Agung Banten ini yang tidak di miliki oleh masjid lainnya. Masjid Agung Banten ini memiliki luas 1,3 hektar dan sepanjang Masjid Agung Banten ini di kelilingi tembok dengan ketinggian 1 meter  seluas 2 hektar

Fungsi utama dari Masjid ini adalah untuk mengantar Adzan ke kawasan sekitar. Namun dulunya masjid ini sempat beralih fungsi sebagai tempat penyimpanan amunisi serta menjadi menara pengawas. Sehingga tak heran jika Anda akan menemukan banyak sekali perpaduan antara Tiongkok, Jawa, Hindu dan Eropa. [M.g: Zifan/SiGMA]

Hani Mariah : Fokus Satu Tujuan Untuk Menang

0

Dalam hidup, semua orang pasti memiliki cita-cita dan impian yang ingin diraih. Tanpa sebuah mimpi dan tujuan, seseorang tak akan semangat dalam menjalani kehidupan. Bahkan impian bagi beberapa orang itu ibarat nyawa. Demi berhasil mengejarnya, mereka rela melakukan tindakan apapun dan keluar dari zona nyaman. Dasar dari semua impian itu tidak lupa dengan “begin everything with bismillah and end with alhamdulillah” seperti yang di katakan oleh Hani Mariah, Mahasiswa semester lima jurusan bimbingan konseling di Universitas Islam Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan segudang prestasi.

“Dengan partisipasi saya mengikuti organisasi, saya akan lebih banyak dapat ilmu, pengalaman dan relasi.” Tuturnya.

Mengikuti organisasi di kampus memang salah satu cara agar dapat mengembangkan ilmu dan memperbanyak wawasan. selain itu, pengalaman yang didapat juga lebih banyak tentunya. Selama mengembangkan ilmu di beberapa organisasi yang diikuti Hani, ia juga berpartisipasi dalam beberapa kegiatan perlombaan dan terpilih sebagai juara satu cerpen Literasi Competition pada tahun 2019. Menulis adalah suatu kegemaran yang di milikinya sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), dengan bakatnya ia pernah meraih beberapa medali perlombaan literasi nasional. Selain itu, dia masuk sebagai delapan belas besar finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTM) dalam ajang Pekan Ilmiah Dan Kreativitas Remaja (PIKIR) nasional yang di gelar di Kota Makassar.

“Bagaimana caranya saya harus mengharumkan nama kampus UIN SMH banten ini, bukan sekedar formalitas semata dan saya juga harus mampu memiliki target agar bisa menang dalam perlombaan.” Ujar Hani Mariah.

Tentunya dalam mengikuti berbagai perlombaan, Hani Mariah selalu berusaha keras agar bisa mendapatkan gelar sebagai juara, hal ini pun ia dapat restu dari Allah SWT, orang tua dan seniornya sehingga bisa mendapat gelar juara.

“Ketika banyak ilmu yang saya dapat dalam mengikuti organisasi, tentunya ilmu itu bermanfaat buat diri saya dan untuk orang lain i will study and i will win.” Ungkap Hani Mariah.

Hani Mariah selalu menanamkan motivasi pada dirinya untuk fokus mengejar satu tujuan yang ingin diraih. Bukan ingin dipandang seberapa pintar ia, tetapi seberapa besar niatnya untuk belajar. Setelah perjuangan yang ia rasakan akhirnya seperti kata pepatah “gugur satu tumbuh seribu” yang artinya setelah kesulitan pasti akan ada kemudahan. Hal itu pun yang terjadi dalam kehidupan Hani Mariah yang berhasil menjadi mahasiswa berprestasi di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.  [Titin/SiGMA]

Dr. Supani : Negara Harus Menjamin Produk Halal

0

Serang, lpmsigma.com | Negara berkewajiban memberikan kemerdekaan kepada penduduknya, terkhusus umat Islam. Pemerintah harus menyiapkan produk halal untuk dikonsumsi oleh kaum muslim. Hal itu disampaikan oleh Dekan Fakultas Syariah Institut Agma Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Dr. Supani saat mengisi acara studium generale, Kamis (19/11)

Menurutnya, pemerintah mempunyai tanggungjawab untuk melindungi dan mengatur persoalan produk halal yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat muslim di Indonesia.

“Karena masyarakat Indonesia mayoritas muslim maka negara harus menyiapkan kemerdekaan setiap penduduk termaksud muslim untuk mengkonsumsi yang halal dan pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi dan mengatur tentang persoalan produk atau halal dikonsumsi oleh masyarakat muslim di Indonesia,” tutur Supani.

Ada  jenis layanan sertifikat halal yang baru berlaku sejak 17 Oktober 2019 Lembaga Pemeriksa Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Lembaga Sertifikat Halal luar Negeri. Berkerjasama dengan Badan Penyelangara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

“Kebijakan baru ini berlaku sejak 17 Oktober 2019 kerjasama antara BPJPH, Lembaga Pemeriksa Halal MUI dan Lembaga Sertifikat Halal luar Negeri. Karena awalnya semuanya adalah secara sukarela oleh MUI. Kemudian bersertifikat halal dilakukan secara bertahap,” kata Supani.

Ia juga mengajak kepada seluruh masyarakat muslim Indonesia agar lebih cerdas dalam memilih makanan yang halal. Supani menjelaskan, bahwa dalam Undang Undang Dasar (UUD) No.33 Tahun 2014 mengenai Jaminan Produk Halal. UUD ini menjelaskan bahwa makanan yang sudah jelas tidak halal harus di cantumkan juga labelnya.

Pabrik harus mempunyai sertifikat halalnya agar konsumen mempercayai produk yang di jualnya halal. Hal itu penting juga untuk pembisnis, supaya memperkuat produk yang diproduksi nya. “Itu lah yang menjadi

pemikiran kita bahwa pemerintah memikirkan keberlangsungan konsumsi makanan halal bagi masyarakat Indonesia, karena masyrakat muslim Indonesia belum bisa memastikan apakah makanan yang mereka konsumsi halal atau halal jika tidak di cantumkan lebel halal,” tegas Supani, [Mg. Egi/Silmi/SiGMA]

Cara Untuk Tumbuh

0

Katanya menjadi anak bungsu itu serba enak! Iya nggak sih? Ternyata tidak juga. Seperti Aku, Shella, anak bungsu yang kerap dituding sebagai biang kerok masalah. Banyak orang beranggapan bahwa bungsu itu manja, bergantung pada orang tua, dan tidak dapat mandiri. Mengapa anak bungsu selalu dikaitkan seperti itu?

            Suatu hari masa dilema sepanjang hidup ku. Untuk menentukan masa depan dan jalan arah tujuan ku. Yang membuat batin dan fikiran ku beradu. Masa ujian akhir sekolah telah usai ku lewati. Masih ada satu fikiran yang memenuhi jalan otak ku. Sampai aku tidak bisa menerimanya.

“De, gimana ujiannya? Kamu bisa ngga?” tanya Mamah.

“Alhamdulillah Mah, Shella bisa ngejawabnya.” Ucap Shella.

“Shella harus jadi kayak kakak kamu ya. Dan kamu harus masuk kampus terbaik yang ada di Indonesia.” Imbuh Mamah.

            Aku hanya terdiam. Meresapi apa yang diutarakan oleh Mamah. Walaupun pembicaraan rutin yang selalu dilontarkan kepada ku. Tapi kali ini, aku merasa tidak terima dengan apa yang diucapkan oleh Mamah untuk terakhir kalinya. Karena aku merasa aku mempunyai karakter yang berbeda dengan Kakak ku. Apakah karena aku seorang anak bungsu yang harus mengikuti jejak Mamah yang menjadi seorang Bidan. Ataukah aku harus mengikuti jejak Ayah ku yang menjadi seorang polisi. Dan kemudian mengikuti jejak kakak ku yang masuk Universitas Negeri yang unggul di Indonesia. Aku tidak ingin seperti itu. Aku mempunyai cita-cita yang harus ku gapai.

            Dimalam yang hening. Suara adzan isya yang baru saja berkumandang. Ritual keluarga ku sebelum melaksanakan ibadah sholat isya ialah kami selalu melingkar di meja makan. Membicarakan hal-hal yang penting dan sampai hal yang tidak penting. Dengan lauk yang sederhana. Kami saling berhadapan satu sama lain bahkan pasti ada saja yang melontarkan kalimat lelucon yang membuat meja makan ini tidak menjadi garing. Tetapi kali ini suasananya sangat berbeda. Suasana di meja makan sangat tegang. Seperti tengah disidang oleh polisi karna tertilang.

“De kamu mau masuk kampus mana?” Tanya Ayah yang tengah melahap makanan sedikit demi sedikit.

“Aku mau masuk Universitas Bina Nusantara Yah” jawab ku.

“Loh kamu ngga mau masuk SNMPTN dulu? Kakak-kakak mu masuk jalur SNMPTN semua” tanya Ayah heran.

“Kenapa harus swasta? Coba SNMPTN dulu kali shell. Nilai lo jelek ya hahaha” Sambung Kak Adel sembari meledek si bungsu.

“Mamah ngga mau tau ya. Kamu harus masuk Negeri bukan swasta. Kak Adel sama Kak Rizky aja SNMPTN bahkan Kak Adel bisa masuk Universitas Indonesia jurusan kedokteran pula.” Tutur Mamah

“Ayo Dek, lo bisa kok masuk SNMPTN” celetuk Kak Rizky.

“Sekarang kamu jawab Shell, kenapa kamu ngga mau masuk SNMPTN?” tegas Ayah.

“Okay Yah akan aku coba masuk SNMPTN dan masuk kampus Universitas Indonesia.” Jawab Shella sambil sambil menghela nafas.

“Kamu ambil jurusan kedokteran aja ya. Biar kayak mamah, sama Kak Adel.” Ucap Mamah sembari melihat kearah ku.

“Nah iya tuh Dek, kamu ambil jurusan kedokteran aja. Biar kerjanya juga pasti.” Tambah Ayah.

“Tapi Yah, passion ku bukan di kedokteran. Passion ku ada di designer. Dan aku mau jadi designer. Bukan mau menjadi seorang dokter.” Tutur Shella dengan penuh harapan.

“Designer tuh ngga jelas kerjanya. Kamu setelah wisuda emangnya mau nganggur dulu? Kak Adel udah ujian profesi langsung jadi dokter. Dan ngga lama lagi kak Rizky mau ujian profesi terus jadi dokter deh.” Ucap Mamah

“Emangnya cita-cita ku harus diatur sama Mamah dan Ayah?” ucap Shella dengan nada lantang.

“Shell, masih bersyukur lo dikuliahin sama orang tua. Nurut lah Shell sama orang tua” ucap Kak Rizky

“Ini hidupku Kak. Aku yang harus ngejalanin hidup ku sendiri. Aku udah nurutin apa kemauan Mamah dan Ayah. Terus aku harus nurut juga ambil jurusan kedokteran?” tutur Shella dengan nada bergetar.

“Mau jadi apa kamu Shella?” Kata Ayah sambil berdiri dan bergegas meninggalkan meja makan.

            Ketika Ayah beranjak pergi dari meja makan Aku pun ikut segara pergi menuju ke kamar. Ku hempaskan pintu kamar ku. Ku rebahkan badan ku ke kasur dengan kasar. Seraya berkata

“Kenapa Aku harus begini? Akankah hidup ku ketergantungan dengan semua orang. Ataukah aku masih dianggap seperti anak kecil.” Gumam ku dalam hati.

            Malam kian berlalu, dengan tetesan air mata yang jatuh dipipi ku. Ku berdoa didepan sang Maha Kuasa atas apa yang harus aku lakukan. Ku serahkan semua kepada-Nya. Untuk saat ini hanya kepada-Nya aku melampiaskan semua kemauan ku.

Tok… tok… tok…

Tepat pukul dua belas malam pintu kamar ku ada yang mengetuk. Rasannya Aku tidak ingin bertemu dengan siapa pun. Kecuali bergelut dengan batin ku sendiri. Tapi suara lembut itu nyaring sekali ditelinga ku. Mau tak mau aku harus mau membukakan pintu untuk orang yang sedang menunggu ku dibalik pintu.

Kreekkk… Perlahan ku bukakan pintu untuk seorang yang tengah menunggu ku dibalik pintu. Dengan rasa penasaran ku melihatnya dengan perlahan.

“Dek, kamu nggapapa?” tutur mamah seraya memberikan bantuan untuk mendorong pintu.

“Kamu nangis?” tambah ucapan Mamah.

            Tanpa ku sadari, air mata ini jatuh mengalir deras didekapan sosok malaikat yang tak bersayap. Tanpa ada satu kata yang muncul dari mulut ku. Air mata ini adalah menjadi saksi bahwa aku sudah tidak sanggup untuk menata hidup yang telah ku dambakan sejak dahulu.

“Ayah sama Mamah udah diskusi kok Dek.” Ucap Mamah dengan lembut dan dengan penuh ketenangan.

Aku hanya terdiam dan tak menjawab sepatah kata apapun.

“Ngga apa-apa kok kamu mau ambil jurusan designer. Asalkan kamu jangan ngelawan ucapan Ayah kayak yang tadi di meja makan ya.” Tutur Mamah sembari mengelus pundak ku dengan halus.

“Aku akan berjuang di SNMPTN tapi untuk jurusan kedokteran aku ngga bisa mah” jawab ku dengan bergetar dan diiringi dengan air mata yang mengalir serta suara ku yang nyaris hilang.

“Iya sayang. Kamu bisa kok” ucap Mamah dengan penuh kasih sayang.

            Pada saat itu juga hati ku kembali berbunga dan menjadi lebih berwarna. Karena impian ku akan segera terwujud. Aku akan buktikan bahwa aku bisa melewati semua proses dengan cara ku sendiri. Fakta tentang menjadi seorang anak bungsu ternyata sangat berbanding terbalik dengan apa yang ku alami. Tidak seperti cerita yang ada didongeng.

Perjuangkan apa yang baik untukmu tapi jangan pernah lupakan persetujuan orang mu.

karya: anissasn

Usai Lockdown 2 Pekan, Kampus 2 UIN SMH Banten Kembali Dibuka

0

Serang, lpmsigma.com | Kampus 2 Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten kembali dibuka setelah sebelumnya ditutup selama 14 hari. Diketahui, penutupan tersebut karena adanya salah satu pegawai akademik Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) yang terindikasi positif terpapar Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Kepala Satuan Tugas (SATGAS) UIN SMH Banten, As’ari menuturkan, saat ini kampus 2 UIN SMH Banten dibuka kembali dari penutupan sementara, setelah salah satu pegawai akademik FTK di diagnosa positif covid-19.


“Kampus dua UIN SMH Banten dibuka kembali, kemungkinan besar untuk layanan akademik masih berjalan secara offline. Secara otomatis aktivitas perkuliahan masih bejalan secara daring (online) tidak ada alasan untuk layanan yang offline,” tuturnya, Selasa (17/11)


Selain itu, As’ari menjelaskan, akses untuk memasuki lingkungan kampus 2 UIN SMH Banten pun dibatasi, hanya khusus untuk pegawai akademik yang melaksanakan persiapan akreditasi jurusan serta mahasiswa peserta sidang dan ujian komperhensif.


“Yang boleh masuk dan melakukan aktivitas di kampus hanya khusus untuk pegawai, tenaga kependidikan yang tidak bisa dikerjakan secara online terkait penyelenggara laporan dan mahasiswa yang akan melakukan sidang munaqosah,” jelas As’ari.


Ia juga menghimbau kepada seluruh civitas akademik agar selalu mematuhi protokol kesehatan saat menjalankan aktivitas di lingkungan kampus UIN SMH Banten. “Saya menghimbau agar semua civitas akademik harus mengikuti protocol COVID-19,” himbau As’ari. [Mg.Titin-Zifan/Agan/SiGMA]

Untukmu yang bertahta dihatinya

0

Karya: Silmi Kaffah

Daku pernah didera rindu akannya
Membuat aksa tak bisa terpejam sedetikpun
Membuat malam semakin menyiksa
Namanya bergema dalam rongga telinga
Wajahnya menari-nari di pelupuk mata
Seolah tak rela sekejappun hilang dari lelap ku

Pernahkah kau merasakan hal sama?
Mungkin kau tak pernah tahu akan daku yang juga menyimpan rasa
namun daku tahu kau lah yang bertahta direlung hatinya
Kau tak perlu waspada curiga
Daku akan pergi, dia bukanlah untukku

Biarlah bunga bunga rindu yang hadir selalu menjadi milikmu
Biarlah bahagia yang dia punya selalu terbagi untukmu
Walau tak bisa kupungkiri daku terluka
Cukuplah daku merasakan rindu yang menyesakkan dada

Daku tidak menyesal telah mengenalnya
Daku bahagia walau jatuh dan terluka
Untukmu yang bertahta dihatinya
Kutitip kan dia untuk mu
Jaga dia untuk daku
Seperti daku menjaganya dalam tiap sujud terakhir ku

Bus UIN SMH Banten Terbengkalai, Begini Penjelasan Kepala Subbagian RTBMN

0

Serang, lpmsigma.com | Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten memiliki berbagai macam sarana dan prasana. Salah satunya adalah kendaraan bus yang terlihat di halaman depan parkiran kampus nampak terbengkalai dan tidak terpakai.

Kepala Subbagian Rumah Tangga dan Barang Milik Negara (RTBMN) Teguh Santoso mengatakan,  saat ini kampus memiliki dua bus yang berwarna jingga dan hijau. Bus yang masih terpakai hanya satu, yaitu bus berwarna jingga. Karena bus ini baru saja di hibahkan oleh Kementrian Perhubungan (Kemenhub) diakhir tahun 2019.

“Bus hijau yang terlihat di parkiran Fakultas Dakwah itu sudah tidak layak digunakan, karena bus tersebut sudah beroperasi kurang lebih selama 10 tahun dan selama dua tahun belakangan ini bus tersebut tidak pernah digunakan lagi di karenakan terdapat kerusakan mesin,” ujar Teguh, Senin (16/11).

Untuk mendapatkan bus ini, lanjut Teguh, pihak kampus memerlukan proses yang cukup lama, mulai dari menunggu surat edaran dari pimpinan Kementerian Perhubungan mengenai izin operasi bus sampai serah terima bus tersebut dengan pihak kampus UIN SMH Banten. Dalam penggunaannya, bus ini diperuntukan untuk kegiatan mahasiswa seperti perlombaan yang mewakili kampus.

“Bus ini untuk kegiatan mahasiswa. Tidak sembarangan memberi izin kepada mahasiswa. Kegiatannya harus jelas baru bisa diizinkan oleh pembina. Kampus hanya menyediakan bus dengan supirnya, untuk biaya tol dan bensin ditanggung mahasiswa dan terkait penggunaannya bus ini ada syarat-syarat tertentu yang harus di penuhi. Kalo persyaratan minjam ajukan saja kepimpinan. Seperti rektorat, dan sekretaris jurasan. Kemana dan berapa jumlah orangnya. Jika faktanya berbeda maka akan dibatalkan peminjaman,” lanjutnya. 

Salah satu mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Abroh Nurul Fikri, menanggapi terkait keberadaan bus yang dimiliki kampus yang selama ini tidak pernah dipakai. Ia menuturkan bahwa bus ini tidak terpakai hanya untuk menjadi pajangan saja. Selain itu, Abroh pun menyayangkan fasilitas yang disediakan hanya dijadikan pajangan.

“Selama saya kuliah disini, saya tidak pernah melihat langsung bus kampus beroperasi. Saya juga bertanya tanya bis ini dipergunakan untuk apa. Apakah hanya digunakan untuk pajangan atau hanya dijadikan icon kampus saja,” tutur Abroh. [Mg. Alfina-Anissa/Dani/SiGMA]

Ketar-ketir Kinerja SEMA-U

0

Hampir genap satu tahun, Senat Mahasiswa (SEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten dilantik. Namun, hingga saat ini di penghujung masa jabatannya SEMA-U belum menampakan hilal kinerja konkretnya.
Hal tersebut terlihat dari mangkraknya program wajib SEMA-U.

Sangat sederhana jika kita ingin melihat kemangkrakan kinerja tersebut, cukup menilik kembali UU KBM Tahun 2018 Pasal 15 ayat 1 yang menyebutkan, sepatutnya SEMA-U melaksanakan sidang umum pertama di masa awal periode jabatan serta membahas ihwal RUU KBM.
Namun, hingga saat ini, di detik-detik akhir periode jabatannya SEMA-U baru akan membuka pembahasan Rancangan Undang-undang Keluarga Besar Mahasiswa (RUU KBM).


Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Djendral Forum Silaturahmi Organisasi Eksternal (FSOE), Dede Ruslan Al-Baddar menilai, hal tersebut sebagai konfirmasi bahwa buruknya kinerja dan pemahaman pejabat SEMA-U terhadap tugas pokok dan fungsinya.

“Hal tersebut merupakan konfirmasi bahwa kinerja SEMA-U sangat buruk. Mereka tidak paham dengan tupoksinya. Senat Mahasiswa Universitas merupakan titik vital untuk mengontrol kinerja organisasi dan regulasi-regulasi yang sudah di bentuk diawal” ujarnya.

Menilik sebulan lalu, SEMA Fakultas Syariah baru selesai merampungkan dan mengesahkan Peraturan Fakultasnya. Tentu keprogresan tersebut harus kita apresiasi, karena sudah satu langkah lebih progres dari kinerja SEMA-U. Namun, seharusnya inisiator dalam pembuatan peraturan ada pada tataran SEMA-U melalui UU KBM yang sudah disahkan sejak awal periode. baru setelah itu, membuat turunan-turunannya di Peraturan Fakultas.


Senada dengan Ruslan, Koordinator Umum FSOE UIN SMH Banten, Muhammad Soleh juga menilai, hal tersebut sebagai sebuah keanehan dalam lembaga legislatif tertinggi dalam tataran universitas, karena UU KBM seharusnya menjadi prioritas utama pembahasan. Selain itu, menurut Soleh, biasa akrab disapa, ketar-ketir kinerja SEMA-U makin kentara saat di tataran SEMA Fakultas lebih awal merilis Peraturan Fakultas (PERFAK), sebelum adanya pembahasan UU KBM yang seharusnya menjadi acuan bagi seluruh regulasi, baik ditingkat fakultas maupun jurusan.


”Aneh, UU KBM belum di bentuk tapi Peraturan Fakultas (PERFAK) sudah dibentuk, implikasinya jika Peraturan Fakultas sudah dibentuk dan RUU KBM baru mau dibentuk akan ada perubahan kembali dalam Peraturan Fakultas, sehingga hanya akan menyisakan kinerja-kinerja yang mubazir” tutur Sholeh.


Menanggapi hal tersebut, Ketua Senat Mahasiswa Universitas, Royal Darmawan menyampaikan penyesalannya terkait ketidakpastiannya dalam perancangan UU KBM di tahun ini. “Terkait keterlambatan pembahasan RUU KBM ini sebenarnya alasan klasik sih, pada saat itu saya sedang semangatnya ingin mengadakan tapi terhambat oleh covid ini. ini sih pure sepenuhnya kekhilafan saya pribadi saya meminta maaf atas keterlambatan pembahasan RUU KBM” ujar Royal, di Aula Sadzeli Hasan.
Jika pandemi menjadi alasan SEMA-U tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik itu konfirmasi ketidakmampuan pemimpin dalam menjalankan dinamika organisasi sesuai perkembangan jaman.

Hakikatnya SEMA-U harus siap menghadapi tantangan-tantangan tersebut apapun caranya, seyogyanya tuhan memfasilitasi manusia dengan akal agar bisa digunakan semaksimal mungkin.
Harus ada penilaian tersendiri dari seluruh mahasiswa, bahwa SEMA-U detik ini seperti ada dan tiada.

Hal ini mirip seperti kondisi setahun silam, saat tataran eksekutif dan legislatif universitas mengalami kekosongan kepemimpinan. Semoga di tahun depan tampuk kekuasaan SEMA-U tidak hanya sebatas dijadikan sebagai tempat untuk eksistensi mahasiswa. Tapi di jadikan sebagai wadah mahasiswa untuk belajar dan berkarya dalam mengatur miniature govermant.

[Dani/Gunawan/SiGMA]

PUM UIN Banten Terancam Batal Digelar di Akhir Tahun 2020

0
news

Serang, lpmsigma.com | Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas (SEMA-U) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Royal Dermawan mengungkapkan, pelaksanaan Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) yang direncanakan pada akhir tahun ini kemungkinan akan diundur menjadi tahun depan 2021, pasalnya situasi dan kondisi pandemi yang belum cukup membaik.

“Jika kondisi masih covid-19 seperti ini kemungkinan akan diundur hingga kondisi stabil,” ujar Royal Dermawan saat dihubungi kru magang SiGMA, Kamis (12/11).

Pihaknya juga memastikan bahwa teknik pelaksanaan PUM akan dilaksanakan secara luar jaringan (luring).

“Kita akan tetap melaksanakan PUM secara luring, karena jika dilaksanakan secara daring dikhawatirkan menimbulkan dugaan-dugaan atau kecurangan dalam penghitungan suara, tentunya kami ingin pum tahun ini tidak rusuh seperti pada tahun 2018,” Jelas Royal.

Ia juga menerangkan, pelaksanaan PUM yang biasa digelar pada akhir tahun ini masih belum diputuskan, dan kepanitiaan belum juga dibentuk karena belum dimusyawarahkan oleh bagian internal SEMA. Namun, kebijakan tersebut akan berubah sesuai dengan kondisi yang ada.

“Untuk sekarang Paniti Komisi Pemilihan Umum (PKPU) belum terbentuk karena belum dimusyawarahkan dengan bagian internal SEMA,” ujarnya.

Ia juga mengaku belum menetapkan terkait jumlah anggaran yang akan dikeluarkan pada PUM tahun ini. karena harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak Rektorat terkait hal tersebut.

“Tadi saya sudah ke ruangan Pak Ade Supratman selaku Kepala Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Kebetulan beliau sedang tidak ada, sehabis dzuhurnya saya ada kegiatan, jadi belum bisa menemui beliau,” jelasnya. [Mg.Alvin/Shifa.M/SiGMA].

Kendala Dalam Pembelajaran Online

0
artikel

Awal tahun 2020 silam, sistem pembelajaran di Indonesia mengalami perubahan akibat dampak dari Pandemi yang ditimbulkan oleh Virus Corona Disease 19 (Covid-19) yang kian menghawtirkan penularanya.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menutup sementara sekolah dan Perguruan Tinggi. Selain itu, pemerintah juga melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengubah sistem pembelajaran, yang semula dari sistem tatap muka menjadi sistem pembelajaran online.

Namun, dalam sistem pembelajaran baru ini dibutuhkan adaptasi bagi pengajar dan juga peserta didik untuk terbiasa menggunakan metode tersebut.

Ada sebagian peserta didik mengeluhkan beberapa kendala dalam pembelajaran online. Seperti, kendala dalam jaringan dan kuota internet serta dirasa kurang efektif dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang seharusnya bisa di maksimalkan prosesnya.


Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Tim Litbang SiGMA kepada Mahasiswa UIN Banten, mengenai keefektifan pembelajaran kuliah daring, sebanyak 96% atau sejumlah 98 orang dari 100 mahasiswa yang di survei mengaku merasa tidak efektif saat mengikuti pembelajaran secara daring.


Berikut, beberapa kendala yang acap kali dikeluhkan oleh pelajar selama proses pembelajaran online:


Pertama, masalah akses jaringan dan sinyal yang tidak merata di setiap wilayah Indonesia menyebabkan pelajar kesulitan mendapatkan akses jaringan yang lancar. Sehingga, proses dalam kegiatan belajar mengajar online pun terhambat. Akibatnya, banyak mahasiswa yang mengeluh saat belajar di era pandemi ini. Misalnya, saat sedang kuliah via zoom meeting atau google Meet terkadang mahasiswa sulit mengakses.

Kedua, terlalu sering menatap layar laptop dan gadged juga bisa berdampak pada kesehatan mata. Di era digital seperti sekarang ini kita terpaksa untuk betah berlama-lama menatap layar hand phone atau laptop, karena memang hal tersebut implikasi dari pandemi yang menyebabkan segala aktivitas dialihkan ke sistem digital. Apalagi bagi mahasiswa yang sedang aktif kuliah, mereka terpaksa melihat hand phone atau laptop untuk mengikuti pelajaran setiap harinya. Akibat terlalu lama melihat layar gadged atau laptop, akan menyebabbkan penyakit mata yang disebut Penyakit Mata Digital (compter vision syndrome). Dampak dari penyakit ini menyebabkan mata lelah, sakit kepala, mual dan mata kering.

Ketiga, pelajar merasa kesulitan dalam memahami materi yang dijelasankan oleh pengajar. Banyak pelajar terkendala dalam mencerna materi yang disampaikan pengajar, akibat dari tidak adanya penjelasan yang lebih detail. Memang tidak semua pengajar seperti itu, tapi ada pengajar yang terkadang hanya memberikan materi saja tanpa memberi penjelasan yang lebih komprehensif, hal tersebut berhasil membuat sebagian pelajar kebingungan untuk memahami materi.

Dan yang terakhir, kurangnya kedisiplinan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut menjadi lumrah ketika ada pelajar atau bahkan pengajar terlambat mengikuti saat pembelajaran online. Bagi pelajar hal tersebut menjadi masalah tersendiri, karena akan mempengaruhi kepada pemahaman atas materi yang sedang disampaikan.

Dari kasus yang ditemukan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem daring ini memilki dampak yang cukup berpengaruh bagi pelajar. Kita sebagai pelajar yang tetap menginginkan belajar secara nyaman dan kondusif harus bisa menggunakan gadged ataupun laptop, serta mengatur waktu dimana harusnya bisa belajar secara efektif. [ Mg.Alfian/Dani/SiGMA]