Beranda blog Halaman 11

Mengenal Nellie Bly, Jurnalis Perempuan yang Berani Ungkap Kejahatan Kemanusiaan di Rumah Sakit Jiwa

0

Di penghujung abad ke-19, sistem kesehatan mental di Amerika Serikat dipenuhi oleh tindakan sadis yang tidak manusiawi terhadap pasien. Menurut National Women’s History Museum, banyak orang yang dikirim ke rumah sakit jiwa bukan karena benar-benar mengalami gangguan mental, melainkan akibat faktor kemiskinan, keterbatasan berbahasa, atau sekadar dianggap merepotkan oleh keluarga maupun masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak institusi beroperasi tanpa pengawasan yang memadai, hingga seorang jurnalis muda bernama Nellie Bly mengambil langkah berani untuk mengungkap kenyataan tersebut kepada publik.

Siapakah Nellie Bly?

Nellie Bly lahir pada 5 Mei 1864 dengan nama asli Elizabeth Jane Cochran. Ia dikenal sebagai jurnalis investigatif Amerika yang berani, karena metode pelaporannya yang tidak biasa. Pada masa itu, dunia jurnalistik masih didominasi oleh laki-laki, tetapi Bly membuktikan bahwa perempuan juga mampu melakukan investigasi mendalam dengan risiko yang tak kalah besar.

Karir jurnalistiknya bermula ketika ia menulis surat kepada editor Pittsburgh Dispatch sebagai respons terhadap artikel yang merendahkan perempuan. Editor yang terkesan dengan tulisannya kemudian menawarkan pekerjaan sebagai jurnalis. Setelah mengasah keterampilannya, Bly akhirnya bergabung dengan New York World, surat kabar milik Joseph Pulitzer, yang kelak menjadi tempat ia menjalankan investigasi paling berani dalam sejarah jurnalistik .

Pada tahun 1887, New York World tertarik menyelidiki rumor mengenai perlakuan buruk terhadap pasien di Women’s Lunatic Asylum di Blackwell’s Island, New York. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana mendapatkan informasi langsung tanpa membangkitkan kecurigaan pihak rumah sakit. Oleh karena itu, Bly memutuskan untuk menyamar sebagai perempuan dengan gangguan jiwa. Ia berlatih bertingkah aneh, berbicara gelisah, dan menolak tidur hingga akhirnya pihak berwenang membawanya ke pengadilan. Tanpa investigasi lebih lanjut, seorang dokter menyimpulkan bahwa ia mengalami gangguan mental dan mengirimnya ke rumah sakit jiwa.

Kenyataan Mengerikan di Dalam Rumah Sakit Jiwa

Menurut laporan yang ditulis oleh Library of Congress, saat pertama kali masuk ke rumah sakit jiwa, Bly disambut oleh kondisi yang mengerikan. Ia mendengar jeritan pilu para pasien, mencium bau busuk dari dinding yang lembap, serta merasakan tatapan dingin para perawat yang tidak menunjukkan empati sedikit pun.

Pada hari pertama, ia dipaksa menjalani ritual mandi dengan air dingin yang dituangkan ke tubuhnya tanpa belas kasihan, membuatnya menggigil hebat. Dalam laporannya, Bly menuliskan, “Air yang begitu dingin membuat tubuhku menggigil tak terkendali” (Ten Days in a Mad-House, 1887). Setelah itu, ia dibiarkan dalam keadaan basah dengan mengenakan gaun tipis yang sama sekali tidak mampu melindunginya dari hawa dingin yang menusuk.

Selain kondisi kebersihan yang buruk, makanan yang diberikan juga jauh dari layak. Pasien diberikan semangkuk sup encer yang sudah dingin, roti keras yang sulit dikunyah, dan air minum yang kotor. Beberapa pasien bahkan menolak makan karena makanan tersebut begitu menjijikkan.

Namun, yang paling mengerikan bukan hanya kondisi fasilitasnya, melainkan perlakuan yang diterima para pasien. Para perawat memperlakukan mereka dengan kasar, tanpa peduli apakah mereka benar-benar sakit atau tidak. Bly menyaksikan langsung seorang pasien yang ditarik rambutnya hanya karena menangis terlalu lama, sementara yang lain dipaksa duduk diam berjam-jam tanpa alasan yang jelas. Kekerasan fisik menjadi bagian dari rutinitas, dan siapa pun yang mencoba melawan hanya akan menerima perlakuan yang lebih buruk.

Lebih mencengangkan lagi, tidak semua penghuni rumah sakit jiwa benar-benar mengalami gangguan mental. Ada perempuan-perempuan yang dikurung hanya karena mereka miskin, tidak bisa berbahasa Inggris, atau tidak memiliki keluarga yang bisa menjemput mereka. Sekalipun mereka mencoba meyakinkan bahwa mereka waras, suara mereka tetap tidak didengar.

Selama sepuluh hari berada di dalam rumah sakit jiwa, Bly menyadari bahwa tempat ini bukan sekadar institusi medis, melainkan penjara bagi mereka yang tak berdaya. Ia tahu bahwa dunia luar harus mengetahui apa yang terjadi di balik tembok ini. Jika kebenaran bisa terungkap, mungkin masih ada harapan untuk perubahan.

Keluar dan Mengungkap Kebenaran

Setelah sepuluh hari penuh penderitaan, Nellie Bly akhirnya bisa meninggalkan Women’s Lunatic Asylum. Kepulangannya bukan hanya sekadar kebebasan pribadi, tetapi awal dari misi yang lebih besar—mengungkap kebenaran kepada dunia.

Bly segera menuangkan pengalamannya ke dalam sebuah tulisan investigatif yang dipublikasikan dengan judul ‘Ten Days in a Mad-House’. Laporan ini mengungkap berbagai bentuk penyiksaan, pengabaian, dan kondisi mengenaskan yang ia alami serta saksikan di rumah sakit jiwa tersebut.

Reaksi publik sangat besar setelah laporan tersebut dipublikasikan. Masyarakat Amerika baru menyadari betapa buruknya perlakuan terhadap pasien rumah sakit jiwa. Tekanan publik yang semakin kuat akhirnya mendorong pemerintah untuk melakukan investigasi resmi terhadap Women’s Lunatic Asylum dan beberapa rumah sakit jiwa lainnya. Hasilnya, ditemukan banyak pelanggaran yang sesuai dengan laporan Bly.

Sebagai tanggapan, pemerintah mengalokasikan dana tambahan untuk meningkatkan fasilitas, memperbaiki kondisi sanitasi, serta memastikan pasien mendapatkan perawatan yang lebih layak. Pengawasan terhadap rumah sakit jiwa juga diperketat, dan beberapa kebijakan baru diterapkan untuk melindungi hak-hak pasien.

Lebih dari sekadar reformasi di bidang kesehatan mental, keberanian Bly juga membawa dampak besar dalam dunia jurnalistik. Laporannya menjadi tonggak penting bagi jurnalisme investigatif dan membuktikan bahwa media memiliki kekuatan untuk mengungkap ketidakadilan serta mendorong perubahan nyata dalam masyarakat.

Dengan keberaniannya menyusup ke Women’s Lunatic Asylum, Nellie Bly tidak hanya menyuarakan kebenaran, tetapi juga memberikan harapan bagi mereka yang selama ini terjebak dalam penderitaan yang tidak terlihat oleh khalayak ramai. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak jurnalis di masa depan, membuktikan bahwa dengan tekad dan keberanian, satu suara yang lantang dapat mengguncang sistem dan membawa perubahan nyata.

Penulis : Naila
Editor : Lydia

Polda Banten Bantah Perusakan Pondok Pesantren di Padarincang

0

Serang, lpmsigma.com – Beredar informasi bahwa anggota kepolisian Polda Banten diduga mengacak-acak salah satu pondok pesantren di Padarincang, saat melakukan penangkapan pelaku pembakaran kandang ayam. Menanggapi hal tersebut, Ditreskrimum Polda Banten, Kombes Pol Dian Setyawan, menegaskan bahwa informasi yang beredar terkait isu perusakan pondok pesantren
tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya (10/02).

“Banyak informasi yang simpang siur setelah penangkapan para pelaku, kami pastikan informasi tersebut hoaks,” ujarnya dalam konferensi pers.

Dian menambahkan bahwa dirinya turun langsung ke lokasi dan memastikan bahwa aparat tidak melakukan perusakan. Ia juga mengaku telah mengonfirmasi langsung kepada pemilik pondok pesantren.

“Saya dan tim datang ke lokasi pada dini hari untuk melakukan penangkapan, tidak adanya perusakan pondok, kemudian kami juga langsung klarifikasi dengan pemilik pondok pesantren tersebut,” tambahnya.

Menurut Dian, pihaknya tidak meminta klarifikasi dari para tersangka sebelum penangkapan karena telah memiliki bukti yang cukup kuat. Penangkapan dilakukan berdasarkan laporan dari PT STS yang mengklaim mengalami kerugian hingga Rp. 11 miliar.

“Motif warga melakukan pembakaran masih dalam pendalaman lebih lanjut. Namun, sementara ini penyidik menemukan bahwa mereka tidak senang dengan keberadaan kandang milik PT STS karena bau. Jika status perkara sudah naik ke penyidikan, maka tidak perlu lagi ada undangan klarifikasi karena penyidik telah menemukan alat bukti yang cukup,” jelasnya.

Sementara itu, Kapolresta Serang, AKBP Yudha Satria, menyebutkan bahwa motif para tersangka membakar kandang diduga karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan di sana. Beberapa warga juga ingin hasil peternakan tersebut dapat dibeli dengan harga lebih murah.

“Ketika mereka ingin bekerja di sana tetapi tidak bisa, ada juga keinginan agar hasil peternakan itu dijual dengan harga yang lebih rendah. Kandang memang tidak terlalu jauh dari permukiman, tapi terkait dampak bau, kami belum mendapatkan keterangan resmi dari DLH apakah memang ada polusi udara,” tuturnya.

Para tersangka yang ditangkap antara lain CS, NA, YS, IS, MR, dan AR. Sementara itu, santri yang turut ditangkap adalah DP, FR, SF, US, dan SM. Mereka diduga terlibat dalam penghasutan, pembakaran kandang ayam, serta pengeroyokan terhadap penjaga kandang. Para tersangka dikenakan Pasal 160, 170, dan 187 KUHP dengan ancaman hukuman penjara hingga 12 tahun.

Reporter: Najib

Penolakan Pembangunan Kandang Ayam di Cibetus Berujung Penangkapan 

0

Serang, lpmsigma.com – Puluhan warga Kampung Cibetus, Kecamatan Padarincang lakukan aksi unjuk rasa di Kepolisian Daerah (Polda) Banten atas tindakan terhadap peristiwa penahanan dan penangkapan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh pihak Polda Banten, Senin (10/02).

Aldi, salah satu warga Cibetus menjelaskan bahwa peristiwa ini dimulai dari penolakan pembangunan kandang ayam di sekitar pemukiman warga yang sangat menggangu, ia juga mengatakan andai dari awal penolakan masyarakat diterima hal ini tidak akan pernah terjadi.

“Pembangunan kandang ayam itu sangat menggangu masyarakat. Atas dasar hal itu warga mengajukan penolakan dengan mengikuti prosedur yang ada agar pembangunan kandang ayam tersebut ditutup dan ditolak. Namun, 13 tahun lamanya tak ada bentuk respon dan kepedulian dari pihak aparat negara,” ucapnya.

Aldi juga menambahkan, atas dasar penahanan dan penangkapan yang dianggap sebagai penculikan ini, masyarakat pun dibuat keheranan terkait pihak kepolisian yang menangkap santri, para ustadz dan beberapa warga tanpa konfirmasi serta tidak adanya prosedur yang sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure).

“Sampai saat ini belum diketahui siapa yang melakukan pembakaran, tapi yang jelas penangkapan yang dilakukan Polda Banten tak senonoh dan yang lebih herannya lagi mengapa anak santri yang sedang menimba ilmu ikut di tangkap dengan sangat tidak manusiawi pada dini hari seolah-olah seperti menangkap teroris,” tambah Aldi.

Hal ini pun dikonfirmasi oleh Rijal, salah satu tim Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Rijal mengatakan dari hasil audiensi yang dihadiri oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Banten dan Kabid Humas Polda Banten bahwa sebanyak 11 orang warga yang ditangkap dan 5 orang diantaranya adalah anak dibawah umur.

“Saat ini terkonfirmasi ada 11 orang warga yang ditangkap yang mana diantaranya 5 orang anak-anak dibawah umur dan 6 lainnya adalah orang dewasa,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan harapannya sebagai perwakilan dari masyarakat bahwa mereka meminta keadilan atas kebebasan 11 orang yang ditangkap serta prosedur hukum yang jelas atas penyelesaian peristiwa pembangunan kandang ayam ini.

“Kami meminta 11 orang warga yang ditahan untuk dibebaskan, karena bagaimana pun juga yang dilakukan warga sama sekali tidak ingin melakukan kejahatan dan tidak ingin adanya kekerasan tetapi yang dilakukan warga atas dasar wujud pembelaan hak-hak terhadap dirinya, kami juga meminta agar proses penyelesaian pembangunan kandang ayam tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur hukum,” tegasnya.

Di satu sisi, Rohadi sebagai Tim Advokasi Hukum Untuk Demokrasi (TAHUD) menyatakan bahwa sejak peristiwa penangkapan warga Padarincang ini belum ada pertemuan dan mediasi dengan pihak perusahaan PT. Sinar Ternak Sejahtera.

“Sejauh ini sejak penangkapan warga Cibetus belum ada pertemuan atau mediasi lagi dengan pihak perusahaan, namun janji dari hasil audiensi kami dengan pihak Kapolres Serang Kota akan dipertemukan dengan pihak perusahaan, serta para pemerintah daerah khususnya bupati dan dinas lingkungan hidup,” ungkapnya.

Reporter: Tiara
Editor: Lydia

Unik! Koran di Jepang Bisa Dimakan dan Ditanam

0

Jepang memang tak pernah kehabisan ide inovatif. Tak heran selalu melekat dengan istilah “Japan Living in 2050”. Salah satu buktinya adalah surat kabar yang bisa dibaca, dimakan, bahkan ditanam!

Edisi khusus ini diterbitkan oleh Hokkaido Shimbun dan dibuat dari rumput laut kombu, dengan tinta yang aman dikonsumsi. Koran unik ini dirilis setiap tahun pada Hari Kombu di tanggal 15 November, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang produksi kombu di Hokkaido.

Meski daerah ini adalah penghasil utama kombu di Jepang, konsumsi kombu di kalangan masyarakat setempat justru lebih rendah dibandingkan daerah lain. Lewat Hokkaido Kombu Shimbun, surat kabar ini mengedukasi pembacanya tentang pentingnya kombu, sejarahnya dalam budaya Jepang, serta data produksi dan konsumsinya.

Selain berfungsi sebagai media informasi, koran ini juga bisa diolah menjadi makanan. Setelah dibaca, kertasnya bisa direndam dalam satu liter air selama 10 jam untuk menghasilkan kaldu dashi, yang kaya akan rasa umami dan bisa digunakan dalam berbagai masakan Jepang. Alternatif lainnya, koran ini dapat dicacah kecil-kecil dan ditanam, karena kertasnya mengandung benih yang bisa tumbuh menjadi tanaman.

Tak hanya inovatif, koran ini juga eksklusif. Setiap tahunnya, hanya 100 eksemplar yang dicetak, dan sering kali langsung habis terjual. Hokkaido dikenal sebagai produsen utama kombu di Jepang, dengan metode budidaya yang khas. Penelitian yang diterbitkan di ResearchGate menyebutkan bahwa budidaya kombu di Minamikayabe, Hakodate, memiliki teknik yang berbeda dibandingkan daerah lain di Jepang.

Selain menjadi bahan utama dalam pembuatan kaldu dashi, kombu juga diolah menjadi berbagai makanan khas, seperti Matsumaezuke—acar berbumbu yang terbuat dari campuran kombu, cumi-cumi kering, dan telur ikan herring. Tradisi ini menunjukkan bahwa kombu bukan sekadar bahan makanan, tetapi juga memiliki nilai budaya dan ekonomi yang penting dalam masyarakat Jepang.

Lebih dari itu, penggunaan kombu juga berkaitan erat dengan konsep keberlanjutan. Sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Izumi menjelaskan bahwa bahan alami seperti kombu tidak hanya memberikan rasa khas dalam masakan Jepang, tetapi juga membawa manfaat ekologis dan kesehatan.

Kehadiran Hokkaido Kombu Shimbun membuktikan bahwa media cetak juga bisa berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab, inovasi ini memungkinkan masyarakat menikmati informasi sambil mendukung gaya hidup ramah lingkungan.

Langkah ini tak hanya mempertahankan warisan kombu sebagai bagian dari identitas budaya Jepang, tetapi juga menjadi inspirasi global dalam menciptakan produk yang lebih berkelanjutan dan inovatif.

Penulis : Naila
Editor : Lydia

Julius Caesar : Diktator yang Dijuluki Bapak Pers Dunia

0

Julius Caesar adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Romawi kuno. Sebagai seorang jenderal, politikus, dan diktator, ia memainkan peran penting dalam transformasi Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi yang besar. Meskipun terkenal karena kepemimpinannya yang otoriter, ada aspek yang menarik dari hidupnya yang tidak diketahui banyak orang, yaitu perannya dalam perkembangan dunia pers.

Melansir dari Britannica, sejarah mencatat Julius Caesar lahir pada 13 Juli 100 SM di Roma, dalam keluarga patrician yang tidak terlalu berpengaruh. Namun, melalui kecerdasan, ambisi, dan ketekunannya, ia berhasil mengukir namanya di dunia politik dan militer. Setelah memenangkan beberapa pertempuran besar, terutama dalam Perang Galia, ia menjadi figur yang sangat dihormati dan dihitung dalam kekuatan politik Romawi.

Pada tahun 49 SM, Caesar melintasi Sungai Rubicon dengan pasukannya, suatu langkah yang dianggap sebagai deklarasi perang terhadap Senat Romawi dan rival politiknya. Keputusannya ini mengarah pada perang saudara yang akhirnya mengakhiri Republik Romawi dan memulai era Kekaisaran. Pada 46 SM, Caesar diangkat sebagai diktator seumur hidup, sebuah jabatan yang memusatkan hampir seluruh kekuasaan politik pada dirinya.

Selain warisan militernya, Julius Caesar dikenal juga karena inovasinya dalam dunia komunikasi dan pers. Salah satu kontribusi penting Caesar adalah penerbitan Acta Diurna, yang sering dianggap sebagai bentuk awal dari surat kabar modern.

Menurut jurnal “Sejarah Jurnalistik” karya ASM Romli menjelaskan, Acta Diurna adalah catatan harian yang diterbitkan di Roma yang berisi informasi tentang kegiatan pemerintah, keputusan hukum, dan perkembangan penting lainnya. Walaupun terbit secara manual, catatan ini menyediakan saluran komunikasi yang memungkinkan rakyat Romawi memperoleh informasi yang ditempelkan pada dinding majalah yang disebut “Forum Romanum” atau Stadion Romawi.

Saat berkuasa, Julius Caesar memerintahkan pembuatan Acta Diurna untuk memastikan kontrol atas informasi yang beredar di masyarakat. Meskipun lebih bersifat resmi dan kontrolatif, Acta Diurna memberi pengaruh besar pada perkembangan media massa di kemudian hari. Ini menjadikannya salah satu pionir dalam dunia pers, sebuah peran yang membawa Caesar dengan julukan “Bapak Pers Dunia”.

Salah satu contoh tulisan yang menyoroti kontribusi Caesar terhadap pers modern dapat ditemukan dalam buku “A Manual of Roman Private Law,” Karya W.W Buckland. Buckland menjelaskan bahwa penerbitan Acta Diurna di bawah otoritas Caesar memberikan bukti bahwa penguasa pada masa itu menyadari pentingnya kontrol atas informasi untuk memelihara stabilitas politik dan sosial.

Meskipun masa kepemimpinan Caesar hanya berlangsung singkat, ia dibunuh pada 15 Maret 44 SM oleh sekelompok senator yang khawatir dengan ambisi warisannya bertahan lama, baik dalam bentuk Kekaisaran Romawi yang berkembang pesat, maupun dalam sumbangsihnya terhadap perkembangan media informasi. Acta Diurna menjadi cikal bakal dari surat kabar dan media massa modern yang kini sangat integral dengan kehidupan kita sehari-hari.

Meskipun kepemimpinannya yang otoriter dan kontroversial, Julius Caesar berhasil membuka jalan bagi pemahaman baru, tentang bagaimana kekuasaan dapat mempengaruhi arus informasi, dan bagaimana media dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat kontrol pemerintah. Sumbangannya ini menunjukkan bahwa dalam kekuasaan yang absolut, ada kebutuhan untuk berbagi informasi dengan masyarakat, sebuah prinsip yang tetap relevan dalam dunia pers modern.

Julius Caesar bukan hanya dikenang sebagai jenderal militer dan diktator, tetapi juga sebagai tokoh yang berperan dalam revolusi dunia pers. Lewat Acta Diurna, ia menciptakan landasan awal bagi perkembangan media yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Meskipun tujuannya yang berkaitan dengan kekuasaan dan kontrol, peranannya dalam sejarah pers tidak bisa dipandang sebelah mata.

Penulis : Frida
Editor : Lydia

KPUM-U Tetapkan Hasil PUM 2025

0

Serang, Lpmsigma.com – Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Universitas (KPUM-U) secara resmi menetapkan hasil Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) 2025. Penetapan ini mencakup Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas maupun Fakultas, Senat Mahasiswa (SEMA) Universitas maupun Fakultas, serta Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS). Acara berlangsung di Aula Rektorat lantai 3 Kampus 1 UIN SMH Banten, Selasa (04/02).

Awaluddin, selaku perwakilan KPUM-U, menyampaikan bahwa setelah melalui proses panjang, akhirnya pemilu mencapai tahap penetapan para kandidat terpilih. Ia juga menilai bahwa pelaksanaan PUM secara daring tahun ini lebih kondusif dibandingkan dengan pemilu luring sebelumnya.

“Alhamdulillah, sekarang tiba pada proses penetapan calon terpilih. Meskipun dalam PUM daring ini gesekan antar kandidat masih ada, tetapi tetap lebih kondusif dibandingkan PUM luring,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan agenda pemilu kampus ini. Ia mengapresiasi kerja keras Ketua KPU-F beserta jajarannya, Ketua Bawaslu dan timnya, serta seluruh anggota KPU Universitas yang terus mendampingi jalannya pemilu hingga selesai.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian, mulai dari Ketua Bawaslu Universitas, Ketua KPU dan Bawaslu Fakultas, yang telah membersamai dan menyukseskan PUM tahun ini,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Muhamad Sahid, salah satu kandidat Wakil Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah (DEMA-F), mengungkapkan rasa syukur atas kemenangannya.

“Saya bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan jalan hingga saya terpilih sebagai Wakil Ketua DEMA-F Syariah. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung saya dalam PUM kemarin,” katanya.

Ia juga menyampaikan harapannya agar organisasi internal kampus tetap aktif dan tidak mengalami kemunduran. Menurutnya, pada tahun sebelumnya, beberapa organisasi dianggap tidak berjalan dengan baik, baik karena kepemimpinan yang kurang optimal maupun program kerja yang tidak terlaksana.

“Harapannya tentu organisasi yang saya emban, terutama organisasi internal, tidak mati. Semoga kepemimpinan yang saya jalankan, maupun yang dipegang oleh rekan-rekan saya di tingkat fakultas lainnya, bisa meningkatkan kinerja organisasi internal agar lebih baik lagi,” tutupnya.

Reporter: Davina
Editor: Lydia

Perbandingan Jumlah DPT dengan Jumlah Mahasiswa yang Telah Verifikasi Data

0

Tim riset Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM SiGMA mendapatkan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) dengan jumlah yang berbeda-beda pada tiap fakultas. Dengan adanya data tersebut, tim Litbang LPM SiGMA akan membandingkan jumlah DPT dengan jumlah mahasiswa yang telah melakukan verifikasi data.

Fakultas dengan jumlah DPT terbanyak adalah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) sebesar 3.081, diikuti oleh Fakultas Syariah 2.129, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) 2.022, Fakuktas Ushuluddin dan Adab (FUDA) 1.896, Fakultas Dakwah (FADA) 1.801 terakhir Fakultas Sains dan Teknologi, dengan jumlah DPT paling sedikit yaitu 626.

Dari jumlah DPT pada tiap fakultas, menunjukkan bahwa, akun yang telah melakukan verifikasi mengalami penurunan secara drastis. FTK semula yang tercantum di DPT 3.081 namun yang melakukan verifikasi cuma 1.494 mengalami penurunan sekitar 48.49%, kemudian Fakultas Syariah, dari 2.129 yang tercantum di DPT cuma 911 yang melakukan verifikasi hal ini mengalami penurunan sekitar 42.79%, selanjutnya FADA dari 1.801 yang melakukan verifikasi sebanyak 731 cenderung menurun sekitar 40.59%, sementara FEBI dari 2.022 cuma 640 yang melakukan verifikasi hal ini mengalami penurunan 31.65%, kemudian FUDA dari 1.896 yang melakukan verifikasi berjumlah 587 hal ini mengalami penurunan sekitar 30.96% dan terakhir Fakultas Sainstek, dengan jumlah DPT sekitar 626 namun yang melakukan verifikasi sekitar 102, hal ini mengalami penurunan sekitar 16.29%.

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa jumlah akun yang terverifikasi di setiap fakultas mengalami penurunan cukup drastis, semuanya berada dibawah 50% dari jumlah DPT. Data ini menunjukkan bahwa lebih banyak yang belum verifikasi dibanding yang sudah verifikasi pada setiap fakultas, sehingga diperlukan nya upaya lebih lanjut untuk meningkatkan jumlah akun yang melakukan verifikasi.

Pembayaran UKT Diperpanjang 

0

Serang, lpmsigma.com – Pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk semester genap diperpanjang. Semula, batas akhir pembayaran ditetapkan pada 31 Januari, namun kini diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan, Kamis (30/1).

Subhan, Wakil Rektor II (Warek II), membenarkan adanya perpanjangan pembayaran UKT pada semester ini.

“Iya, akan ada perpanjangan. Nanti kami buatkan surat perpanjangannya,” ujarnya saat diwawancarai kru LPM SiGMA via WhatsApp.

Namun, hingga berita ini diterbitkan, belum ada jawaban lebih lanjut dari Warek II mengenai batas akhir perpanjangan tersebut.

Leonita, salah satu mahasiswa Fakultas Syari’ah, menyambut baik kebijakan ini. Menurutnya, masih banyak mahasiswa yang belum membayar UKT karena mengalami kendala saat proses pembayaran di bank.

“Alhamdulillah kalau ada perpanjangan pembayaran UKT, soalnya masih banyak mahasiswa yang belum bayar, dan di bank pun sedang ada kendala,” tuturnya.

Ia juga berharap perpanjangan ini bisa berlangsung selama satu hingga dua minggu ke depan.

“Iya, semoga diperpanjang sampai satu atau dua minggu ke depan,” tutupnya.

Reporter: Enjat

Tradisi Unik Perayaan Tahun Baru Imlek di Dunia

0

Perayaan Tahun Baru Imlek atau yang dikenal dengan sebutan “Chinese New Year” adalah salah satu perayaan yang paling dinanti oleh komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Selain perayaan besar penuh kemeriahan, Perayaan Tahun Baru Imlek juga bukan hanya sekedar berkumpul bersama keluarga, perayaan ini pun di hiasi dengan berbagai tradisi unik yang tidak hanya menjadi simbol harapan akan kemakmuran dan kebahagiaan, tetapi juga menunjukan keberagaman budaya.

Tahun Baru Imlek dapat berpindah-pindah dalam kalender lunar / kalender Tionghoa. Tahun Baru Imlek merupakan aspek penting dalam tradisi Tionghoa, serta kalimat yang sering diucapkan saat Perayaan Tahun Baru Imlek adalah “Gongxi Facai”.

Tradisi dalam perayaan Imlek mencerminkan nilai-nilai budaya serta harapan untuk kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru. Setiap tradisi memiliki simbol tertentu yang terkait dengan keberuntungan, kesehatan, kemakmuran dan penghindaran dari nasib buruk.

Dalam jurnal yang berjudul “Makna dan Fungsi Perayaan Tahun Baru Imlek di Kelenteng Bio Hok Tek Tjeng Sin Jakarta” karya Kesia Tamaria dan Wandayani Goeyardi, menjelaskan bahwa makna dan perayaan tahun baru imlek diantaranya adalah membersihkan kelenteng atau rumah, sembahyang kepada leluhur, menggelar pertunjukan barongsai dan masih banyak lagi. Berikut ini tradisi unik dari perayaan imlek:

1. Memberikan Angpao

Angpao merah berisi uang diberikan kepada anak-anak dan orang yang belum menikah sebagai simbol keberuntungan dan doa untuk masa depan yang baik.

2. Penghormatan kepada Leluhur

Sebagian besar komunitas Tionghoa, sembahyang kepada leluhur adalah tradisi penting selama Imlek. Ritual ini mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih kepada nenek moyang, serta doa agar mereka diberkahi dan dilindungi.

3. Menyapu Rumah untuk Pembersihan Energi Buruk

Di beberapa negara, seperti Tiongkok dan Vietnam, pembersihan rumah sebelum perayaan Imlek merupakan tradisi yang sangat penting. Tradisi ini bertujuan untuk mengusir energi buruk dan menyambut datangnya energi positif untuk tahun yang baru.

4. Menggunakan Warna Merah

Selama perayaan Imlek, warna merah mendominasi dekorasi rumah, pakaian, dan peralatan. Warna merah dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa. Merah juga dipercaya dapat mengusir roh jahat dan melindungi rumah dari nasib buruk.

5. Menyalakan Kembang Api dan Petasan

Kembang api dan petasan adalah bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Imlek, terutama di Tiongkok dan negara-negara dengan komunitas Tionghoa terbesar. Suara keras yang ditimbulkan oleh kembang api dan petasan dipercaya dapat mengusir roh jahat dan menghindarkan keluarga dari nasib buruk.

6. Pertunjukan Barongsai

Barongsai atau tarian singa menjadi salah satu tradisi yang sangat dinanti di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tarian singa ini dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.

Secara keseluruhan, tradisi-tradisi unik dalam perayaan Imlek mencerminkan harapan dan doa masyarakat Tionghoa untuk kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru. Setiap tradisi, baik itu makanan, warna, atau upacara, mengandung simbol yang mendalam tentang keberuntungan, kebahagiaan, dan keharmonisan dalam keluarga dan masyarakat. Tradisi ini tidak hanya memperkaya budaya, tetapi juga menjadi cara untuk merayakan kehidupan bersama orang-orang terdekat dan mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi berikutnya.

Penulis : Ayunda
Editor : Lydia

Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) 2025 Menuai Kekecewaan dari Sebagian Mahasiswa yang Gagal Terverifikasi oleh KPUM-F

0

Serang, lpmsigma.com – Pemilihan Umum Mahasiswa (PUM) 2025 yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi SIPUMA belum berjalan efektif. Terlihat dari masih banyaknya mahasiswa yang merupakan bagian dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) gagal untuk mengakses aplikasi akibat dari akun yang tak terverifikasi.

Farid, salah satu Mahasiswa Fakultas Saintek mengaku bahwa akunnya ditangguhkan setelah berkas yang diunggah tidak dapat terdeteksi oleh pihak Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas (KPUM-F). Hal tersebut disayangkan karena tidak seperti yang dijelaskan saat launching aplikasi sebelumnya.

“Seharusnya KPUM-F tidak menangguhkan akun ketika terjadi kesalahan pada berkas yang tidak terbaca, melainkan dengan menolaknya agar dapat diperbaiki dan diverifikasi kembali seperti apa yang telah disampaikan oleh SEMA-U saat launching aplikasi”, jelasnya saat diwawancara via telepon.

Selain itu, Ia pun menganggap tindakan KPUM-F sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam melakukan verifikasi akun terlalu egosentris dan kurang memperhatikan kepentingan mahasiswa umum sebagai yang memiliki hak suara. Serta mengharapkan untuk transparansi yang lebih untuk kedepannya.

“KPUM-F semestinya tidak menuruti sikap egosentris dan lebih mengutamakan kepentingan bersama mahasiswa yang menjadi bagian dari yang menyampaikan suara”, lanjutnya.

Di lain sisi, Alviandra, Ketua KPUM FTK, menjelaskan kendala banyaknya mahasiswa ditolak dalam verifikasi pemberkasannya oleh KPU F.

“Karena banyaknya mahasiswa tidak memberikan data yang sesuai, sehingga akun tersebut ditolak,” ucapnya.

Ia menambahkan, mengenai akun yang hanya berstatus menunggu verifikasi terjadi karena sudah melewati masa yang sudah ada pada timeline yang dilayangkan KPUM-U.

“Adapun banyaknya mahasiswa yang masih menunggu verifikasi dalam aplikasi SIPUMA, dikarenakan sudah melewati waktu pengumpulan berkas yang sudah ditentukan oleh KPUM-U,” tambahnya.

Reporter : Andika
Editor : Naila